WISATA SEJARAH JEJAK ARAB DI BATAVIA BERSAMA ABAH ALWI

Januari 09, 2011
Sebuah kegiatan bertema “Melancong Bersama Abah Alwi” sangat cocok untuk Anda yang menyukai wisata sejarah dan budaya menelusuri ‘Jejak Arab di Batavia’. Acara ini akan digelar Ahad, 9 Januari, mulai 09.00 WIB. Wisata sejarah ini digelar oleh Harian Umum Republika bersama Abah Alwi yang merupakan wartawan senior Republika.

Kegiatan “Melancong Bersama Abah Alwi” ditujukan ke "Kotga Toea” dan tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Anda yang berminat akan dibawa untuk mendatangi Pekojan, Jakarta Barat, yang letaknya berdekatan dengan China Town, Glodok. Tempat-tempat tersebut telah berusia lebih dari dua abad. Salah satunya bekas Madrasah Jamiat Kheir yang merupakan madrasah pertama di Indonesia berdiri sejak 1901.

Daerah Pekojan adalah tempat awal warga Arab ditempatkan di Jakarta sebelum mereka berpindah dan mendiami perkampungan-perkampungan lain di Jakarta. Peran keturunan Arab di Indonesia, baik di bidang agama, pendidikan, maupun politik cukup besar. Sampai tahun 1950-an, penduduk Pekojan masih didominasi keturunan Arab. Meskipun sekarang mereka minoritas dan digantikan keturunan Cina, tapi peninggalan-peninggalan mereka masih Anda akan dapati hingga sekarang, baik masjid-masjid tua, mushola, tempat pendidikan, maupun gedung-gedung tua berarsitektur Islam.

Sebelum mendatangi Pekojan, Anda terlebih dulu singgah di Balaikota (Stadhuis) Batavia di Jalan Fatahillah 1 yang kini menjadi Museum Sejarah DKI Jakarta. Anda akan dibawa menikmati film mengenai ‘Kota Batavia’ tahun 1930-an. Gedung yang dibangun  abad ke-18 ini bahkan dikagumi oleh Raja Yuliana dari Inggris dan Ratu Beatrix dari Belanda ketika berkunjung ke Indonesia. Di sini, Anda diantar untuk menyaksikan peninggalan masa VOC dengan penjara bawah tanahnya, termasuk ‘pedang keadilan’ yang kala itu digunakan untuk memenggal mereka yang dihukum mati.

Di Jalan Pekojan Raya, Anda akan dibawa menelusuri Masjid Langgar Tinggi yang dibangun oleh Said Na’um, seorang kapiten Arab, abad ke-19. Anda juga akan mendatangi Masjid An-Nawir yang letaknya tidak jauh dari Masjid Langgar Tinggi. Sementara di sepanjang jalan di pinggir Kali Angke, rumah-rumah Muslim sampai 1989 merupakan rumah tinggal paling tua di Jakarta, termasuk bekas kediaman pendiri Jamiat Kheir (1901), Sayid Ali Shahab, dan pendiri Al-Irsyad, Sheikh Ahmad Syurkati.

Untuk santap siang, Anda akan disuguhi kuliner nasi kebuli di rumah keluarga Alatas, sepupu  almarhum mantan Menlu Ali Alatas. Dilanjutkan dengan minum kopi jahe khas Pekojan. Nasi kebuli Pekojan paling terkenal di Jakarta akan memanjakan lidah Anda setelah lelah berjalan-jalan.

Informasi lebih lanjut dapat Anda dapatkan dengan menghubungi:

Sudarminto
021-780374747 Ext 325
081399058843.

Sumber Website dan kontak :
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/traveling/10/12/13/152012-jejak-arab-di-batavia

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.