KLENTENG SAM POO KONG
KLENTENG SAM POO KONG
Kisah Laksamana Cheng Ho bagi warga Semarang Jawa Tengah seolah tidak ada habisnya. Kenangan akan hadirnya Cheng Ho sampai saat ini masih dapat dirasakan di saat Anda berkunjung ke Klenteng yang terletak di kawasan Simongan, Semarang Barat. Klenteng ini lebih dikenal dengan nama Klenteng Sam Poo Kong atau Klenteng Gedong Batu. Bangunannya seluas 1.020 meter persegi dan didominasi warna merah sangat megah, terlebih dengan banyaknya kepulan asap dupa dan bau hio, membuat Anda seakan di China. Dari berbagai sudut maka Anda akan mandapati penganut Budha, Konghucu, maupun Tao yang berdoa di tempat itu. Bangunan berarsitektur Cina ini belakangan juga menjadi tujuan bagi wisatawan minat khusus keagamaan.
Di klenteng ini Anda akan melihat patung raksasa Laksamana Cheng Ho setinggi 10,7 meter berbahan perunggu dengan berat sekitar 3,7 ton akan menjadi ikon pariwisata provinsi Semarang.
Klenteng sendiri adalah sebutan untuk bangunan peribadatan umat Tridharma yang terdiri dari penganut agama Budha, Kong hu cu dan Taoisme. Meski pada perkembangannya tiap-tiap agama tersebut memiliki bangunan peribadatan masing-masing, umumnya orang Indonesia lebih mengenal nama Klenteng. Klenteng Sam Poo Kong di Semarang sangatlah unik karena memiliki nilai sejarah yang berhubungan dengan Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut Muslim dari Cina yang terkenal dengan perjalanan muhibahnya ke berbagai penjuru dunia dengan membawa misi damai. Keunikan lainnya adalah pengguna Klenteng Sam Poo Kong ini tidak hanya umat Tridharma saja melainkan hampir semua umat beragama.
Bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan type klenteng yang ada di Pecinan, klenteng ini tidak memiliki serambi atau balai gerbang yang terpisah, di bagian tengahnya terdapat ruang pemujaan Sam Po.
Menurut cerita, saat Laksamana Cheng Ho berlayar melewati Laut Jawa ada seorang awak kapalnya yang sakit yaitu Wang Jinghong atau nama lainnya Dampo Awang atau Kiai Jurumudi Dampo Awang. Cheng Ho memerintahkan membuang sauh, kemudian merapat ke pantai utara Semarang dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi Klenteng. Bangunan itu sekarang berada di tengah kota Semarang diakibatkan Pantai Utara Jawa selalu mangalami pendangkalan karena sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas ke arah utara.
Saat mendarat di Pelabuhan Simongan (Kali Semarang sekarang), Cheng Ho memerintahkan mendirikan masjid dan klenteng. Sekarang menjadi Klenteng Gedong Batu. Ketika sampai di darat Cheng Ho menemukan sebuah gua batu yang akhirnya digunakan bersemedi dan bersembayang. Karena merasa nyaman di daerah tersebut, ia memutuskan untuk beberapa waktu beristirahat di tempat tersebut. Selama menetap dia mengajarkan penduduk bersawah dan berladang. Kemudian ia melanjutkan pelayarannya, tetapi banyak awak kapal yang menikah dengan penduduk setempat dan menetap di daerah Simongan sehingga sampai sekarang di daerah Simongan banyak dihuni oleh keturunan Tiongkok. Untuk mengenang jasa-jasa Laksamana Cheng Ho, penduduk setempat membangun sebuah Klenteng di sekitar gua Batu tempat semedi Laksamana Cheng Ho tersebut.
Klenteng Sam Poo Kong merupakan Klenteng Agung agama Budha. Terletak di Gedong Batu, Simongan, Semarang. Disebut Gedong Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Karena kaburnya sejarah, orang Indonesia keturunan China menganggap bangunan itu adalah sebuah Klenteng karena bentuknya berarsitektur China sehingga mirip sebuah Klenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat pemujaan, bersembahyang, serta tempat berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakkan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Awalnya di tempat ini hanyalah berupa gua yang di dalamnya terdapat sebuah altar yang digunakan bersama oleh Cheng Ho yang Muslim sebagai tempat shalat dan pengikutnya yang beragama lain. Saat Cheng Ho melanjutkan perjalanannya, gua tersebut tertimbun tanah longsor pada 1704 dan sebagai penghormatan terhadap Cheng Ho, masyarakat setempat menggali kembali serta membangun altar yang dilengkapi dengan patung Cheng Ho beserta pengawalnya. Gua ini biasa digunakan sebagai tempat meramal nasib yaitu dengan menggunakan tongkat-tongkat kecil yang bertuliskan angka.
Klenteng Sam Poo Kong dipengaruhi oleh dua jenis kebudayaan abad ke-14, yaitu kebudayaan Cina sebagai sumber dari nilai-nilai keagamaan dan tata cara prosesi sembahyang yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho dan masyarakat Tiong hoa yang tinggal dan menetap di daerah Pulau Tirang (nama kota Semarang pada waktu itu) serta kebudayaan lokal Jawa pedalaman yang berpengaruh pada bentuk fisik bangunan Klenteng.
Komplek Sam Poo Kong dipercaya sudah berdiri sejak abad ke-15, setelah kedatangan Sam Po Tay Djien (Cheng Ho) di Jawa dengan mengemban misi menjamin persahabatan. Pendaratan tersebut dilakukan di Simongan. Pada Oktober 1724 diadakan upacara besar-besaran sebagai ungkapan terima kasih kepada Cheng Ho yang telah melindungi penduduk dari mara bahaya, sekaligus memperingati pendaratannya. Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan bahwa gua yang dipercaya sebagai tempat tinggal Sam Po dulu runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan di dalamnya ditempatkan Sam Po dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan tahun 1724 tersebut telah ditambahkan bangunan emperan di depan gua. Perbaikan pertama disusul oleh perbaikan kedua pada tahun 1879 yang diprakarsai dan dibiayai oleh hartawan Oei Tjie Sien (ayah Oie Tiong Ham) yang telah mengambil alih pemilikan kawasan tersebut dari Hoo Yam Loo, pemegang pakta madat yang merugi. Tidak begitu jelas apa saja yang ditambahkan pada pemugaran kedua ini, hanya setelah selesai maka komplek tersebut dibuka untuk umum. Pada tahun 1937 atas prakarsa Lie Hoo Soen komplek Sam Po dipugar kembali. Kemudian diadakan beberapa penambahan, yaitu gapura, taman suci dan selasar (Pat Sian Loh) yang menghubungkan Klenteng Sam Po dengan makam Kyai Jurumudi.
KULINER
Semarang kaya dengan beragam makanan yang sanggup memanjakan lidah Anda. Di berbagai sudut kota terdapat tempat makan dari tradisional hingga resto berkelas. Makanan yang berasal dari Semarang memiliki kesamaan, yakni hampir semuanya memiliki rasa manis. Rasa manis itulah yang membuat orang Semarang maupun pengunjung dari luar Semarang merasa kangen dengan makanan khas Semarang tersebut. Sebelumnya Anda perlu mengenal beberapa jenis makanan khas Semarang berikut ini.Lumpia Lumpia terbuat dari rebung yang dibungkus dengan lembaran tepung, disajikan digoreng lebih dahulu atau tanpa digoreng. Lumpia selain berisi rebung dapat diisi dengan daging ayam atau sapi yang dirajang kecil-kecil, juga dapat disajikan dengan saos. Sebagai oleh-oleh, makanan yang hanya dapat bertahan selama 1 hari ini, dapat dibeli di sepanjang Jalan Pandanaran, Jl. Pemuda di depan Pasar Raya Sri Ratu atau sepanjang Jalan MT. Haryono.Bandeng Presto adalah ikan bandeng yang dimasak dengan panci bertekanan tinggi biasanya disebut presto. Cara ini dilakukan untuk membuat duri ikan bandeng tersebut menjadi lunak sehingga enak untuk dimakan. Tempat penjualan banding presto ini juga menyediakan yang dipepes, otak-otak, dipanggang ataupun digoreng kremes. Untuk bandeng presto biasa cara memasaknya cukup digoreng dengan memakai minyak panas. Bandeng dengan kondisi ini dapat disimpan dalam lemari pendingin dalam waktu yang cukup lama. Makanan ini dapat diperoleh di pusat jajan tradisional di sepanjang Jalan Pandanaran.Tahu Pong Tahu Pong merupakan satu jenis tahu yang bagian luarnya digoreng kering sedang bagian dalamnya berongga. Makanan yang nikmat disantap pada saat panas ini dapat diperoleh di sekitar Jalan Gadjah Mada dan Jalan Depok.Ganjel Rel Roti berwarna coklat di atasnya dilapisi wijen rasanya manis, merupakan makanan khas Kota Semarang yang popular di masa lalu. Dinamakan ganjel ril karena bentuknya yang besar. Dapat di peroleh di toko roti HO Jalan KH.Wahid Hasyim.Wingko Babat Berasal dari kota Babat, Jawa Timur, makanan yang terbuat dari bahan kelapa dan beras ketan kemudian menjadi makanan khas andalan Semarang. Seiring dengan perkembangan zaman wingko diberi cita rasa yang lebih beraneka ragam seperti coklat, durian, nangka dan lain-lain. Makanan ini dapat dibeli di pusat jajanan tradisional di Jalan Pandanaran, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan pusat penjualan Wingko Babat di Jalan Cendrawasih.Wedang Tahu Wedang tahu adalah sejenis minuman yang beraroma jahe dan berisi sari tahu. Minuman khas yang bisa menghangatkan tubuh ini bisa diperoleh di sekitar Jalan Jagalan tepatnya di belakang Kelurahan Jagalan.Berikut ini beberapa tempat yang dapat Anda kunjungi untuk mencicipi kuliner khas Semarang.• Alcatraz GrillJalan Rinjani No.9Semarang Selatan/Gajah Mungkur• Godong Salam SeafoodJalan Tri Lomba Juang No. 4 Semarang 50243Telepon: 841 9771• Bakoel DesaJalan Plampitan No.64, KrangganSemarang Tengah/Semarang TengahTelepon: 3542603, 3519150,• Ben Tuman SteakJalan Taman Beringin No.3Semarang Tengah/Semarang TengahTelepon: 3568500• Brux The BistroJalan Rinjani No.11Semarang Selatan/Gajah MungkurTelepon: 8315127, 70303569, 70712269• Danti Restaurant Bakery & Ice CreamJalan Pandanaran No.43Semarang Tengah/Semarang TengahTelepon: 8313088• De Joglo RestoJalan Gombel Lama No.32Semarang Selatan/BanyumanikTelepon: 7463100• Diamond Of Shanghai RestaurantJalan Karanganyar, Ruko Karanganyar No.29 B-C SemarangSemarang Tengah/Semarang TengahTelepon: 3583896• Diwang RestoranJalan Letjen S ParmanSemarang Selatan/Gajah MungkurTelepon: 8500969• Entertaintment PlazaJalan Gajah Mada No.19-26 Plaza Gajah Mada Blok B LtSemarang Tengah/Semarang TengahTelepon: 8452293• Gama Candi RestoJalan Sultan Agung No.105Semarang Selatan/Gajah MungkurTelepon: 8501616• Gang-Gang SulaiJalan Diponegoro No. 27Semarang Selatan/Gajah MungkurTelepon: 8315398, 7475424• Gombel PanoramaJalan Dr.SetiabudiSemarang Selatan/BanyumanikTelepon: 7466888
BERBELANJA
Di aula klengteng ini terdapat toko yang menjual hio, lilin besar, minuman dingin dan tentunya suvenir. Apabila Anda ingin berkeliling kota maka untuk membeli makanan dan oleh–oleh khas Semarang bisa datang di sepanjang Jalan Pandanaran, Jalan Gajah Mada, Pemuda, dan Mataram. Di tempat tersebut tersedia bandeng duri lunak, wingkobabat, lumpia, otak-otak, moci, cinderamata dan aneka jajan lainnya.
AKOMODASI
Ada banyak pilihan dapat Anda tentukan untuk menginap saat mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong atau Klenteng Gedhong Batu, di antaranya berikut ini. Untuk hotel berbintang silakan klik Cari Hotel.Hotel Melati• Ayu Jalan Pudak Payung No 25 Semarang Telepon: 024-7474980• Arjuna Jalan Imam Bonjol No 51 Semarang Telepon: 024-3541649• Blambangan Jalan Pemuda No 23 Semarang Telepon: 024-3541649• Bojong Jalan Pemuda No 8 Semarang Telepon: 024-3546240• Dirgantara Jalan Siliwangi No 30 Semarang Telepon: 024-7604421• Handayani I Jalan Sriwijaya No 30 Semarang Telepon: 024-8315756• Handayani II Jalan Terboyo No 2 Semarang• Hanoman Indah Jalan Hanoman Raya No 31 Semarang Telepon: 024-7600444• Jaya Jalan MT Haryono 85-87 Semarang Telepon: 024-3543604• Johar Jalan Empu Tantular No 1 Semarang Telepon: 024-3548585• Pendowo Inn Jalan Pramuka No 62 Pudak Payung Semarang Telepon: 024-7475108• Raden Patah Jalan Letjend Suprapto 48 Semarang Telepon: 024-3511328• Singapore Jalan Imam Bonjol No 12 Semarang Telepon: 024-8413454• Singosari Jalan Singosari Raya No 81 A Semarang Telepon: 024-8413454• Tentrem Ayem Jalan Erlangga Raya No 23 Semarang Telepon: 024-8313451• Wisma Hasanah Jalan Setiabudi No 122 Semarang Telepon: 024-7473200• Asia Afrika Jalan Perdamaian No 6 Semarang• Bahagia Jalan Pemuda No 16-18 Semarang Telepon: 024-3548850• Bhakti Jalan Suroyudan No 1 Semarang Telepon: 0243550895• Dagang Jalan Suroyudan No 46 Semarang• Damai Jalan Kauman Glondong No 354 Semarang• Fastabiq Jalan Teuku Umar No 25 C Semarang Telepon: 024-8315625• GKPRI Jalan A Yani No 153 Semarang Telepon: 024-8311590• Graha Wira Karya Jalan Ngresep Timur V/36 Semarang Telepon: 024-7470203• Kudus Jalan Imam Bonjol No 89 Semarang• Laris Jalan Layur No 52 Semarang Telepon: 024-3551871• Martanova Jalan Gendingan No 11 Semarang Telepon: 024-3517512• Mayangkara Jalan Siliwangi No 508 Semarang Telepon: 024-7607040• Mayar Jalan Suroyudan No 52 Semarang Telepon: 0243540779• Muslimin Jalan Bangun Harjo No 58 Semarang Telepon: 024-3545623• Patimura Jalan Patimura No 20-22 Semarang Telepon: 024-3551343,3542047• Permata Jalan Singosari XII/I Semarang Telepon: 024-8316395• Poncol Jalan Imam Bonjol No 60 Semarang• Purnama Jalan Bangun Harjo No 96 Semarang• Sahara Jalan Alun-alun Selatan No 14 Semarang Telepon: 024-3514490,3544920• Semarang Jalan Alun-alun Selatan No 12 Semarang Telepon: 024-3516713• Setiabudi Jalan Setiabudi no 146 Semarang Telepon: 024-7475681,7470538• Sinar Jalan Pandansari VI/397 Semarang Telepon: 0243548585• Surya Kencana Jalan Durian No 76 Semarang• Taman Lele Jalan Raya Walisongo Km 10 Semarang Telepon: 024-8664094• Tanjung Jalan Tanjung No 9-11 Semarang Telepon: 024-3542612,3542816• Tentrem Jalan Kauman No 6 Semarang Telepon: 024-8351372,3551373• Adem Ayem Jalan Sriwijaya 31-33 Semarang Telepon: 024-8313051• Djelita Jalan MT Haryono 32-36 Semarang Telepon: 024-3543891• Elizzabeth Sultan Agung No 1 Semarang Telepon: 024-8413501• Indra Prasta Jalan Indra Prasta 112-114 Semarang Telepon: 024-3512550• Kesambi Hijau Jalan Kesambi No 7 Semarang Telepon: 024-8312528• Merbabu Jalan Pemuda No 122-124 Semarang Telepon: 024-3547411• Nendra Yakti Jalan Gg Pingir No 68 Semarang Telepon: 024-3544202, 35442538• Oewa Asia Jalan Kolonel Sugiono No 12 Semarang Telepon: 024-3542547• Rahayu Jalan Imam Bonjol No 35-37 Telepon: 024-3542532• Srikandi Jalan Dr Wahidin No 195 Semarang Telepon: 024-8311969• Sriwijaya Jalan Sriwijaya No 61 Semarang Telepon: 024-8445456• Surya Jalan Imam Bonjol no 28 Semarang Telepon: 024-3540355,3544250• Tanjung Mas Jaya Jalan Usnan Janatin no 7 Semarang Telepon: 024-3553533,3515391• Tugu Indah Jalan Raya Walisongo No 3 Semarang Telepon: 024-7600421
KEGIATAN
Klenteng Gedong Batu atau Sam Po Kong adalah sebuah petilasan dari tempat persinggahan dan pendaratan pertama Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam. Klenteng ini dipengaruhi kebudayaan lokal Jawa dan agama Islam dalam elemen-elemen fisik pembentuk Klenteng pada elemen fisik pembentuk bangunan yang meliputi lantai, dinding, elemen struktur balok dan kolom, langit-langit, jendela, pintu, tangga, ragam hias, penataan furnitur, orientasi dan organisasi ruang. Klenteng Sam Poo Kong memiliki nilai elemen estetis, makna simbolis dan fungsi utiliter pragmatis yang dipengaruhi oleh material, teknik dan alat serta orang-orang yang membangunnya.
Komplek Klenteng Sam Po Kong Gedong batu terdiri atas sejumlah anjungan. Bangunan pemujaan utama ialah Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong (tempat pemujaan Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting di antara semuanya , dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan di komplek tersebut. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan dan dibangun sebagai duplikat tempat yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Cheng Ho) yang telah roboh.
Di area klenteng ini ada beberapa bangunan indah dan Anda dapat berfoto-foto di sini. Saat Anda masuk, ada gerbang Utara yang bertuliskan Sam Poo Kong dalam tulisan latin bila di baca dari arah luar dan dalam tulisan China bila di baca dari arah dalam. Selanjutnya ada semacam prasasti dengan tulisan yang sama. Di area ini juga terdapat pohon besar yang digantungi lampion-lampion besar berwarna merah bersusun bertingkat menegaskan aura China-nya. Di bawah pohon besar ini ada sebuah aula kecil yang di dalamnya ada beberapa info mengenai kegiatan yang akan berlangsung di Klenteng Sam Poo Kong. Sebelum Anda masuk ke klenteng, ada baiknya eksplorasi sisi plasa utama. Diawali dengan sebuah pendopo mungil, merupakan tempat penyewaan baju prajurit china yang berlapis-lapis lengkap dengan pedang dan asesories rambut, bahkan bila Anda ingin sesaat merasakan menjadi kaisar dan ratu China maka di sini tersedia. Ongkos sewa baju dan beberapa kali pengambilan gambar oleh pihak penyewa adalah Rp75.000,00 jadi mengapa tidak mencobanya untuk dijadikan kenang-kenangan! Masih di plasa utama, Anda bisa mengambil gambar ketiga klenteng utama ini dengan sisi yang menarik seakan berada di negeri China karena didominasi warna merah. Di Plasa ini juga terdapat beberapa patung tentara China yang gagah. Tiap pendekar memiliki perawakan dan kostum yang berbeda. Di sisi selatan terlihat Gerbang raksasa khas tembok China, mirip berada di Lapangan besar Tianan Men, Beijing.Selesai ekspolarasi dari sisi plasa, sekarang saatnya Anda masuk ke dalam Klenteng. Pos satpam penjaga akan menanyakan keperluan orang-orang yang akan masuk ke dalam klenteng. Akan berbeda menikmati Klenteng dari balik pagar dengan langsung berada di dalamnya. Perhatikan setiap detail dari ornamen klenteng yang cantik ini, bahkan katanya ada beberapa ukiran patung Naga yang didatangkan khusus dari China. Interior di dalam Klenteng pun indah didominasi warna merah ini dipenuhi ornamen lukisan dengan warna meriah dan ukiran naga. Pilar-pilar utama Klenteng yang mengelilinginya diukir dengan ornament naga, lengkap dengan sisik naganya yang timbul di dinding pilar. Juga lampion-lampion besar yang menggelantung di sekeliling Klenteng, lengkap tertulis pemilik dari lampion tersebut.Begitu masuk area klenteng ada 4 klenteng yang terlihat dari luar, yaitu Klenteng Dewi Laut, Dewa Bumi dimana di sini tempat untuk permintaan dimudahkan usahanya dengan sepasang pengawal sang dewa berada di muka klenteng, Kyai Juru Mudi yang di dalamnya terdapat sepasang Butho yaitu raksasa versi jawa dengan gadanya yang menjaga altar, serta Klenteng Utama Sam Po Kong yang merupakan klenteng terbesar. Selain 4 klenteng yang terlihat dari plasa, masih ada lagi 3 klenteng lagi yang terletak di samping bawah klenteng utama, yaitu Klenteng Kyai Jangkar, Kyai Tumpeng, dan Kyai Tjandruk Bumi. Untuk masuk ke area ini harus melalui dari Klenteng utama, di sini terlihat lebih rindang.Di balik keempat klenteng-klenteng tersebut terdapat gua tempat peristirahatan Wang Jinghong yang kala itu menderita sakit dan akhirnya ditinggalkan Cheng Ho yang melanjutkan perjalanan menuju Timur Tengah. Dinding gua ini dihiasi dengan relief perjalanan Jenderal Besar Cheng Ho lengkap dengan cerita dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris dan China) melihat relief yang begitu nyata ini seakan sudah bercerita sendiri kepada Anda. Klenteng Tho Tee Kong atau Toapekong Tanah atau Ho Tek Tjin Sin yang terletak di belakang pintu gerbang, merupakan yang paling populer. Di kalangan masyarakat yang agraris, Dewa Bumi ini sangat dihormati dan selalu dimintai berkahnya. Klenteng Cap Kauw King, tempat pemujaan Tho Tee Kong pula, berkaitan dengan klenteng ini. Bangunan klenteng ini sudah berubah dari aslinya. Semula berupa bangunan beratap pelana dengan bubungan melengkung dan teritisan yang disosorkan. Kini bangunan tersebut seperti sebuah anjungan beratap limasan dengan bidang atap dan bubungan yang dilengkungkan ke atas. Penutup atap yang semula genteng telah diganti dengan seng bergelombang. Tidak pula dijumpai serambi seperti pada klenteng di Pecinan. Tempat pemujaan Kyai Jurumudi dipercaya sebagai makam Wang Jing Hong, wakil Cheng Ho dalam pelayarannya. Bangunan makam merupakan bangunan sederhana beratap pelana. Pintu masuknya terletak di tengah dan di kedua sisinya terdapat jendela bundar. Di bawah kedua jendela bundar terdapat lukisan berwarna yang mengisahkan perjalanan pelayaran Cheng Ho. Anjungan Kyai Jangkar memiliki tiga altar, yaitu altar Hoo Ping, yaitu para pelaut dan pembantu Cheng Ho yang gugur pada saat menunaikan tugasnya; altar Nabi Kong Hu Cu di tengah; dan altar pemujaan Mbah Kyai Jangkar di sebelah kanan. Anjungan Kyai Cundrik Bumi merupakan petilasan tempat anak buah Zheng Ho menyimpan segala macam senjata. Sedangkan anjungan Kayi Tumpeng yang terletak di ujung selatan komplek dipercaya sebagai tempat anak buah Cheng Ho bersantap pada masa lalu. Bangunan ini sekarang dipakai untuk bersemedi atau menyepi.
Jangan lewatkan untuk Anda menikmati relief perjalanan Laksamana Cheng Ho. Relief berukuran panjang 60 meter dan tinggi delapan meter yang terbuat dari semen, berada persis di sebelah Klenteng induk dan dekat tempat sembahyang utama. Relief ini dikerjakan oleh sekira 40 pengukir yang didatangkan dari Ubud, Bali. Relief raksasa ini terdiri dari 10 diorama yang saling menyatu. Pertama mengenai ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Samudera Barat. Diceritakan Laksamana Cheng Ho atau Zheng He atau Sam Po Tay Djien dan Wang Jing Hong (Ong King Hong) berdiri di menara pengintai di atas geladak dek kapal. Keduanya memandang ke kejauhan dan memikirkan misi berat yang diembannya. Sementara itu ratusan kapal telah siap siaga untuk berlayar. Selain itu juga pada bagian depan juga berdiri gagah patung atau arca Ma He nama kecil Cheng Ho yang dengan gagah menyandang pedang di pinggangya. Patung ini khusus didatangkan dari Tiongkok. Ciamsi: Membaca Peruntungan Hidup
Kegiatan unik yang dapat Anda lakukan di sini adalah Ciamsi atau lebih popular dengan membaca peruntungan. Ciamsi untuk keperluan pribadi dilakukan di Klenteng Utama. Ritual dan doanya di wakilkan kepada seorang Biokong, jadi Anda hanya menyerahkan Hio-nya, nanti sang Biokong yang akan membakar dan berdoa dengan caranya. Pertama Biokong akan berdoa di dalam bangunan, setelah itu kita akan diajak ke belakang bangunan yang berhadapan dengan pintu gerbang gua. Di sini Biokong kembali membakar hio dan berdoa, lalu mengambil tempat lidi bambu yang bertuliskan angka. Dengan gaya yang lincah Biokong dengan mudahnya mengocok dan mengeluarkan satu lidi lalu menunjukkan sebuah angka yang tertera di lidi tersebut. Selanjutnya ada 2 keping kayu yang dilempar. Hasil lemparannya tidak boleh sama harus satu muka dan satu belakang, bila ternyata sama maka ritual pengocokan lidi harus di ulang, berarti lidi pertama tadi tidak sesuai untuk permohonan. Setelah Anda memperoleh nomor ciamsi maka akan diberikan selembar kertas yang di dalamnya terdapat makna dari nomor ciamsi tersebut. Sebenarnya bila sudah mendapatkan kertas ini, tinggal dibaca saja dan di sesuaikan dengan permohonan Anda, ada banyak hal yang terkandung di dalamnya, jadi bukan berarti semua itu adalah untuk Anda. Bila ingin mendapatkan penjelasan, sang biokong akan memberikan penjelasannya. Untuk melengkapi ritual ini, maka Anda perlu meminta penjelasan dari biokong agar penjelasannya cukup dan menyesuaikan dengan agama dan keyakinan Anda. Anda dapat memberi uang jasa peramalan ini dengan harga yang wajar.
Tips
Tandai kalender Anda karena setiap tanggal 29 Lak Gwee penanggalan Tionghoa, di tempat ini diadakan upacara ritual memperingati hari ulang tahun Cheng Ho. Diawali pawai dari Klenteng Tay Kak Sie Gang Lombok menuju Klenteng Sam Poo Kong.
TRANSPORTASI
Klenteng Sam Poo Kong terletak di Jalan Simongan 129, kurang lebih 3 km dari Simpang Lima ke arah barat daya. Dengan menggunakan kendaraan umum dari pusat kota sekitar 20 menit, turun di simpang Kali Garang dan lanjut jalan kaki karena tidak ada angkutan umum yang melewati jalan menuju Klenteng Sam Poo Kong.
Tempat ini dibuka untuk umum setiap hari selama 24 jam. Pengunjung dikenakan biaya Rp3.000,00.
Tidak ada komentar: