INTERNATIONALE TOURISMUS-BÖRSE BERLIN (ITB BERLIN) 2013: MENJUAL POTENSI KEPARIWISATAAN INDONESIA DI EROPA

Maret 06, 2013
Internationale Tourismus-Börse Berlin (ITB Berlin) akan kembali digelar di Berlin, Jerman pada 6-10 Maret 2013 mendatang. ITB Berlin adalah bursa pariwisata terbesar di dunia yang akan dibanjiri beragam perusahaan kepariwisataan termasuk tur operator, hotel, penerbangan, perusahaan sewa mobil, dan lain sebagainya. Sekira 10.644 exhibitors dari 180 negara dan 172.132 pengunjung akan hadir dalam event besar ini.


Untuk itu, Indonesia tak menyiakan kesempatan berpartisipasi dalam ajang berkelas dunia tersebut. Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi official country partner di ITB Berlin. Indonesia tercatat telah berpartisipasi pada event ini sebanyak 45 kali (sejak 1967). ITB Berlin merupakan pasar yang potensial untuk “menjual” potensi pariwisata Indonesia. Terlebih lagi statistik menunjukkan bahwa lebih dari 500 ribu wisatawan mancanegara dari Benua Eropa datang ke Indonesia.


Dalam event tersebut Indonesia akan mengandalkan kehangatan sinar Matahari sebagai daya tarik bagi wisatawan asal Eropa datang berkunjung ke negeri ini. Matahari adalah daya tarik minat wisatawan mancanegara terutama dari Eropa yang kerap kali mendambakan kehangatan sinar mentari yang tidak bisa mereka nikmati setiap waktu. Indonesia sendiri adalah negara yang mendapatkan sinar matahari paling banyak sepanjang tahun. Selain sinar Matahari, delegasi Indonesia juga akan mengedepankan keunggulan komparatif berupa hutan tropis, keanekaragaman hayati, serta kekayaan etnis dan budayanya.


Ada beberapa alasan mengapa penting bagi Indonesia berpartisipasi dalam bursa pariwisata ITB Berlin 2013 ini. Di ajang ITB Berlin, Indonesia akan menunjukkan kepada komunitas pariwisata dunia bahwa Indonesia tidak hanya punya Bali, tetapi masih banyak lagi potensi pariwisata yang tersebar di sekira 13.667 pulau. Tidak berlebihan apabila disebutkan bahwa Indonesia memiliki ribuan daya tarik wisata dengan berbagai kelebihan dan keunikan tersendiri, mulai dari bio-diversity, ragam bahasa, tradisi dan budaya, kelompok etnis, jumlah gunung berapi aktif, dan lainnya. Potensi wisata tersebut tidak akan ditemui di negara lain. Kemenparekraf menggagas 16 KSPN dan 7 wisata minat khusus sebagai langkah mengenalkan pariwisata Indonesia tersebut lebih dalam, terutama dari berbagai aspek, seperti budaya, tradisi, keramahtamahan, dan kearifan lokal. Diharapkan, pengembangan wisata oleh Kemenparekraf ini dapat menjadikan kepariwisataan Indonesia lebih terintegrasi, berkelanjutan dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Partisipasi Indonesia dalam ITB Berlin diharapkan juga mendukung upaya proaktif dalam mengedepankan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) guna menjaga keunikan pariwisata Indonesia, terutama yang berbasiskan pada budaya, tradisi dan kearifan lokal. Sejumlah destinasi wisata dan kebudayaan Indonesia telah diakui oleh dunia bahkan mendapat penghargaan dari UNESCO. Beberapa diantaranya adalah Rumah tradisional Mbaru Niang di Wae Rebo, NTT, yang mendapat penghargaan tertinggi Awards of Excellence dalam konservasi Warisan Budaya 2012. Batur National Geopark menjadi anggota ke-89 Jaringan Geopark Global yang diharapkan mendorong pariwisata berkelanjutan dikaitkan dengan konservasi alam dan budaya lokal. Selain itu, sebanyak  8 objek telah masuk menjadi World Heritage List dari UNESCO, mulai dari Candi Borobudur (1991) hingga Subak (2012). Kemudian, ada 6 tradisi, budaya, dan kearifan lokal yang telah menjadi list of intangible cultural heritage dari UNESCO, mulai dari wayang (2008) hingga Tari Saman (2011).


Indonesia berada di jalur yang benar untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu tulang punggung pertumbuhan perekonomian. Bagaimana tidak, Indonesia sangat kaya akan keragaman budaya, tradisi, berpadu dengan keindahan alam dan juga yang tak kalah penting adalah SDM yang kreatif.  Indonesia adalah negara pertama di dunia yang menggabungkan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam satu kementerian untuk menyinergikan dua sektor ini untuk saling memberikan nilai tambah. Telah terbukti bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif berperan penting untuk membuka lapangan kerja. Tahun 2011, sektor pariwisata mampu menyerap 7,44 juta tenaga kerja. Sementara ekonomi kreatif menyerap sekira 11,57 juta orang di tahun 2012.



Photo Courtesy by http://www.itb-berlin.de/en/

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.