PATIAYAM
PATIAYAM
Patiayam adalah Situs purba di Pegunungan Patiayam, Dukuh Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Sekitar 1.500 fosil ditemukan di Patiayam dan kini disimpan di rumah-rumah penduduk. Sebagian gading gajah ditempatkan di Museum Ronggowarsito Semarang.
Situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria. Luasnya 2.902,2 hektar meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di Pati. Di gunung ini terdapat makam dan Masjid Sunan Muria, air terjun, motel, penginapan, sejumlah villa, dan warung makan. Jaraknya hanya 18 kilometer dari kota Kudus.
..keistimewaan Situs Patiayam adalah keutuhan fosil yang ditemukan di situ
Situs purba Patiayam memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran, Trinil, Mojokerto, dan Nganjuk. Keunggulan komparatif situs Patiayam adalah fosilnya yang utuh dikarenakan peimbunan adalah abu vulkanik halus dan pembentukan fosil berlangsung baik. Di sekitarannya tidak terdapat sungai besar sehingga fosil ini tidak pindah lokasi karena erosi. Keadaan ini berbeda dengan situs purbakala lainnya dimana fosil ditemukan pada endapan sungai.
Situs Patiayam merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu aeri pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.
Secara morfologi situs Patiayam merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian puncak tertingginya (Bukit Patiayam) 350 meter di atas muka laut. Di daerah Patiayam ini terdapat batuan dari zaman Plestosen yang mengandung fosil vertebrata dan manusia purba yang terendap dalam lingkungan sungai dan rawa-rawa.
Sejak 22 September 2005 situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Sebelumnya situs ini sudah lama dikenal sebagai salah satu situs manusia purba (hominid) di Indonesia. Sejumlah fosil binatang purba ditemukan penduduk setempat seperti kerbau, gajah, dan tulang lain. Fosil gading gajah purba Stegodon trigonocephalus merupakan primadona Patiayam.
Rangkaian penelitian telah dilakukan di situs ini, mulai dari tahun 1931 saat peneliti asal Belanda Van Es menemukan sembilan jenis fosil hewan vertebrata. Berikutnya hingga tahun 2007 berbagai penelitian dilakukan dan ditemukan 17 spesies hewan vertebrata dan tulang belulang binatang purba antara lain : Stegodon trigonochepalus (gajah purba), Elephas sp (sejenis Gajah), Rhinocecos sondaicus (badak), Bos banteng (sejenis banteng), Crocodilus, sp (buaya), Ceruus zwaani dan Cervus atau Ydekkeri martim (sejenis Rusa) Corvidae (Rusa), Chelonidae (Kura-Kura), Suidae (Babi Hutan), Tridacna (Kerang laut), Hipopotamidae (Kudanil). Temuan fosil-fosil di Patiayam memiliki keistimewaan daripada fosil temuan di daerah lain karenakan sebagian situs yang ditemukan bersifat utuh.
Dari waktu ke waktu, makin banyak fosil purba ditemukan di situs ini, sehingga perlu dibangun museum khusus sebagai tempat penampungan fosil-fosil temuan. Museum Fosil Patiayam masih sangat sederhana, lokasinya di Desa Terban, Jekulo, Kudus, tidak jauh dari Dome Patiayam. Hingga sekarang terkumpul tidak kurang dari 1.3000 fosil purba berusia antara 700.000 sampai 1 juta tahun.
Selama ini Pemkab Kabupaten Kudus terus menyelamatkan dan melesarikan Situs Patiayam yang merupakan situs Prasejarah ikon masa depan dan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk penelitian dan ekskavasi.
KULINER
Pasar Kliwon di samping sebagai pusat grosir tekstil dan konveksi, Anda bisa menikmati berbagai masakan khas Kudus seperti soto kudus, nasi pindang, lentog tanjung, serta minuman es dawet.
Shoping Centre Jepara atau SJC selain tempat yang tepat untuk bercengkrama juga merupakan tempat untuk memanjakan lidah Anda.
Soto Ayam Kudus Pak Naryo patut Anda cicipi karena memiliki ciri komposisi bumbu lengkap. Santannya tidak terlalu kental dipadu kecap manis khas soto kudus, dimasak menggunakan kuali yaitu dandang dari tanah dimana kuah sotonya di ampur irisan tahu. Anda juga bisa menikmati tempe goreng yang renyah dan gurih disajikan hangat-hangat. Rata-rata pembeli soto bisa menghabiskan 5 tempe per orangnya bahkan kadang lebih. Temukan lokasinya di ujung Jalan Letkol TIT Sudono. Warungnya sederhana dan bisa Anda kunjungi tiap hari pukul 08.00 hingga 14.00. Akan tetapi, rata-rata pukul 12.00 sudah habis. Uniknya warung ini kalau tutup bisa sampai seminggu penuh. Harga per porsinya Rp6.000,00.
BERBELANJA
Shoping Centre Jepara atau SJC terdapat ratusan pedagang yang menjual busana dan aneka barang kerajinan. Di bagian belakang gedung terdapat lapangan yang digunakan menampung pedagang kaki lima yang menjual beraneka makanan dan minuman dan menjajakan dagangannya dari sore sampai tengah malam.
Pasar Kliwon merupakan pasar terbesar di Kota Kudus dan dapat Anda temukan beragam barang dijual. Dinamakan Pasar Kliwon karena dulu pertama kali pasar ini hanya buka pada hari Kliwon saja (penanggalan jawa). Akan tetapi, sekarang karena sudah ramai dan menjadi pasar terbesar di Kota Kudus maka pasar ini kemudian buka setiap hari.
AKOMODASI
Ada beragam pilihan akomodasi di kota Kudus, berikut ini referensinya untuk Anda.Gryptha Jalan AKBP. R. Agil Kusumadya No.100 Telp. +62 0291 438449, 431871 Fax. (0291) 431897Hotel Notosari Jalan KepodangTelp. +62 0291 437227Hotel Prima Graha Jalan R Agil Kusumadya No. 8Telp. +62 0291 431800Hotel Air Mancur Jalan Pemuda No. 70Telp. +62 291 432514Hotel AbasDs. Bakalan KrapyakTelp. +62 0291 433795Wisma KarimaJalan Museum Kretek No. 3Telp. +62 0291 431712 Hotel Duta WisataJalan Barongan II / 94Telp. +62 0291 438694 Wisma Salima Jalan RM Subechan, ZE 36Telp. +62 0291 430159 PorolimanJalan Bhakti No 5Telp. +62 0291 437501 Jati AsriJalan Lingkar JatiTelp. +62 0291 441293 Graha MuriaJalan Desa Colo DaweTelp. +62 0291 436493 AminJalan Menur No 48Telp. +62 0291 438301
KEGIATAN
Situs Patiyam merupakan tempat untuk melakukan perjalanan kembali ke masa prasejarah. Banyak hal yang bisa Anda pelajari di situs ini, antara lain tentang kehidupan di masa lalu dan tentang misteri evolusi makhluk hidup yang sangat menarik untuk diungkap.
..fosil gading gajah purba Stegodon trigonocephalus merupakan primadona Patiayam.
Anda dapat melihat dua fosil gading gajah sepanjang 2,5 meter berdiameter 15 sentimeter. Ada juga dua fosil kerang raksasa yang masih lengkap selebar 30 sentimeter yang berumur 700.000 hingga 1 juta tahun. Ada juga berbagai macam alat-alat batu manusia purba seperti serut, kapak perimbas (chopper) dan gigantolith.
Di situs Patiayam ada 4 formasi lapisan di kawasan yang begitu luas. Keempat formasi tersebut adalah Formasi Jambe, Formasi Kancilan, Formasi Slumprit, dan Formasi Suko Bubuk.
Di Formasi Jambe batuan yang menyusun lapisan adalah batuan lempung, terbentuk saat dahulu Muria dan Pulau Jawa terpisah, yaitu ketika zaman Meosin Akhir terbentuk. Ini terbukti dengan ditemukannya sumur yang airnya asin di sekitar daerah Patiayam salah satunya di daerah Gondoharum. Formasi Kancilan merupakan komposisi lempung kemudian terbentuk akibat adanya pengangkatan daratan pada masa plestosen dan aktivitas gunung Muria. Batuan yang ada pada masa itu merupakan campuran dari batuan lempung dan breksi. Keadaan ini terjadi hingga akhir masa Plestosen. Formasi Slumprit terbentuk sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Di situs ini banyak ditemukan fosil vertebrata dan molusca air tawar. Fosil vertebrata yang ditemukan adalah gajah, rusa, ikan, dan kadal. Sementara Formasi Suko Bubuk merupakan pusat penemuan jejak-jejak masa lampau di kawasan situs. Hal inilah yang membuat situs ini kaya akan segala macam jenis fosil.
Situs Patiayam juga memiliki nilai-nilai penting karena merupakan salah satu dari sedikit situs manusia purba di Indonesia. Situs Patiayam mampu memberikan gambaran mengenai evolusi lingkungan purba tanpa terputus selama dua juta tahun terakhir.
Tips
Untuk informasi Anda dapat menghubungi alamat berikut ini.
Situs Patiayam
Jl. Kudus
Kudus, Jawa Tengah
Website: http://patiayam.com
Tidak ada komentar: