KENDARI

Juli 20, 2017
KENDARI

Sulawesi adalah salah satu pulau dengan bentuk yang unik di dunia, bahkan ada yang menyebutnya sebagai pulau berbentuk anggrek. Pulau Sulawesi secara keseluruhan terbagi menjadi enam provinsi, salah satunya adalah Sulawesi Tenggara yang terletak di bagian timur dan memiliki dataran yang lebih rendah, posisinya membentuk bagian kelopak bunga.

Kendari merupakan kota terbesar di pulau tersebut sekaligus ibukota dan pintu gerbang untuk memulai petualangan di sekitar Provinsi Sulawesi Tenggara. Penduduk asli provinsi ini adalah Tolaki, Morunene, Buton, Muda dan Bajo. Kendari memiliki populasi terbesar keempat di Sulawesi, menyusul Makassar, Manado dan Palu. 

Kota Kendari sebelumnya bernama Kandai, juga terkadang disebut Kantahi oleh penduduk setempat. Jika diterjemahkan secara harfiah maka artinya adalah daerah pesisir. Terbentuknya Kota Kendari diawali dengan terbukanya daerah ini menjadi pelabuhan pedagang, khususnya pedagang Bajo dan Bugis. Mereka menampung hasil bumi dari pedalaman dan sekitar Teluk Tolo di Sulawesi Tengah. Barang-barang tersebut selanjutnya dikirim ke Makassar atau kawasan barat Nusantara hingga Singapura.

Berita tertulis pertama tentang Kota Kendari diperoleh dari tulisan Vosmaer (1839) yang mengunjungi Teluk Kendari untuk pertama kalinya pada 9 mei 1831 dan membuat peta Teluk Kendari. Sejak itu Teluk Kendari dikenal dengan nama Vosmaer’s Baai (Teluk Vosmaer). Vosmaer kemudian mendirikan kantor dagang di sisi utara Teluk Kendari. Pada Tahun 1832 Vosmaer mendirikan rumah untuk Raja Laiwoi bernama Tebau, yang sebelumnya bermukim di Lepo-lepo.

Dilihat dari informasi tersebut maka Kota Kendari telah ada pada awal ke-19 dan secara resmi menjadi ibu kota Kerajaan Laiwoi tahun 1832, dengan ditandai pindahnya istana Kerajaan Laiwoi di sekitar Teluk Kendari.

Kota Kendari di masa Pemerintahan Kolonial Belanda merupakan ibukota kewedanaan yang luas wilayahnya pada masa itu kurang lebih 31.420 km2. Sejalan dinamika perkembangan sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan laut antarpulau, Kendari tumbuh menjadi ibukota kabupaten dan masuk dalam wilayah propinsi Sulawesi Tenggara.

Berbagai atraksi wisata menarik ditawarkan oleh kota ini baik di sepanjang laut maupun daratannya, salah satunya adalah Teluk Kendari yang ditinggali sekira 100.000 orang. Kota ini juga bangga akan hasil kayu ulin yang diproduksi perajin terampil yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Anda akan sering menemukan acara seremonial meriah di jalanan sekitar Kendari. Acaranya begitu unik karena terkadang ditutup oleh tarian lokal yaitu tari lulo yang dilakukan pria dan wanita lokal. Semua orang yang datang akan diajak menari sebagai simbol perpisahan yang harmonis.

Mayoritas wilayah Sulawesi Tenggara, termasuk Kendari, dikaruniai oleh hutan alam. Terdapat juga perkebunan yang luas dimana kayu jati dan kayu ulin dihasilkan. Bagi Anda yang gemar berpetualang dan ekowisata, Sulawesi Tenggara sangat ideal untuk itu. Anda akan menemukan banyak tempat snorkeling dan menyelam di sekitar Kendari sebelum mencicipi indahnya alam bawah laut Wakatobi.

KULINER

Kendari terkenal akan makanan lautnya, Anda pasti akan merasa ketagihan apabila mencoba ikan bakar dengan bumbu khas sini. Selain itu, jangan lewatkan menyicipi pisang pepe dan pisang hijau, makanan penutup yang tentu terbuat dari pisang.

Masakan di Kendari umumnya agak pedas, Anda harus mencoba sinonggi yaitu bubur sagu yang disajikan dengan kerang dan sup ikan juga pokea yaitu sate ayam dengan saus kacang lezat yang disajikan bersama ketan dan beberapa jenis lontong.

Beberapa camilan lezat bisa Anda bawa sebagai oleh-oleh. Ada bage yaitu biskuit yang didominasi rasa jahe dan terbuat dari kacang mete. Camilan ini tepat disajikan bersama teh atau kopi hangat.

BERBELANJA

Kendari terkenal dengan camilan hasil olahan kacang mete berkualitas. Selain itu dijual juga kripik mete dan mete goreng aneka rasa. Anda bisa mengunjungi sekitar Jalan Sao-Sao atau Jalan Bunggasi untuk menemukan camilan khas Kota Kendari. Di sini pun biasanya terdapat aneka songket, kain rang-rang, tenun buton, sutra kanowe, hingga kaus-kaus khas Kendari.

KEGIATAN

Taman Kerang Raksasa Toli-Toli Labengki

Ini adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi selama Anda berada di Kendari. Desa Toli-Toli terketak sekira satu jam dari Kendari. Sejumlah besar biota laut Teluk Kendari diambang kepunahan sehingga taman ini difungsikan oleh para relawan sebagai konservasi alam, khususnya lingkungan laut dan terutama kerang raksasa.

Taman laut ini rampung pada Januari 2010. Hingga saat ini telah berhasil mengumpulkan dan melestarikan sebanyak 700 kerang raksasa dengan berbagai spesies seperti Tridacna gigas, Tridacna derasa, Tridacna squamosa, Tridacna maxima, Tridacna crocea, Tridacna tevoroa, Tridacna rosewate, Hippopus hippopus dan Hippopus porcellanusand, serta flora fauna laut lainnya yang hidup di perairan dangkal. Bahkan, bintang laut, teripang, ikan hias dan lobster pun dilindungi di sini.

Air Terjun Moramo

Terletak di kawasan Tanjung Peropa yang berjarak 60 km ke timur Kendari, Air Terjun Moramo diklaim sebagai keajaiban alam yang paling indah di wilayah ini. Tujuh tingkat air terjun besar dan 60 tingkat air terjun kecil membentuk tangga yang sangat indah dialiri air terjun. Formasi bebatuan ini terbentuk secara alami ribuan tahun lalu. Di sekitar air terjun terdapat pohon-pohon tua yang merupakan rumah bagi bermacam kupu-kupu warna-warni dan burung tropis. Tempat yang cocok untuk menikmati hari sambil relaksasi.

Pantai Batugong

Batu Gong terletak sekira 15 km dari di sebelah utara Kendari. Pantai ini memiliki pasir putih berkilau sehingga suasana pantai tampak sangat alami dan tenang. Anda akan menghadap langsung Laut Banda, sementara di sisi lain lihat lah Gunung Nipanipa yang menakjubkan.

Pantai Nambo

Hanya menempuh perjalanan selama 30 menit saja, Anda akan menemukan Pantai Nambo dengan angin semilir yang meniupi pohon palem perlahan-lahan. Air lautnya begitu tenang dan jernih, dimana Anda bisa sepuasnya menikmati hamparan laut luas dan pulau-pulau kecil dari kejauhan.

Taman Laut Pulau Hari

Pulau surga ini dapat dicapai dengan waktu satu setengah hingga dua jam perjalanan dengan speedboat. Dinamakan Pulau Hari karena air laut di sekitar selalu memantulkan cahaya saat bermandikan cahaya Matahari yang cerah. Berenang, berperahu dan olahraga laut adalah kegiatan favorit di pulau ini. Coba lah menyelam untuk melihat ikan warna-warni di sepanjang karang.

TRANSPORTASI
Bandar Udara Haluoleo di Kendari, dahulu diberi nama Bandar Udara Robert Wolter Monginsidi, mengadopsi nama pahlawan nasional Indonesia yang dieksekusi oleh Belanda. Sejak Februari 2010, nama bandara ini diubah untuk menghormati sultan keenam Kesultanan Buton yaitu Haluoleo.

Tersedia penerbangan dari Jakarta, Makassar dan Surabaya dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air. Wings Air melayani tujuan dari dan ke Wakatobi, sementara Susi Air melayani rute dari dan ke Kolaka serta Watampone. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.