MUSEUM TEKSTIL

Juli 12, 2017
MUSEUM TEKSTIL


Kain pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung tubuh dari cuaca. Selain memenuhi fungsi dasar tersebut, kain juga merupakan sarana identitas dan lambang status sosial-budaya. Hal ini akan tampak nyata tercermin pada kain tradisional dari banyak suku yang ada di Nusantara.

Hampir semua daerah di negeri ini memiliki jenis kain tradisionalnya sendiri yang khas dan bernilai tinggi. Kekayaan produk budaya semacam ini sudah semestinya menjadi kebanggaan yang terus dijaga kelestariannya. Akan tetapi, arus modernitas dan gaya hidup yang serba instan membuat masyarakat lebih memilih produk yang sifatnya praktis. Sementara, pembuatan kain tradisional kurang dapat memenuhi kriteria tersebut. Kain tradisional biasanya melewati proses yang panjang dan butuh ketelitian serta ketekunan pembuatnya, misalnya kain tenun atau batik. Jika tidak terus dilestarikan, keberadaan atau ketersediaan kain tradisional dapat terancam dan menjadi sejarah yang hanya dapat diingat pernah ada.

Adalah Museum Tekstil yang pendiriannya didasari kesadaran bahwa tekstil modern telah banyak menggeser tekstil tradisional Nusantara. Didirikan pada 1975, Museum Tekstil hadir sebagai wadah untuk mendokumentasikan kekayaan dan ragam kain tradisional Nusantara. Adapun penggagas museum ini adalah Kelompok Pecinta Kain Tradisional Indonesia (Wastraprema), Ir. Safioen, selaku Dirjen Tekstil Departemen Perindustrian kala itu.


Museum ini adalah satu-satunya Museum Tekstil di Jakarta dan pertama di Indonesia. Letaknya berada tak jauh dari Pasar Tanah Abang, tepatnya di Jalan Aipda K.S Tubun No. 2-4, Jakarta Pusat. Museum ini adalah rumah bagi sekira 1914 buah kain tradisional koleksi museum.


Awalnya, koleksi Museum Tekstil didapat lewat sumbangan dari Wastraprema dan menghimpun sekira 500 koleksi. Penambahan koleksi hingga kini melalui pembelian oleh Dinas Museum dan Sejarah/Dinas Museum dan Pemugaran/Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, serta sumbangan dari masyarakat baik individu maupun kelompok.

Koleksi museum terdiri dari benda-benda yang ada hubungannya dengan dunia pertekstilan Nusantara dari akhir abad ke-18 sampai masa kini. Koleksi benda museum dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu koleksi kain tenun, batik, koleksi kontemporer, koleksi campuran, peralatan pembuatan batik/tenun dan lainnya. Dari koleksi tersebut dapat dilihat dan dipelajari perkembangan motif-motif kain tradisional Nusantara dari masa ke masa.

Di museum ini, Anda juga dapat mengenal peralatan batik dan tenun dari berbagai daerah. Selain menyimpan koleksi tradisional, Museum Tekstil juga menampilkan koleksi tekstil modern karya perancang busana terkemuka saat ini sebagai upaya untuk terus mendukung dan mengembangkan pertekstilan Indonesia.

Museum Tekstil

Jl. K.S. Tubun No. 2 – 4 Jakarta Pusat

Telp. (021) 560 6613

Fax. (021) 565 4401

Website. http://museumtekstiljakarta.com/

Email: mus_tekstil@yahoo.co.id

BERBELANJA

Gerai cenderamata (souvenir shop) tersedia di sini. Bagi Anda yang ingin mengoleksi kain tradisional, silakan kunjungi gerai tersebut yang menjual beragam koleksi kain tradisional dari berbagai daerah.

AKOMODASI

Berikut ini beberapa hotel yang berada tak jauh dari Museum Tekstil (sesuai urutan jarak).

Alma

Jl. Aipda Karel Satsuit Tubun No. 10a

Telp.: (021) 5638633

Website: alia-hotel.com‎

Millennium Hotel Sirih Jakarta‎

Jl. Fachrudin 3, Jakarta

Telp.: +6221 230 3636

Fax. : +6221 230 0028

Website: millenniumhotels.com‎

Ascott Hotel

Jl. M.H. Thamrin No. 2

Telp.: (021) 3916868

Website: the-ascott.com‎

Hotel Santika Premiere

Jl. Aipda K.S. Tubun No. 7, Slipi, Jakarta

Telp.: (021) 5361777, 5330350

Fax.: (021) 5483457

Email: reservation@jakartapremiere.santika.com

Wesbite: www.santika.com

KEGIATAN

Menempati lahan seluas 2 Ha yang sejuk sebab dinaungi banyak pohon, museum ini adalah wahana untuk melihat dan mengagumi khazanah kain tradisional Nusantara. Museum ini juga memiliki banyak program kegiatan publik (baik rutin atau pun insidental) yang bisa diikuti.

Gedung Museum Tekstil sendiri sudah menjadi daya tarik peninggalan sejarah kolonial yang kini merupakan salah satu cagar budaya di Kota Jakarta. Bagi pecinta bangunan antik, menelusuri setiap ruang gedung utama museum sambil mengamati ribuan kain koleksi museum dapat juga sambil menikmati keindahan arsitektur kuno yang kental dan megah.

Gedung Museum Tekstil dulunya merupakan rumah pribadi seorang warga negara Perancis di abad ke-19. Setelahnya gedung ini berpindah kepemilikan karena dijual kepada seorang Konsul Turki. Selanjutnya, gedung ini ditempati oleh Karel Christian Crucq (1942); sempat pula menjadi markas BKR pada zaman perjuangan kemerdekaan; lalu dihuni oleh Lie Sion Phin (1947), menjadi Departemen Sosial; hingga kemudian ditetapkan sebagai museum.

Gedung Workshop Center (Pendopo) terbuka bagi pengunjung yang ingin melakukan workshop membatik atau lainnya. Museum Tekstil juga membuka kursus membatik yang bisa diikuti baik oleh pengunjung lokal atau pun pengunjung asing yang menaruh minat pada batik. Biaya bagi peserta kursus lokal sebesar Rp40.000,-, sementara peserta asing dikenai Rp75.000,-. Selain kursus membatik, ada pula workshop kain flannel; membuat boneka (Rp65.000/orang); membuat aneka aksesoris (Rp35.000/orang)

Selain gedung utama, tersedia fasilitas pendukung lain di museum ini, seperti Ruang Display, Gedung Galeri Batik, Perpustakaan, Ruang Labolatorium & Konservasi Ruang Penyimpanan (Storage), Ruang Multimedia (Auditorium), Ruang Pengenalan Wastra, dan lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi atau hubungi pihak museum. Adapun jam buka museum adalah sebagai berikut:

Selasa – Minggu: Pukul 09.00 s/d 15.00 WIB

Sementara pada hari Senin dan hari libur nasional, museum akan tutup.

Tiket masuk perorangan:

Dewasa: Rp5.000,-

Mahasiswa: Rp3.000,-
Anak-anak: Rp 2.000,-

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.