KOPI LUWAK GUNUNG MALABAR

KOPI LUWAK GUNUNG MALABAR


Indonesia tidak hanya dianugerahi kekayaan alam yang menakjubkan namun juga memiliki suguhan kopi yang unik. Dibanding dengan negara lain, Indonesia dikenal memiliki beberapa jenis kopi terbaik di dunia. Bahkan, Indonesia tersohor sebagai penghasil kopi luwak terbaik di dunia dan sekaligus yang termahal. Salah satu tempat terbaik menimati black beauty (sebutan kopi luwak malabar) adalah di perkebunan kaki Gunung Malabar, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. 

Gunung Malabar berlokasi sekira 40 km di sebelah selatan Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Pangaleran terkenal dengan suhunya yang sejuk. Wilayahnya cocok untuk pertanian dan perkebunan seperti teh, kina, dan tentu saja kopi. Gunung Malabar di Pangalengan berada di ketinggian 1400 – 1800 m dpl dengan suhu udara 15-21 C, serta memiliki curah hujan 2000 mm/tahun yang sangat cocok untuk produktivitas kopi jenis arabika.

Perkebunan di sini menggunakan sepertiga dari total 150 hektar hutan untuk menumbuhkan kopi. Perkebunan ini menghasilkan salah satu kopi arabika terbaik di negeri ini. Banyak yang percaya bahwa tanah dimana kopi ditanam memengaruhi kualitas. Semakin tinggi ketinggian, semakin jarang pohon kopi ditemukan namun kualitas semakin tinggi daripada di tempat yang lebih rendah.

Kopi juga harus dipetik dalam waktu yang tepat ketika sudah matang yang ditandai dengan warna kemerahan. Unsur-unsur lain yang berpengaruh pada kualitas kopi adalah cahaya. Pohon kopi membutuhkan pohon lain yang lebih tinggi sebagai tempat berlindung dimana pohon kopi hanya dapat tumbuh dengan baik jika mendapatkan 40% cahaya langsung.

Seperti yang telah banyak diketahui, bahwa yang membuat kopi luwak spesial adalah keterlibatan hewan luwak dalam proses produksi. Kopi mengalami proses fermentasi melalui sistem pencernaan luwak. Hal ini diyakini menjadi alasan mengapa kopi memiliki rasa yang lezat. Itu karena luwak hanya akan memilih dan mengonsumsi biji kopi dengan kualitas terbaik.

Untuk membuat kopi luwak kualitas terbaik, kondisi luwak juga menjadi prioritas utama. Tidak mengherankan bahwa Penangkaran Luwak Malabar menerima penghargaan sebagai Pusat Kopi Luwak Terbersih di Indonesia pada tahun 2011. Di sini, luwak diberi kandang yang cukup luas sekitar 2,5 x 2,5 m. Selain kopi, luwak juga diberikan diet alami dari berbagai macam buah-buahan segar seperti pisang, apel, pepaya dan lainnya. Ada lebih dari 100 luwak di sini menghasilkan sekitar 50 ton kopi per tahun.

Pada prosesnya, kopi dikumpulkan dan ditumbuk untuk memisahkan biji dengan kulit luar. Selanjutnya, kopi akan dipilih untuk dipisahkan berdasarkan kualitasnya. Biji kopi selanjutnya akan dipanggang menggunakan mesin pemanggang kopi. Dalam proses ini, suhu juga memengaruhi kopi semakin panas proses pemanggangan maka semakin tinggi tingkat keasaman pada kopi.

90% produksi kopi pada wilayah perkebunan ini diekspor ke luar negeri. Namun di Pusat Wisata dan Kuliner Kopi Malabar Anda dapat menikmati seduhan Kopi Luwak tepat dimana biji kopi ditanam dan dikonsumsi oleh luwak. Selain itu, kopi kalabar tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tetapi juga mengaplikasikan sistem produksi kopi yang berkelanjutan dengan budidaya dan cara berkebun kopi yang ramah lingkungan, tidak membuka kawasan hutan.

Petani setempat juga membudidayakan luwak dengan standar pemeliharaan mengikuti Program Panca Usaha Peternakan didukung tenaga ahli dibidangnya. Kopi Malabar Indonesia telah berhasil membudidayakan luwak sehingga membantu upaya konservasi hewan lindung jenis ini. Penangkaran Luwak Malabar merupakan penangkaran luwak terbersih yang ada di Indonesia

Dengan pegunungan yang menjulang tinggi dan bukit-bukit hijau yang luas sebagai latar belakang ditambah dengan sejuknya udara dan suasana yang tenang, menyesap kesegaran kopi luwak di sini akan mengartikan apa arti lezat yang sebenarnya. Sebelum disajikan kepada pelanggan, kopi diseduh dan didiamkan beberapa menit lalu ampasnya dibuang. Hal ini diyakini sebagai cara untuk menambahkan cita rasa kopi. Secangkir Kopi Luwak dihargai Rp 29.000, jauh dari harga yang akan Anda dapatkan untuk kopi sejenis di beberapa negara di luar negeri.

TRANSPORTASI
Kecamatan Pangalengan terletak 40 km sebelah selatan Bandung. Untuk menuju wilayah tersebut cara terbaik adalah menyewa mobil dengan sopirnya yang telah hafal wilayah tersebut. Dari pusat Kota Bandung Anda dapat melewati jalan tol dan keluar di pintu tol Buah Batu atau Mochammad Toha. Dari pintu keluar Mochamad Toha ambil jalur kanan lalu lurus menuju Dayeuh Kolot, sementara dari BuahBatu keluar ambil kanan menuju Baleendah, Kedua rute tersebut menuju Pameuengpeuk dan Anda dapat melanjutkan menuju Banjaran, Cimaung, sebelum ke Pangalean. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 1,5-2 jam.

Jika Anda memilih transportasi umum ada dua bus yang menyediakan rute dari Kebon Kalapa (Terminal Bus Kota Bandung) menuju Pangalengan. Ada juga minibus yang menyediakan rute Terminal Tegalega menuju Pangalengan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.