TAMAN NASIONAL TANGKOKO

TAMAN NASIONAL TANGKOKO



Sejak lama wilayah Sulawesi Utara dikunjungi peneliti dan wisatawan dari berbagai belahan dunia. Mereka tidak hanya menanti kesempatan bertemu dengan biota laut terunik yang pernah ada di perairan Sulaweai namun juga untuk mengunjungi primata terkecil di dunia, yaitu tarsius (Tarsius spectrum) atau sering juga disebut dengan nama lain tangkasi. Masyarakat Manado, Sulawesi Utara membanggakan hewan kecil ini seperti juga mereka membanggakan Bunaken dengan kekayaan bawah lautnya yang menawan.

Tarsius bisa ditemukan di Taman Nasional Tangkoko Dua Sudara yang terletak di utara Pelabuhan Samudera Bitung tepatnya di kaki Gunung Dua Saudara, sekira 60 km dari Kota Manado. Area seluas 90 km persegi ini menggabungkan garis pantai yang panjang dan perairan dengan terumbu karang yang indah. Ini tidak hanya rumah bagi tarsius, namun juga habitat bagi hewan-hewan yang dilindungi lainnya seperti kawanan burung maleo, rangkong, anoa dan babirusa.

Tarsius merupakan hewan endemik Sulawesi. Hewan unik ini memiliki kepala yang dapat diputar 180 derajat. Selain itu, darah tarsius setelah diteliti tim dari Australia ternyata berjenis darah 'O' seperti pada manusia. Primata mungil tarsius hanya memiliki panjang 10-15 cm dengan berat 80 gram. Keunikan tangkasi telah membuat hewan ini diburu ilmuan dan wisatawan untuk diteliti atau diamati. Hingga kini jumlah tangkasi atau tarsius terus berkurang dan termasuk hewan langka yang dilindungi.

Tarsius dapat melompat sejauh 3 meter atau hampir 10 kaki dari satu pohon ke pohon lainnya lalu menghilang dari pandangan Anda. Sifat tarsius sangat pemalu, tubuhnya berwarna coklat muda, kelima jarinya yang panjang memungkinkan menempel erat pada cabang pohon. Apabila Anda perhatikan jari-jari tersebut memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar. Tarsius memiliki ekor panjang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya.

Ukuran matanya besar dan mungkin ukuran mata tarsius ini lebih besar daripada ukuran otaknya. Matanya yang besar sangat bermanfaat untuk aktifitas malam hari. Jadi, memang hewan ini cenderung dapat ditemui sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Mangsa mereka adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, kadang juga reptil kecil, burung, dan kelelawar.

Tarsius tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Hewan ini tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka langsung melompat ketika berada di tanah. Selain itu bintang langka dan unik ini sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya karena jika ditempatkan dalam kurungan maka tarsius akan stres lalu melukai dirinya sendiri hingga mati.

Ada 9 jenis tarsius di dunia, 2 di Filipina dan 7 sisanya terdapat di Sulawesi. Dua jenis yang paling terkenal terdapat di Indonesia yaitu kera hantu (Tarsius tarsier) dan tarsius kerdil atau krabuku kecil (Tarsius pumilus atau Pygmy tarsier). Tarsius pumilus merupakan jenis tarsius terkecil dengan panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.

Bukan hanya karena keberadaan tarsius saja tetapi Taman Nasional Tangkoko juga telah menarik ilmuan dari berbagai belahan dunia sejak dahulu. Alfred Russle Wallace tahun 1850 meneliti tempat ini untuk melihat langsung hewan unik maleo dan babi rusa. Karena penelitiannya sekarang kita mengenal batas imajiner Garis Wallace yang telah membagi dua kelompok satwa antara Bali dan Kalimantan terus ke Selatan. Garis ini juga menjadi batas perpaduan zoogeografi dua wilayah yaitu Asia dan Australia.

Pada tahun 90-an, Tangkoko juga menjadi lokasi penelitian burung rangkong. Saat itu peneliti Margaret F Kinnaird dan Timothi O'Brien membandingkan kekayaan hutan-hutan di Sumatra dan Sulawesi sebagai habitat burung rangkong yang kaya akan makanan. Hasilnya, ternyata Tangkoko memiliki spesies buah yang lebih melimpah untuk daripada hutan-hutan di Sumatra untuk dikonsumsi oleh rangkong.

KULINER

Lebih baik Anda membawa makanan sendiri atau membelinya dari Bitung atau Manado. Ini jelas karena penjelajahan di dalam hutan perlu membawa bekal yang cukup. Anda juga sebaiknya tidak membuang sisa makanan di hutan, membakar ataupun menguburnya.

BERBELANJA

Di sekitar Batuputih Bawah dapat Anda temukan beberapa tempat yang menjual asesoris untuk dijadikan oleh-oleh.

AKOMODASI

Di sekitar taman nasional ini tersedia cottage dan restoran kecil. Di Batuputih dapat Anda temukan penginapan atau homestay yang disewakan dengan beragam harga.

Pengiapan Mama Roos lokasinya berhadapan dengan Tersier Information Center. Kondisi penginapannya sederhana meliputi satu kamar dengan 2 ranjang dan 1 kamar mandi, kipas angin, dan ruangan khusus untuk makan.

Ada pilihan menginap di beberapa homestay seperti berikut ini.

Tarsius Homestay

Tlp. 081356225545

Pulisan Jungle Beach Resort

Tlp. (0431) 838 185

Tangkoko Ranger Homestay

Batuputih Bawah, Bitung, Sulawesi Utara

Tlp. 082195109661

KEGIATAN

Di Taman Nasional Tangkoko Anda dapat melihat beragam ekosistem, yaitu pantai, hutan, dan pegunungan. Ada tiga gunung berapi yaitu Gunung Tangkoko dan puncak kembar Dua Saudara. Taman Nasional Tangkoko menyuguhkan pemandangan bukit dan lembah yang mengesankan.

Taman Nasional Tangkoko merupakan tempat yang ideal untuk mengamati beragam satwa menarik di kawasan seluas 8.718 hektar. Ada sekitar 26 jenis mamalia dan 10 diantaranya adalah endemik Sulawesi, ada juga 180 jenis burung dan 59 diantaranya endemik Sulawesi serta 5 hewannya asli hanya ada di Sulawesi Utara, ada 15 jenis reptil dan amfibi.

Taman Nasional Tangkoko merupakan ekosistem bagi kera hitam, burung maleo, dan burung enggang, yaki (Macaca nigra), kuskus (Phalanger ursinus) dan tentunya tangkasi (Tarsius spectrum) yang khas dan unik.

Di sini selain melihat hewan-hewan langka, Anda juga dapat trekking menjelajahi lebatnya hutan belantara. Termasuk juga Anda dapat menaiki gunungnya setinggi 1.109 meter. Persiapkan segalanya untuk mencapai puncaknya dengan hadiah di atas sana adalah pemandangan menakjubkan Laut Maluku dan Pelabuhan Bitung.

Di sini Anda juga dapat berenang di pantainya yang indah sambil mengakrabi masyarakatnya yang ramah dan bersahaja.

Sewalah pemandu untuk membawa Anda trekking di malam hari yang memungkinkan tarsius terlihat. Usai menikmati segelas kopi dan sarapan di homestay, Anda bisa berkeliling mengunjungi Pantai Batu Buteh. Tidak seperti namanya, di sini Anda tidak akan menemukan bebatuan di pinggir laut, pantai dihiasi pasir halus berwarna hitam. Pemandangan di sini masih sangat tradisional berupa perahu kecil yang digunakan untuk mencari ikan, atau sesekali melihat ibu-ibu memilah ikan hasil tangkapan.

Bird-watching juga merupakan salah satu kegiatan yang banyak dicari wisatawan mancanegara. Mulai lah aktivitas ini di pagi hari maka Anda akan bertemu dengan beberapa burung endemik seperti raja udang, rangkong dan burung platuk besar. Apabila beruntung, Anda pun akan bertemu kuskus dan kera hitam.

Harga tiket masuk di Taman Nasional Tangkoko adalah Rp 150.000,-. Harga tersebut sudah termasuk trekking di temani pemandu yang berlaku selama 9 jam.

Tips
Persiapkan semua bekal Anda selama trekking, terutama sepatu gunung dan peralatan naik gunung.
Waktu untuk melihat tarsius adalah saat menjelang malam terutama sore hari saat mereka keluar untuk mencari makanan dengan berpindah dari satu pohon ke  pohon yang lain.
Tarsius termasuk hewan langka yang kecil dan pemalu jadi Anda perlu cermat mengamatinya dan lebih penting apabila Anda meminta seorang pemandu yang mengenal tempat ini untuk menunjukan lokasinya.
Tangkoko dihuni oleh banyak serangga yang disebut dengan gonones atau agas. Apabila serangga ini menggigit bisa menyebabkan bintik-bintik merah di kemudian hari. Oleh sebab itu selalu kenakan celana panjan dan kaus kaki, kenakan sepatu tertutup serta lotion anti serangga.
Bawalah selalu uang tunai karena menemukan ATM terblang jarang di sana.

BERKELILING
Di pintu gerbang Batuputih Anda dapat melihat pohon yang tinggi menjulang. Ada juga pantai yang indah dan rest area. Di pintu gerbang kedua tersedia shelter bagi peneliti yang umumnya berasal dari mancanegara.

TRANSPORTASI
Untuk menuju Taman Nasional Tangkoko maka Anda perlu mengarahkan tujuan ke Bitung yaitu sekitar 70 km dari Manado ibu kota Sulawesi Utara. Perlu waktu 1 jam berkendara dari Manado ke Bitung kemudian 45 menit lagi ke Batuputih sebagai destinasi menarik di Tangkoko.

Untuk akses menuju taman nasional ini, jalannya sudah diaspal dan dapat dilewati mobil.

Anda dapat menumpang bus umum selama 1,5 jam dari Paal II Manado ke terminal Tangkoko di Bitung. Berikutnya turunlah di Girian untuk melanjutkan perjalanan 1 jam dengan kendaraan umum bak terbuka. Alternatif lain adalah menyewa mobil.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.