JAZZ GUNUNG 2011 “LEBIH ASYIK LEBIH SEGAR”

Juli 09, 2011

Setelah 2 tahun sukses menggelar acara Jazz di Gunung Bromo, kini Jazz Gunung kembali dihelat di tahun 2011. Sebagai perbandingan, dua festival jazz di Indonesia seperti Jak Jazz dan Java Jazz diadakan di ibu kota Jakarta dengan lansekap kultur masyarakat urban. Pada tanggal 9 Juli 2011 mendatang pukul 14.00-20.00, bersiaplah menyambut perhelatan musik jazz yang diberi nama Jazz Gunung. Jazz Gunung adalah konsep paling unik dalam perhelatan jazz yang pernah ada di Indonesia, dan mungkin juga di dunia. Perhelatan musik ini akan diadakan di Java Banana – Bromo, Wonotoro, Sukapura di Probolinggo, Jawa Timur. Java Banana Bromo berada kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut dengan nuansa pengunungan tropis bertemperatur berkisar antara 14 – 18°C pada siang hari dan 6 – 10°C pada malam hari.

Perhelatan jazz gunung ini akan diramaikan oleh sederet musisi jazz yang sudah melanglang buana di dunia musik jazz selama bertahun-tahun, nama-nama besar tersebut antara lain: Tohpati Ethnomission, Glenn Fredly, Kua Etnika feat Trie Utami, Maya Hasan, Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa dan Madura Percussion.

Seperti sebuah ritual, kesenian tradisi Jathilan - Reog akan mengawali pertunjukan dalam Jazz Gunung tahun ini. Pergelaran juga akan menarik dengan dibarenginya pembukaan pameran patung dari pematung perempuan senior Indonesia, Dolorosa Sinaga. Pameran patung dengan tema 'Nature, Art & Symphony' ini akan dilangsungkan di area yang sama dengan Jazz Gunung sampai Desember 2011.

Alam Bromo dan Pegunungan Tengger dengan segenap warga dan tradisi di sekitarnya menjadi spirit utama yang menaungi pemusik dan pengunjung. Angin, udara sejuk, hawa segar, aroma rumput, embun, awan, langit biru, satwa, dan tentu saja Gunung Bromo, menjadi bagian tak terpisahkan dari presentasi seniman. Mereka menjadi bagian dari musik itu sendiri. Alam menjadi orkestrasi indah. Ini merupakan totalitas jazz dan alam. Jazz Gunung adalah jazz yang meruang. Jazz Gunung bukan jazz yang terkurung dalam sekat fisik atau berupa megahnya gedung. Bromo dengan demikian menjadi pemain jazz maha agung.

Pengunjung tidak saja mendapat pengalaman auditif dari musik, akan tetapi lebih jauh mereka mengenal secara lebih intens alam Bromo. Memori auditif dan pengalaman visual itu diharapkan menjadi penyadaran untuk mencintai alam, memelihara dan menjaga Bromo. Pada gilirannya langkah-langkah itu akan mengundang lebih banyak orang untuk datang ke Bromo dan kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.

Untuk informasi lebih lengkap silakan kunjungi website resmi Jazz Gunung di http://www.jazzgunung.com/

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.