BITUNG

BITUNG


Di ujung timur laut Provinsi Sulawesi Utara, terdapat sebuah kota pelabuhan yang begitu cepat pertumbuhannya. Inilah Kota Bitung, kota yang namanya dirangkai dari nama pohon di sepanjang pesisir Bitung. Nama itu juga berasal dari kata Balisung yang artinya tempat pengobatan mujarab. Kedua pengertian tersebut memaknai Bitung sebagai kota yang damai dan sejahtera.

Wilayah Kota Bitung terdiri dari daratan yang berada di kaki Gunung Duasudara dan sebuah pulau bernama Lembeh, surganya para penyelam. Kesehariannya disibukkan dengan segenggam aktivitas perdagangan dan pendidikan. Bahasa utama yang digunakan penduduknya adalah Bahasa Manado.
Penduduknya yang multietnis hidup di sini dimana sebagian besar terdiri dari Suku Minahasa dan Suku Sangihe. Mayoritas memeluk agama Kristen Protestan namun ada juga yang berasal dari etnis Jawa dan Gorontalo yang memeluk agama Islam. Sementara agama Kong Hu Cu dan Buddha dianut oleh penduduk dari etnis Tionghoa.

Uniknya, heterogenitas tersebut justru dijadikan latar belakang budaya yang mengarahkan Bitung sebagai kota pelabuhan internasional, industri, pariwisata, perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan dan unggul di era globalisasi.

Belum lagi, Bitung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki ekowisata khas. Cagar alam dan pantainya sangat potensial untuk memikat wisatawan lokal dan mancanegara. Primata terkecil di dunia yakni tarsius merupakan harta ekowisata Bitung yang begitu dibanggakan.

Julukan 'Kota Cakalang' melekat padanya karena Bitung merupakan kota penghasil ikan cakalang terbesar di Indonesia. Jika memijakkan kaki di pusat kota tepatnya di Jalan Sam Ratulangi maka Anda akan menemukan patung ikan cakalang mempercantik wilayah ini.


KULINER

Pasar Tua yang berlokasi di pusat Kelurahan Bitung Tengah, dirancang sebagai lokasi wisata kuliner. Berbagai makanan kaki lima dijajakan dengan gerobak, sajian unggulannya adalah olahan ikan khas Bitung seperti ikan kerapu, atau yang sering disebut dengan ikan woku belanga. Selain Pasar Tua, rumah-rumah makan yang terdapat di kawasan Taman Nasional Tangkoko, Kelurahan Batu Putih, juga menyajikan menu khas tersebut.

Woku belanga adalah racikan ikan kerapu dengan air jeruk nipis, tumis bawang merah, daun kemangi, daun pandan, cabe rawit merah, kunyit, jahe dan kemiri. Harumnya daun pandan dan daun kemangi membuat makanan ini bercitarasa unik. Guyuran kuah kentalnya akan membuat siapapun ingin melahap kuliner ini sampai habis.


BERBELANJA

Ikan-ikan tuna hasil tangkapan Bitung dapat Anda bawa pulang. Tentu bukan dalam keadaan mentah, melainkan sudah tersaji di dalam kaleng. Ya, ada perusahaan-perusahaan tertentu yang memproduksi tuna sambal goreng atau tuna saus woku kalengan. Ada juga kornet ikan oles dan kornet tuna iris. Buah tangan ini dipatok dengan harga Rp7 ribu - Rp9 ribu per kalengnya.

Bila melangkah ke Kelurahan Girian, Bitung, berbeda lagi oleh-oleh yang Anda dapatkan. Warga di sini sibuk mengolah ikan cakalang untuk dijadikan buah tangan khas, cakalang fufu.Proses pengolahan cakalang melalui teknik pengasapan agar siap dikonsumsi. Ikan-ikan telah mendapatkan perlakuan panas yang cukup sehingga bakteri di dalamnya hilang. Bentuk dari cakalang fufu pun unik, ikan yang sudah dibersihkan dibelah menjadi dua kemudian ditusuk dengan bambu di bagian tengahnya. Masyarakat sekitar menyebutnya digepe.

AKOMODASI

Kota Bitung memiliki 3 hotel berbintang satu, diantaranya adalah: Hotel Fatamorgana (0438-21227), Kungkungan Bay Resort (0438-30300), dan Hotel Nalendra (0438-30403).

Ada juga beberapa hotel kelas melati, seperti Hotel Melati Krista (0438-32483), Hotel Nice Bambu (0438-31507) atau Hotel Phoenix (0438-30255).

Untuk informasi lengkapnya, silahkan kunjungi situs www.bitung.go.id.

KEGIATAN

Delapan kali berturut-turut Bitung meraih penghargaan Adipura untuk kategori kebersihan dan tata kota. Jadi siapapun yang singgah di sini, pasti akan terpesona dibuatnya. Berkelilinglah di Kota Bitung untuk menikmati pemandangan tengah kota yang asri.



Selat Lembeh merupakan salah satu situs menyelam yang tersohor di Sulawesi Utara. Atraksi yang satu ini sudah berkembang sehingga tak jarang ditemukan operator diving di sekitarnya, resor-resor pun sudah menyediakan fasilitas dan paket diving.



Pecinta ekowisata wajib mengunjungi Cagar Alam Tangkoko dan Taman Margasatwa Tandurusa. Jelajahi hutan rimbadi sana dan menyatulah dengan hewan-hewan endemik yang mendiaminya. Sudah lama Tangkoko dikenal para ilmuwan, termasuk seorang pemikir revolusioner yaitu Alfred Russel Wallace. Anda bisa melihat berbagai satwa seperti tarsius, monyet hitam Sulawesi, kuskus kerdil, anoa, dan musang khas Sulawesi.

TRANSPORTASI
Jarak dari Manado, ibukota Sulawesi Utara ke Bitung sekira 44 kilometer.  Jika tidak menggunakan kendaraan pribadi maka Anda bisa menaiki bus umum dengan rute Manado-Bitung dari Terminal Paal Dua atau Terminal Karombasan. Bus tidak ber-AC memasang tarif Rp7.500,- sedangkan yang ber-AC Rp8.500,- jarak tempuhnya 2 jam.

Alternatif lain bisa menggunakan taksi dengan tarif sekira Rp200 ribu. Adapun taksi yang bisa Anda hubungi dan pesan adalah: Blue Bird  (0431-86 1234), Trust Taxi ( 0431-824000) dan Celebrity Taxi(0431-851010).

Di Manado juga banyak terdapat penyewaan mobil menuju Bitung. Tarifnya bervariasi, sekira Rp300 ribu. Berikut ini beberapa penyedia rental mobil di Manado.

CV Central

Jl. Sungai Musi, Singkil

Telp. 0431 3335011

CV Kenalan

Jl. 21 Mei, Teling

Telp. 0431 3323293, 0811 437793

Mawar Sharon

Jl. Sugiono No. 5

Telp.

0431 855193
 
Mobil Rental Mitra

Jl. Jambore, Winangun

Telp.

0431 3366442
Sebagai kota pelabuhan, Bitung juga mampu dicapai melalui kapal ferry. Rutenya adalah: Bitung-Pananaru, Bitung-Siau, Bitung-Melanguane dan Bitung-Ternate. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.