BIAK NUMFOR

Juli 30, 2017
BIAK NUMFOR

Dilekati oleh sejarah Kesultanan Tidore sebagai penguasa awal kepulauan ini. Biak kemudian lebih tidak awam lagi karena menjadi medan perang antara tentara Sekutu dan Jepang semasa Perang Dunia II. Saat itu Biak menjadi basis strategis Angkatan Laut Jepang di Pasifik sehingga Amerika Serikat membombardirnya pada 29 Mei 1944. Sisa-sisa dari petempuran sengit yang meluluhlantahkan pulau cantik tersebut sekarang masih bersisa ditemani lasekap alam bahari yang memikat.

Biak adalah pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil di pesisir utara Papua. Biak akan terus menjadi istimewa dengan sejarahnya. Seistimewa alamnya yang elok digandengi senyum manis orang-orang lokal nan ramah. Menikmati ragam tujuan wisata di pulau ini sudah cukup kiranya menyiratkan kenangan untuk kembali lagi, persis seperti kepanjangan nama BIAK, yaitu, “Bila Ingat Akan Kembali”. Wilayah perairan Pulau Biak dekat dengan rumah hiu paus di Teluk Cendrawasi dan juga terhampar banyak atol serta terumbu karang di beberapa pulaunya.

Pada 2005, Pemerintah Rusia pernah berencana menjadikan Biak sebagai lokasi peluncuran roket dan satelit karena lokasinya dipandang strategis. Percaya atau tidak, Bandara di Biak sebenarnya juga pernah disinggahi penerbangan Jakarta - Biak - Honolulu - Los Angeles. Akan tetapi, jalur tersebut ditutup akibat krisis moneter tahun 1997. Kondisi itu berikutnya seakan memperlambat roda perekonomian pulau ini.

Nama Biak berasal dari kata ‘v`iak’ yang dilahirkan dari sebutan untuk menamakan penduduk yang bertempat tinggal di pedalaman. Kata ‘v`iak juga dimaknai pada orang-orang yang tinggal di dalam hutan dan tidak memiliki keahlian mengarungi laut. Penisbahan itu yang diberikan oleh penduduk dari wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate-Tidore-Bacan-jailolo. Nama ‘v`iak’ kemudian dipakai sebagai nama resmi untuk penduduk dan wilayah kepulauan tersebut dengan huruf “v” dibaca “b” sehingga menjadi “Biak”. Ada juga yang mengkaitkan nama ‘biak’ dari cerita rakyat dengan nama asli pulau ini adalah Warmambo. Suku Burdam yang meninggalkan Pulau Warmambo karena pertengkaran antarsuku kemudian memutuskan meninggalkan pulau namun setiap kali mereka menoleh ke belakang mereka melihat Pulau Warmambo selalu nampak di atas permukaan laut sehingga senantiasa berkata,”v`iak wer” atau ”v`iak” yang artinya muncul lagi. Kata tersebut kemudian dipakai oleh mereka yang pergi untuk menamakan Pulau Warmambo sebagai Biak hingga sekarang.

Suku Biak mayoritas menggunakan Bahasa Indonesia dengan banyak dialek yang tersebar di 19 wilayah, yaitu: Ariom, Bo’o, Dwar, Fairi, Jenures, Korim, Mandusir, Mofu, Opif, Padoa, Penasifu, Samberi, Sampori (Mokmer), Sor, Sorendidori, Sundei, Wari, Wadibu, Sorido, Bosnik, Korido, Warsa, Wardo, Kamer, Mapia, Mios Num, Rumberpon, Monoarfu, dan Vogelkop. Di Kepulauan Biak Numfor sendiri terdapat sepuluh dialek sedangkan di daerah-daerah migrasi terdapat tiga dialek. Sejarah suku Biak berasal dari satu daerah yang terletak di sebelah timur yang datang ke kepulauan tersebut (Biak) dengan menggunakan perahu. Ada versi cerita, bahwa moyang mereka adalah sepasang suami istri yang dihanyutkan oleh air bah di atas sebuah perahu dan terdampar di atas satu bukit yang diberi nama Sarwambo. Bukit tersebut terdapat di bagian timur laut Pulau Biak (di sebelah selatan kampung Korem sekarang). Dari Bukit Sarwambo kemudian mereka berpindah ke tepi Sungai Korem dan berkembang biak memenuhi seluruh Kepulauan Biak. Daerah penyebaran suku Biak saat ini sangatlah luas, meliputi pulau Biak, Supiori, Numfor, Padaido, Rani, Insumbabi, Meosbefandi, Ayau, Mapia, Doreri, Manokwari, Ransiki, Oransbari, Nuni, Pantai Utara kepala burung hingga ke Sorong, da Raja Ampat.

Mata pencaharian suku Biak umumnya adalah nelayan, berburu dan berladang. Mereka menangkap ikan dengan menggunakan jaring inanai dan arsam untuk menangkap ikan terbang dan juga ikan lainnya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan perahu yang disebut dengan waipapa. Suku Biak juga meramu atau berburu binatang hutan sebagai makanannya seperti berburu babi, kuskus, tikus tanah, dan ular pohon. Mereka juga mengambil jenis sayur-sayuran yang ada di hutan sebagai makanan.



KULINER

Makanan khas Biak salah satunya adalah singkong marapen, yaitu singkong yang dibungkus pelepah pisang lalu dibakar di atas batuan panas. Tentunya ada juga papeda yang berbahan dasar sagu dan dapat disandingkan bersama keladi dan sayur. Cicipi pula japan iyen, yaitu keladi yang direbus tanpa bumbu dan dihidangkan bersama ikan laut. Makanan olahan hasil laut akan mendominasi saat Anda menikmati kulier di Pulau Biak. Jenis ikannya tidak akan jauh berbeda dari banyak wilayah lain di Indonesia bagian Timur. 

BERBELANJA

Temukan toko penjual cenderamata di Iriani Art Shop, Jalan Imam Bonjol. Di sana Anda dapat membeli beraneka kerajinan khas papua mulai dari perhiasan, ukiran, hingga batik papua. Untuk pilihan makanan yang dapat dibawa pulang maka belilah roll gulung, nastar, dan roti roll manis di Roti Aru yang telah ada sejak masa Hindia Belanda. Beberapa seni kerajinan rakyat Biak yang bisa Anda temukan diantaranya adalah kerajinan kerang hias dan kerajinan anyaman. Selain itu, ada pula seni ukir asmat.


AKOMODASI

Tidak jauh dari Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua, dapat Anda temui Aerotel Irian. Hotel tersebut memiliki fasilitas yang cukup lengkap termasuk wifi dan kolam renang. Harga sewa per malamnya sekitar Rp500.000,-. Pilihan lain ada di tengah kota seperti Nirmala Beach Hotel di Jalan Sorido Raya dan Hotel Mapia di Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Berikut ini beberapa pilhan hotel di Biak. 

Aerotel Irian 

Jl. Muh. Yamin SH Biak

Telp. 0981 21939

Solo Hotel

Jl. Wolter Monginsidi 4, Mandala, Biak

Telp. 0981 2139

Mapia Hotel

Jl. Jendral Ahmad Yani, Biak

Telp. 0981 26017

Instia Hotel

Jl. Wolter Monginsidi, Mandala, Biak

Telp. 0981 21891

Marasi Hotel

Jl. Prof. M Yamin, Mandala, Biak

Telp. 0981 21496

Negara Hotel

Jl. Jendral A. Yani, Mandala, Biak

Telp. 0981 21383

Arumbai Hotel

Jl. Selat Makasar 3, Fandoi, Biak

Telp. 0981 21835

Nirmala Hotel

Jl. Selat Madura 13 ,Fandoi, Biak

Telp. 0981 22005

Nirmala Beach Hotel

Jl. Sorido Raua 26, Samau Biak

Telp. 0981 26333

Sraga Inn Hotel

Jl. Sriwijaya 21, Biak

Telp. 0981 22662

Intsia Beach Hotel

Jl. Wolter Moninsidi 7, Biak

Telp. 0981 21026

 KEGIATAN

Gugusan Kepulauan Biak tertutup oleh hutan hujan yang menyimpan jumlah terbanyak spesies burung endemik. Selain itu, ada banyak sekali jenis flora di dalam hutan hujan tropis pulau Biak sendiri, termasuk variasi pepohonan dan vegetasi rawa mangrove yang rimbun. Beraneka tujuan wisata bahari memikat dapat Anda temukan di Biak. Sebut saja Pantai Barito, Pantai Parai, dan Pantai Bosnik. Ada juga titik menyelam yang menarik di sekitar Pulau Rurbas dan Kepulauan Padaido. Perairan di sekitar Pulau Biak juga merupakan lokasi pemancingan favorit. Di sana berdiam berbagai jenis ikan dengan kedalaman mencapai 1000 meter dan perairannya terbilang tenang.

Sambangi pula peninggalan sisa Perang Dunia II di Goa Binsari yang sempat menjadi tempat persembunyian tentara Jepang, Monumen Perang Dunia II di Kampung Anggraidi, Goa Lima Kamar, Lapangan Terbang Pulau Owi, serta lokasi jatuhnya kapal perang di Laut Biak. Berikut ini beberapa tujuan plesir yang menarik untuk disambangi di Biak.

Goa Binsari adalah keajaiban alam berupa goa besar dengan diameter 20 meter dan kedalaman 10 meter. Gua ini memiliki tiga lubang, satu sejajar dengan tanah (lubang menganga vertikal) dan dua lubang pintu masuk dari bawah (menuruni tangga ke bawah). Selain menakjubkan sebagai sebuah bentang alam, Gua Binsari juga bernilai sejarah tinggi karena sempat menjadi tempat persembunyian tentara Jepang yang dihujani bom oleh Sekutu sehingga menewaskan ratusan tentara di dalamnya. Bahkan, drum minyak yang dijatuhkan dari udara untuk meledakkan gua ini masih berdiam di tempatnya.

Monumen Perang Dunia II di Parai telah menjadi tujuan wisata wisman asal Jepang. Setiap tahun, banyak turis asal Jepang terutama keluarga dan kerabat yang gugur dalam Perang Pasifik (PD II) datang untuk mengenang dan melakukan upacara di tempat ini. Pantai Bosnik (Pantai Segara Indah) terletak di Desa Woniki, Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, memiliki pasir putih dengan terumbu karang yang cantik untuk dinikmati dengan snorkling. Pantai ini berjarak sekira 15 km dari pusat Kota Biak dan dapat diakses menggunakan ojek motor atau menyewa mobil.

Taman Burung dan Taman Anggrek di Jalan Raya Bosnik KM 12, Desa Rim, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi burung dan anggrek. Ada 33 spesies burung termasuk burung cenderawasih, kakatua hitam, kasuari, mambruk dan nuri. Untuk koleksi anggrek terdapat sekira 60 species anggrek meliputi 1500 tanaman anggrek termasuk di dalamnya anggrek asli Papua, seperti anggrek hitam, anggrek kribo dan anggrek raja. Di dalam taman ini Anda bisa berjalan berkeliling sambil menikmati berbagai koleksi burung dan anggreknya. Lokasi wisata ini juga banyak ditumbuhi oleh berbagai pohon besar dan dilengkapi bangku di sepanjang jalan. Selain sebagai tujuan wisata, tempat ini juga merupakan kawasan konservasi, pendidikan dan penelitian.

 Pulau Rurbas di gugusan Pulau Padaido di Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, merupakan salah satu tujuan wisata bahari unggulan di Kabupaten Biak Numfor. Di sana berdiam puluhan titik selam dengan keindahan terumbu karang dan ratusan spesies ikan.

Pantai Segara sangat diminati wisatawan karena pantai ini memilki hamparan pasir putih memanjang. Lokasinya berada di Biak timur tepatnya di Desa Woniki.

Air Terjun Wafsarak atau sering juga di sebut air terjun Warsa berlokasi di Biak Utara tepatnya di Distrik Warsa. Air Terjun ini memiliki ketinggian sekira 9 meter dan alirannya tidak jauh dari pantai. Airnya begitu sejuk dan jernih dan masyarakat sekitar memanfaatkannya untuk mandi dan mencuci. Letaknya yang berada di pinggir jalan raya namun untuk sampai ke lokasi Anda harus jalan kaki sejauh 200 meter. Anda bisa menempuh perjalanan dengan menggunakan mobil atau motor dari Kota Biak. Lama perjalanan sekitar 2 jam dari Kota Biak.


Tips
Waktu ideal menghabiskan liburan ke Biak adalah seminggu. Selama itu kiranya cukup untuk menjelajah pulau ini. Baik itu dengan berwisata bahari maupun menelusuri jejak Perang Dunia II. Penduduk asli Biak sangat ramah terhadap pendatang atau wisatawan. Mereka akan dengan antusias menjawab pertanyaan Anda terkait pulau ini. Jadi, segera temukan teman baru di sana!

Travel Agent

Sentosa Tosiga Tours

Jl. A Yani 36, Biak

Telp. 0981 21398

Ganda Irjaya Travel

Jl. Imam Bonjol 16, Biak

Telp. 0981 21616

Limbuhan Tours and Travel

Jl. Argapura Raya 68, Biak

Telp. 0981 35430

Jayapura

Natrabu Tours and Travel

Jl. Batukarang 1 Jayapura

Telp. 0981 35613

Travel Conhtt Overseas

Jl. Pantai Kelapa 39

Telp. 0981 3406

Dani Shangrila Tours

Jl. Pembangunan 19, Jayapura

Telp. 0981 3106

Advindo Tours and Travel

Jl. A Yani 22, Jayapura

Telp. 0981 35058

Berikut ini beberapa layanan kesehatan dimana di antaranya adala dari fasilitas militer.

Dinas Kesehatan Biak

Jl. Dr. Sam Ratulangi, Biak

Telp. 0981 21074

RSUD Biak

Jl. Sriwijaya Ridge I, Samofia, Biak

RSAD Dr. Gandji A T Biak

Kompleks AL

Jl. Jendral Sudirman

RSAU Manuhutu Biak

Jl. Antara Trikora, Biak

Poliklinik AD Biak

Jl. DS. Yan Mamoribo, Biak


BERKELILING
Untuk berkeliling kota atau Pulau Biak di dalam kota manfaatkan ojek atau angkutan umum. Anda pun dapat menyewa mobil dengan harga Rp600.000,- per hari. Pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu sempatkan berkeliling ke pasar ikan untuk membeli ikan segar. Pilihan lain juga Anda dapat memanfaatkan taksi kota dengan ongkos sekira Rp100.000,-. Ada pula transportasi umum berupa bus yang dapat mengantarkan Anda ke tujuan dengan ongkos Rp5000,-. Di Biak Kota yang berada di selatan pulau ada beberapa tempat menarik, yaitu: Pantai Water Basis, Taman Anggrek dan Taman Burung, Kolam Biru, Pantai Parai, Musium Biak, dan Goa Jepang. Di Biak Timur yang dapat dijangkau sekira 20 - 30 menit ada Pantai Bosnik, Pantai Barito, Tanjung Barari, Hutan Damar Adibai, dan Kepulauan Padaido. Di Biak Utara yang berjarak sekira 60 km atau 1 jam dari kota ada beberapa tempat menarik yang dapat Anda sambangi seperti Pantai Korem Biak Utara, Pantai Wari, air terjun dan Hutan Sopen.

TRANSPORTASI
Perjalanan lewat udara adalah yang paling efisien menuju Biak. Penerbangan ke Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak dilayani oleh Garuda dan Sriwijaya dimana dari Jakarta menuju Biak dan akan transit di Makassar. Biasanya jadwal penerbangan pukul 21.00 dan tiba di Biak dengan waktu setempat pukul 05.00. Lama pernerbangannya sekira 5 jam. Frans Kaisiepo Airport (BIK) adalah bandar udara di Biak, Papua, dimana dikenal juga dengan nama Mokmer Airport. Bandara tersebut awalnya bagian dari kompleks lapangan udara yang dibangun Tentara Pendudukan Jepang (Mokmer, Borokoe dan Sorido), terletak di barat Desa Mokmer dan sejajar dengan garis Pantai Japen. Lokasinya sekira 3 km sebelah tenggara Kota Biak.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.