Kota Bengkulu
KOTA BENGKULU
TINJAUAN
Bengkulu, ibu kota dan sekaligus kota terbesar di Provinsi Bengkulu, tidak hanya pusat pemerintahan provinsi tetapi juga kota penting dalam sejarah Indonesia. Jejak peninggalan zaman dulu hampir menghiasi sebagian besar sudut kotanya dan jelas memancarkan suasana klasik yang berbeda.
Dengan luas total 245,67 km², Kota Bengkulu terletak di pantai barat daya Sumatera dan langsung menghadap Samudera Hindia. Kota yang namanya sama dengan nama provinsinya ini dulunya dinamai "Bencoolen" oleh Inggris dan disebut "Benkoelen" oleh Belanda. Dikatakan bahwa nama "Bencoolen" berasal dari kata dalam Bahasa Inggris "bent coal land", mengingat daerah ini diberkati batubara yang melimpah. Versi lain menjekaskan bahwa ini berasal dari bahasa lokal Bangkahulu atau Bangkahuluan (dalam bahasa Jawa), dimana "bang" berarti pantai, dan "Kulon" berarti Barat.
Setelah masa pemerintahan Kerajaan Banten di Jawa dan Minangkabau, Sumatera Barat atas Bengkulu, kota ini jatuh ke Inggris pada abad ke-17. Berikutnya saat Belanda mendirikan Verenigde Oost Indië Compagnie (VOC), Inggris pun mendirikan East India Company (EIC) dimana keduanya terlibat pertempuran untuk bisa memonopoli perdagangan rempah-rempah (baca: lada) di daerah sekitar Selat Malaka.
Untuk melindungi kepentingan mereka di Bengkulu, pada 1714 Inggris membangun Benteng Marlborough. Benteng ini dikenal sebagai benteng terbesar kedua yang dibangun oleh EIC Inggris di Asia dan masih terpelihara dengan baik hingga saat ini. Bencoolen tidak pernah layak secara finansial, karena keterpencilan dan kesulitan dalam pengadaan lada. Meski begitu, Inggris tetap bertahan di sana selama 150 tahun.
Kolonisasi Inggris atas Bengkulu dihadapkan pada banyak konflik dan perlawanan dari penduduk setempat. Pada 1719, Inggris diusir dari Bengkulu, meskipun mereka berhasil kembali. Pada 1807, Gubernur Inggris Thomas Parr dibunuh masyarakat lokal kemudian digantikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Untuk mengenang jasa Parr, tahun 1808 didirikan Thomas Parr Monumen yang masih bisa dilihat hingga hari ini, lokasinya sekira 100 meter dari Benteng Marlborough.
Sir Thomas Stamford Raffles yang namanya diabadikan dalam nama bunga bangkai raksasa Rafflesia Arnoldi sekaligus menjadi ikon Provinsi Bengkulu, adalah gubernur Inggris terakhir sebelum Inggris akhirnya menyerahkan Bengkulu kepada Belanda untuk ditukar dengan Singapura. Selama pemerintahannya di Bengkulu, Raffles menempati rumah hunian yang juga digunakan sekaligus untuk kegiatan pemerintahan. Saat ini, gedung tersebut masih berdiri dan tetap mempertahankan arsitektur aslinya dan menjadi tempat tinggal bagi gubernur Provinsi Bengkulu saat ini.
Inggris menyerahkan Bengkulu kepada kolonial Belanda sebagai bagian dari Perjanjian Anglo-Belanda 1824 untuk memusatkan perhatian mereka pada Malaka. Bengkulu tetap menjadi koloni Belanda sampai setelah Perang Dunia II, ketika Indonesia menyatakan kemerdekaan tahun 1945.
Mungkin, peninggalan paling penting dari semua jejak Inggris di Bengkulu adalah Pemakaman Kristen Inggris yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi pasukan Inggris di zaman kolonial. Pemakaman ini juga diakui sebagai pemakaman Kristen terbesar di Asia Tenggara.
Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah diasingkan Belanda tahun 1930-an di Kota Bengkulu. Di sini ia bertemu dengan istrinya, Fatmawati, yang memberinya beberapa anak. Salah seorang anaknya yang paling terkenal adalah presiden perempuan pertama Indonesia, Megawati Sukarnoputri. Rumah pengasingan Soekarno tetap terpelihara dengan baik bersama beberapa item yang paling bersejarah yang pernah digunakan oleh Sang Proklamator Indonesia.
KULINER
Mengunjungi Kota Bengkulu tidak akan lengkap tanpa mencicipi buah durian. Beberapa orang mungkin tidak terbiasa dengan bau tapi rasanya yang lembut dan manis sangat istimewa. Selain buah segar, ada juga berbagai makanan ringan yang terbuat dari durian, termasuk Lempuk (dodol durian) dan tempoyak (hidangan tradisional yang terbuat dari durian yang difermentasi).
Daun pisang berwarna hijau tua membalut olahan daun talas yang dimasak bersama kelapa parut, kelapa goreng, kunyit, lengkuas, ikan, cabai, merica dan garam. Ini adalah panganan khas Suku Lembak, Bengkulu yang diberi nama pendap, merebusnya butuh waktu yang lama sekira 7 jam. Pendap nikmat disajikan bersama nasi.
Sama seperti tanah melayu lain yaitu Pekanbaru maupun Padang, beberapa wanita di Bengkulu juga kerap membuat lemang di halaman rumahnya. Lemang merupakan beras ketan yang dibungkus dengan daun lalu dimasukkan ke dalam sebatang bambu. Proses memasaknya masih sangat tradisional yakni menggunakan api dari kayu-kayu. Lemang dimakan bersama ketan hitam, duren, hingga rendang. Anda bisa menjumpai lemang Bengkulu di rumah Ibu Yusnani, Jalan Adam Malik RT.01, Pagar Dewa, Kota Bengkulu. Harganya Rp25 ribu untuk satu bambu lemang.
BERBELANJA
Bengkulu terkenal dengan ragam kain besurek, yakni kain batik printing, cap, maupun tulis yang khas motif kaligrafi dan bunga rafflesia. Kerajinan kulit kayunya juga menarik untuk dibawa pulang, terdapat bermacam tas, dompet, hingga topi. Anda bisa beranjak ke Jalan Soekarno untuk menjumpai deretan toko oleh-oleh. Jangan lewatkan membeli sirup kalamansi, kue tat, ataupun hiasan rumah yang dibuat dengan bentuk bunga Rafflesia arnoldii.
AKOMODASI
Sebagai ibu kota Provinsi Bengkulu dan titik awal untuk menjelajahi Bengkulu, terdapat sejumlah hotel berbintang dan penginapan yang tersedia di Kota Bengkulu. Berikut adalah beberapa pilihan akomodasi yang tersedia.
Grage Horizon
Jl. Pantai Nala 142, Anggut Bawah, PO BOX 44
Telepon: +62 736 21722
Email: gragehorizon@gmail.com
Website: www.gragehorizon.com
Hotel Santika Bengkulu
Jl. Pantai Nala No.142, Bengkulu.
Tlp. (021) 21722 Fax: 25854
Email: bengkulu@santika.com, reservation@bengkulu.santika.com
Hotel Splash
Jl. Sudirman No 48
Telepon: +62 736 23333
Email: splash_hotel@ymail.com
Website: www.hotel-splash.com
Hotel Madelin
Jl. Bakti Husada No 88
Telepon: +62 736 52777
Nala Sea Side
Jl. Sudirman No.48 Bengkulu
Tlp (0736) 344855
Jodipati Hotel
Jl. Sutoyo No.30 Bengkulu 38224
Tlp. (0736) 20996 Fax. 20996
Email: jodipataibengkulu@gmail.com
Xtra Hotel
Jl. Sutoyo No.31, Tanah Patah Bengkulu
Tlp (0736) 346865, 20107
Hp. 081273005555
Fax. (0736) 345974
KEGIATAN
Selain dapat menikmati wisata sejarah dari berbagai situs heritage, masih banyak kegiatan atau tempat wisata yang bisa Anda temukan di Kota Bengkulu. Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan bentang alam maka Danau Dendam Tak Sudah dapat menjadi pilihannya. Danau ini terletak tidak jauh dai pusat kota dan merupakan bagian dari cagar alam yang penting menjaga ekosistem sekitar.
Bagi yang senang bermain dan berwisata pantai, terdapat banyak pilihan destinasi yang dapat dipilih sesuai minat Anda. Datanglah ke Pantai Panjang yang terkenal dengan garis pantainya yang panjang dan pasirnya yang lembut. Ada pula pantai Tapak Paderi yang letaknya tak berjauhan dari Pantai Panjang. Bagi yang ingin berenang dan menikmati fasilitas wisata air di pantai, seperti banana boat, Pantai Jakat adalah pilihan yang tepat. Pelabuhan Baai adalah juga lokasi yang menarik untuk ditelusuri.
Bagi yang gemar atau tertarik mengunjungi situs keagamaan, Anda dapat mengunjungi Masjid Jamik, makan Sentot Ali Syahbana, dan makam Imam Senggolo.
Adapun event khusus dank has Bengkulu dapat disaksikan setiap 10 Muharram dalam kalender Islam. Saat itu, umat Islam Bengkulu setiap tahunnya menyelenggarakan perayaan Festival Tabot. Festival ini merayakan wafatnya (baca: ke-martir-an) Hasan dan Husein dimana keduanya adalah cucu Nabi Muhammad.
BERKELILING
TRANSPORTASI
Ada penerbangan langsung setiap hari (6 kali sehari) dari Jakarta oleh Lion Air, Sriwijaya Air, Citilink, dan Garuda Indonesia.
Sebagai alternatif, Anda juga dapat naik bus reguler dari Medan, Padang atau Jakarta. Jika Anda ingin pergi ke sana dengan bus dari Jakarta, ada dua rute yang umum:
Jalur Lintas Barat yang akan membawa Anda dari Jakarta ke Bandar Lampung dan kemudian melalui hutan tropis yang lebat dari Liwa, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Krui. Dibutuhkan sekira 22 jam perjalanan darat dengan pemandangan laut yang indah tapi kondisi jalan kurang baik dan jalur ini dianggap kurang aman.
Jalur Lintas Timur akan melintasi jalur dari Jakarta ke Bandar Lampung kemudian memasuki Bengkulu melalui Sumatera Selatan. Ini adalah perjalanan lebih panjang (sekitar 25 jam) tapi lebih aman.
Ada juga beberapa kendaraan wisata (berupa van) yang melewati rute antara Padang dan Bukit Tinggi ke Kota Bengkulu. Perjalanan memakan waktu sekira 19 atau 20 jam (Rp220.000,-). Banyak supir cenderung memilih rute perjalanan panjang melalui Muara Bungo dan Sarolangun daripada menggunakan jalur pantai (Muko Muko-dan Painan) yang memiliki pemandangan yang indah.
Tidak ada komentar: