FESTIVAL DEBUS BANTEN MERANGKAI BANTEN BEACH FESTIVAL 2014: ATRAKSI KEKEBALAN TUBUH DAN SENI BUDAYA BANTEN

Agustus 23, 2014
FESTIVAL DEBUS BANTEN MERANGKAI BANTEN BEACH FESTIVAL 2014: ATRAKSI KEKEBALAN TUBUH DAN SENI BUDAYA BANTEN


Sebagai warisan budaya daerah dan untuk mempromosikan pariwisata Banten, Dinas Budaya dan Pariwisata Banten menggelar Festival DeBus Banten 2014. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Banten Beach Festival 2014 yang memasuki tahun kelima. Acaranya tahun iniakan berlansung pada 23Agustus 2014 bertempat di kawasan Mercusuar, Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Banten Beach Festival 2014 dikemas dengan mempromosikan berbagai potensi Banten seperti produk UKM, kuliner, dancenderamata khas Banten. Sebagai kegiatan tambahan dalam rangkaian festival akan ada ada pula acara Visit Mercusuar Banten, Tour de Banten, pesta rakyat, Lomba Masakan Tradisional antarchef di Banten, Gerakan Sadar Wisata dan aksi Sapta Pesona, serta seminar terkait sejarah dan budaya Banten. Selama acara berlangsung juga akan ada pameran makanan khas Banten dan hiburan rakyat.

Festival DeBus Banten 2014 menyajikan seni pertunjukan debus diiringi rampak bedug yang diupayakan masuk rekor MURI. Atraksi pawai tersebut akan berlangsung dari Pasar Anyer menuju Titik Nol Mercusuar.Diperkirakan akan ada sekira 2.100 penampil dari 6 kabupaten/kota Provinsi Banten dalam Festival DeBus Banten 2014. Kegiatan ini rencananya juga akan berupaya memecahkan Rekor MURI dalam segi jumlah penampil dan panjang parade.

Debus yang telah dicanangkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud merupakan perpaduan keterampilan magis tradisional, seni musik, tarian, dan ilmu bela diri. Atraksi ini mempertontonkan kemampuan kekebalan tubuh dari para jawarayang bagi sebagian orang akan tampak menakutkan.

Atraksi kekebalan tubuh tersebut diantaranya adalah:menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus, berguling di atas serpihan kaca atau beling, membakar tubuh dengan api, mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok, menyiram tubuh dengan air keras, memakan arang kayu api, menginjak paku atau bara api menyala, dan lainnya. Anehnya tubuh mereka tidak bersimbah darah ataupun  terluka dan merasakan sakit.

Banten kaya dengan berbagai potensi wisata serta keragaman seni dan budaya, salah satunya yang menjadi ikon adalah pertunjukan debus dan rampak bedug. Debus sendiri merupakan festival yang rutin digelar secara turun-temurun sejak abad ke-16 pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570) dan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692). Saat itudebus menjadi alat semangat juang rakyat Banten untuk melawan penjajahan.

Debus sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘dablus’yang bermakna‘tongkat besi berujung runcing berhulu bundar’. Meski atraksi kekebalan tubuh serupa debus ada banyak di Nusantara seperti di Singkawang, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Barat namun dari semua itu yang paling terkenal adalah debus dari Banten. Sekarang ini debus di Banten lebih banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.

Festival DeBus Banten diharapkan mampu menarik wisatawan nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman) untuk datang ke Banten, khususnya ke Anyer yang relatif jaraknya dekat dengan Jakarta sebagai sumber wisatawan. Festival ini diharapkan mampu mendorong dan mempercepat perkembangan pariwisata Banten. Rencananya ke depan festival ini akan dijadikan agenda tahunan pariwisata Provinsi Banten.

Provinsi Banten sendiri mempunyai potensi besar dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Banten sejak lama dikenal dengan daya tarik wisata sejarah dan budaya dengan keberadaan Kesultanan Banten di Banten Lama,pertunjukan seni debus dan rampak beduk yang telah menjadi ikon Banten, serta keunikan masyarakat Baduy. Potensi alamnya sendiri adaPantai Carita, Pantai Anyer, Pantai Sawarna, dan Taman Nasional Ujung Kulon.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.