PULAU MALENGE

PULAU MALENGE


Menyelam, snorkeling, berenang adalah beberapa kegiatan andalan saat mengunjungi kawasan cantik Taman Nasional Kepulauan Togean, tak terkecuali saat datang ke pulau yang satu ini: Pulau Malenge. Pulau Malenge, dapat saja menjadi salah satu pulau favorit Anda di antara puluhan pulau yang tercakup dalam kompleks wisata bahari andalan Sulawesi Tengah di Togean.

Pulau Malenge sebenarnya meliputi dua bagian pulau, yaitu Pulau Papan yang dihuni suku Bajoe dan Pulau Kadoda yang berupa cottage meliputi 8 kamar. Kedua pulau tersebut dihubungkan jembatan kayu panjang yang memukau sejauh 1.800 m. Pastikan Anda membidikan kamera ke arahnya untuk menangkap moment saat anak-anak sekolah berjalan melintasinya secara berkelompok. Objek unik ini juga sangat sempurna apabila Anda foto dari atas bukit di Pulau Papan.

Selain memiliki gugusan pantai yang indah dan pemandangan alam yang memesona, Pulau Malenge terbilang unik dengan kondisi alamnya yang masih diliputi hutan tropis nan rimbun. Kehidupan masyarakat suku Bajoe dengan kederhanaan dan keterikatan mereka dengan laut adalah hal menarik untuk diamati.

Pulau Malenge merupakan satu dari 6 pulau terbesar yang terletak di sebelah utara kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. Secara administratif, pulau seluas sekira 12,21 km2 ini masuk dalam wilayah Kecamatan Walea, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah.

AKOMODASI

Terdapat beberapa pilihan akomodasi, khususnya tempat menginap saat Anda mengunjungi Pulau Malenge. Satu yang paling populer adalah Cottages Lestari. Tarif kamar per malamnya adalah Rp150.000,-/orang. Harga ini sudah termasuk makan 3 kali sehari. Pemandangan tepat di depan penginapan ini adalah perkampungan suku bajo dan hamparan pasir putih yang bersih. Hubungi pihak cottage di nomor +6285241003685.

Paket wisata snorkeling dengan menyewa kapal dapat pula Anda dapatkan di penginapan ini. Pemandu akan membawa Anda ke tempat snorkeling yang tentunya takkan mengecewakan. Biasanya satu kapal motor dapat menampung sekira 20 orang. Tarif sewa kapal dapat dibagi dengan penumpang lain; semakin banyak orang, semakin murah.

Malenge Indah adalah pilihan tempat menginap yang lainnya. Penginapan ini berjarak sekira 45 menit dengan kapal dari Pulau Malenge. Suasana pulau yang sepi dan terpencil menjadikannya lokasi yang tepat untuk sejenak rehat dari pikuk kehidupan kota. Tarif kamar juga dimulai dari Rp150.000,-/orang per malam dengan 3 kali makan.

KEGIATAN

Seperti kebanyakan lokasi wisata bahari favorit di kawasan Kepulauan Togean, Pulau Malenge juga menawarkan keindahan pantai dan kehidupan bawah laut yang eksotis sekaligus masih lestari. Pesona terumbu karang dan beragam biota laut penghuni taman bawah lautnya akan menarik hati siapa saja untuk menelusurinya.

Bagi Anda yang ingin sekedar rekreasi santai atau berjemur di pantai, di pulau cantik ini juga terhampar gugusan pantai berpasir putih bersih. Sebut saja Pantai Kadoda, Bonavang, Poponoton dan Pantai Batuengkang. Kepiting kenari, salah satu hewan endemik kawasan Togean dapat pula ditemukan di pulau ini.

Selain dianugerahi kondisi pantai yang cantik alami, Pulau Malenge juga menawarkan petualangan (trekking) menjelajah hutan tropis nan rimbun—sangat cocok bagi Anda yang berjiwa petualang dan pecinta kehidupan alami hutan tropis. Di rimbun hutan tropis Pulau Malenge, hidup beragam jenis flora dan fauna, beberapa di antaranya adalah endemik pulau ini. Satu jenis satwa endemik yang paling populer dan dikabarkan nyaris (bahkan sudah) punah adalah Monyet Togean (Macaca togeannus).

Tidak hanya itu, di hutan tersebut, hidup pula primata paling kecil di dunia: tangkasi (tarsius). Tangkasi diketahui sebagai hewan endemik yang hanya dapat hidup di beberapa tempat di dunia. Dan oleh karenanya, mengamati hewan ini bergelantungan di pohon-pohon dapat menjadi sebuah kegiatan yang utama sambil menjelajahi (trekking) hutan Pulau Malenge. Pengamatan satwa lainnya, seperti babi rusa, burung rangkong, dan hewan lainnya dapat pula menambah daftar pengalaman Anda. Mintalah bantuan seorang pemandu yang dapat Anda temui di penginapan untuk dapat menjejahi kehidupan liar tropis di Malenge.

Di Pulau Malenge, Anda juga berkesempatan menyaksikan dari dekat kehidupan masyarakat lokal. Populasi penduduk di pulau ini relatif lebih banyak apabila dibandingkan dengan pulau berpenghuni lainnya. Perkampungan suku bajo yang terkenal itu juga dapat ditemui di pulau ini. Tampak rumah-rumah sederhana terbuat dari kayu berdiri di atas air dangkal. Jembatan kayu menjadi penghubung antara satu rumah dan lainnya serta penghubung ke desa yang ada di Pulau Malenge.  Kesederhaan dan minimnya fasilitas yang ada di Pulau Malenge justru menjadi sebuah daya tarik yang berbeda untuk diamati.


Tips
Musim non-penghujan sudah pasti adalah saat terbaik mengunjungi Pulau Malenge dan sekitarnya. Khusus untuk Togean yang menurut penduduk lokal musim hujannya sedikit berbeda, waktu kunjung terbaik adalah Juli hingga November.

Bawalah bekal makanan, minuman, sunblock, kamera, obat-obatan, senter dan kebutuhan lainnya sebab tak ada toko di pulau tersebut. Bagi yang tidak terlalu suka menu sea food, sebaiknya membawa lauk tambahan (makanan kering atau instant).

Jangan lupa membawa krim anti nyamuk dan obat anti malaria mengingat di Kepulauan Togean terkenal akan banyaknya nyamuk.

Tisu basah juga merupakan hal yang penting untuk dibawa sebagai persiapan, mengingat kebutuhan akan air bersih terbatas didapatkan di pulau-pulau kecil sekitar Togean tersebut

Bawalah plastik atau drypack untuk melindungi barang-barang Anda seperti kamera, handphone, jam tangan, dll

Pastikan Anda tahu jadwal keberangkatan/kepulangan kapal yang akan menjadi alat transportasi Anda. Hal ini dikarenakan kapal-kapal tersebut biasanya tidak beroperasi tiap hari. Informasi yang benar akan menyelamatkan dan membuat perjalanan Anda lebih efektif dan berjalan sesuai rencana.

Pulau Togean masih terbilang alami dan lestari, berpartisipasilah menjaganya dengan tidak membuang sampah sembarang atau melakukan tindakan yang mengakibatkan pencemaran dan pengrusakan lingkungan.


BERKELILING
Sudah menjadi suatu yang umum, bahwa untuk mengarungi kawasan  kepulauan alat transportasi terbaiknya adalah tentu saja kapal atau speedboat. Begitu pula apabila Anda hendak mencapai Pulau Malenge dan mengitari kawasan wisata bahari lainnya yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. Anda dapat menyewa kapal tersebut; semakin banyak orang akan semakin murah mengingat biaya sewa yang bisa dibagi.

Tak jauh dari Pulau Malenge, terdapat sebuah destinasi wisata bernama Pulau Angkaio. Dalam bahasa daerah setempat, nama pulau tersebut berarti “Pulau Kepiting Kenari”. Nama ini rupanya disesuaikan dengan daya tarik utama pulau ini, yaitu mengamati kehidupan kepiting kenari yang merupakan salah satu hewan endemik di Sulawesi Tengah.

Pulau Kadidiri disebut-sebut sebagai tujuan wisata utama di kawasan Kepulauan Togean. Keindahan alam pesisir dan bawah lautnya yang bebas polusi dan eksotis menjadikannya berhak menyandang gelar tersebut. Pulau terpencil dan tak berpenghuni ini berjarak sekira 30 menit perjalanan dengan kapal dari Wakai. Terdapat 3 penginapan saja di pulau cantik ini; kebutuhan akan alat snorkeling dan diving dapat disewa di penginapan tersebut.

Sekira 30 menit dari Kadidiri, terdapat sebuah pulau yang juga cantik dan layak disinggahi yaitu Pulau Pangempa. Di pulau ini hanya terdapat sebuah penginapan bernama Fadhila Cottage. Terdapat sebuah desa kecil di pulau ini bernama Desa Katupat. Di garis pantainya terdapat banyak pohon kelapa yang menambah sejuk dan indah suasana. Buahnya dapat pula Anda nikmati sebagai pelepas dahaga.

Poya Lisa adalah pulau kecil lainnya yang tak kalah pesonanya dengan pulau-pulau lain. Pulau terpencil nan eksotis serta jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota ini dapat saja menjadi sebuah tempat liburan dan relaksasi yang sempurna. Belum lagi ditambah keramahan pengelola 4 buah cottage di pulau tak berpenghuni ini yang akan pula menjadi kenangan yang menghangatkan hati. Makanan khas laut yang disajikan oleh pengelola cottage pun sudah menjadi buah bibir di kalangan wisatawan karena rasanya yang memanjakan lidah. Dari Pulau Kadidiri, perjalanan menuju Poya Lisa adalah sekira 2 jam atau dapat ditempuh sekira 10 menit menggunakan kapal motor dari Bomba.


TRANSPORTASI
Pulau Malenge dapat ditempuh dengan perjalanan menggunakan perahu boat dari Ampana sekira 2-4 jam.

Untuk sampai di Ampana, apabila Anda datang dari Jakarta maka hendaknya memesan penerbangan ke Palu atau Luwuk. Anda dapat menggunakan pesawat Lion Air, Sriwijaya Air, dan Garuda Indonesia, dari Bandara Sukarno Hatta Cengkareng menuju Bandara Mutiara di Palu (3 jam perjalanan). Harga tiketnya berkisar antara 700 ribu rupiah sampai 1 juta rupiah.

Dari Bandara Mutiara-Palu, Anda dapat menyewa taksi bandara menuju travel dengan ongkos sekira Rp50.000,-. Travel ini akan membawa Anda ke Ampana. Berikut pilihan armada travel menuju Ampana dengan tarif sekitar Rp110.000,-.

Touna Travel di Jalan Sam Ratulangi Palu (Tlp. +62 0451 454808) dengan jadwal keberangkatan pukul 08.00 WITA dan 16.00 WITA.
Sansarino Travel di Jalan Sisingamagaraja Palu (Tlp. +62 0451 425807) dengan jadwal keberangkatan pukul 09.00 WITA.
Togean Indah Travel di Jalan Suprapto Palu (Tlp. +62 0451 422829)
Berikutnya lanjutkan perjalanan dengan perahu atau feri dari Ampana ke Malenge.

Apabila Anda datang dari Gorontalo, Anda dapat naik feri selama 12 jam menuju Wakai; feri tersebut beroperasi 2 kali seminggu. Dari Wakai terdapat kapal menuju ke Pulau Malenge.

Untuk jadwal pulang, keberangkatan dari Pulau Malenge-Ampana dapat menumpang kapal dengan jadwal keberangkatan jam 6 pagi (transit di Pulau Wakai). Kapal di pulau ini tidak beroperasi setiap hari, melainkan beroperasi hanya pada hari Kamis dan Minggu.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.