RITUAL ADAT PENTI DI DESA WAE REBO, FLORES
Pada Sabtu, 16 November 2013, Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur akan menghelat Ritual adat Penti yang akan diselenggarakan di Desa Adat Wae Rebo, Pulau Flores. Wae Rebo sendiri dapat diakses dari Labuan Bajo di Flores dimana tersedia penerbangan harian ke Labuan Bajo dariBali.
Upacara adat Penti diadakan dalam perayaan upacara adat tahun baru orang Manggarai. Ritual ini dilakukan oleh penghuni kampung berpusat di rumah gendang dengan mempersembahkan hewan kurban seperti babi atau kerbau tergantung pada skala kebutuhan dan jumlah tamu yang diundang. Penti merupakan bentuk ucapan syukur kepada Sang Pencipta dan persembahan kepada leluhur atas berkah di tahun yang akan datang.
Penti adalah ritual tahunan yang telah diturunkan secara turun-temurun dari leluhur desa. Penti juga menandai pergantian tahun di Desa Wae Rebo desa yang terjadi pada bulan November kalender modern. Meskipun saat ini masih banyak desa di Flores yang merayakan Penti berdasarkan siklus lima tahun karena membutuhkan persiapan panjang dan biaya tinggi namun di Desa Wae Rebo Penti masih dilakukan secara tahunan.
Upacara Penti diawali dengan Torok Manuk atau doa dengan mengambil seekor ayam jantan yang disampaikan oleh tetua adat sebelum hewan kurban disembelihkan. Selanjutnya hati dari hewan kurban tersebut diambil untuk diperlihatkan bentuk garis urat dan volume isinya. Tetua adat mengetahui pesan yang disampaikan leluhur berdasarkan garis urat dan volume hati hewan kurban tersebut. Misalnya apabila pada tahun yang akan datang, penduduk kampung akan memperoleh hasil panen yang berlimpah maka hati hewan kurban tersebut terlihat sangat penuh dan berisi, ataupun sebaliknya. Prosesi kemudian berpindah ke watu pantas untuk melambangkan pemurnian dosa, kemudian diikuti dengan kunjungan ke altar batu atau compang. Prosesi ini menggambarkan Barong Wae, Barong Oka, dan ritual Roi Boa.
Upacara adat Penti juga akan diisi pula dengan penampilan seni bela diri Caci. Seni bela diri ini merupakan khas wilayah Manggarai, dimana menampilkan perkelahian antara dua orang dengan menggunakan cambuk dan perisai.
Selama rangkaian Penti, sekelompok pria dan wanita akan melantunkan lagu-lagu tradisional tanpa iringan musik yang disebut dengan Sanda. Kegiatan Sanda ini dimulai pada tengah malam dan terus tanpa henti sampai pagi. Sanda harus dinyanyikan tanpa terputus selama seluruh prosesi ritual untuk menghormati arwah para leluhur.
Tidak ada komentar: