INTERNATIONAL MUSI TRIBOATTON IV 2015
Ajang kompetisi multi cabang olahraga air Musi Triboatton akan kembali digelar. Acara yang memasuki tahun ke-4 ini akan dihelat pada 12-19 Desember 2015 dengan melibatkan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu: Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten Empat Lawang.
Acara ini digelar untuk menggugah daerah di Sumsel agar menjaga kelestarian Sungai Musi. Selain itu, juga menjadi peluang untuk memperkenalkan tujuan wisata di Sumsel sekaligus wisata minat khusus ke dunia internasional, serta membangkitkan semangat pengembangan olahraga air.
Musi Triboatton mengkombinasikan olahraga air, yaitu: arung jeram, kayak, dan perahu naga dengan suguhkan tantangan bagi peserta. Sebanyak 10 tim dari luar negeri dan 5 tim dalam negeri telah menyatakan kesediaannya untuk ambil bagian pada ajang internasional tersebut.
Musi Triboatton juga mengajak peserta dari dalam dan luar negeri untuk mengarungi sungai sepanjang 500 km (flat water dan white water) dan melihat keindahan bentang alam Sumatera Selatan. Start akan dimulai di Kota Pagaralam kemudian menuju Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin dan finis di Benteng Kuto Besak Kota Palembang.
Sungai Musi masih menyandang predikat sungai terpanjang di Pulau Sumatera, yaitu sekira 750 kilometer. Jarak tersebut hampir sama antara jarak Kota Bandung di Jawa Barat hingga ke Kota Malang di Jawa Timur. Sungai Musi berhilir di Palembang bagian utara dan berhulu di Palembang bagian selatan. Sungai ini telah membagi Palembang menjadi dua kawasan, yaitu seberang ilir di bagian utara dan seberang ulu di bagian selatan.
Mata air Sungai Musi bersumber dari Kepahiang di Provinsi Bengkulu dan merupakan muara dari sembilan anak sungai besar, yaitu: Sungai Komering, Sungai Rawas, Sungai Batanghari, Sungai Leko, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Lematang, Sungai Semangus, dan Sungai Ogan.
Nama musi sendiri diberikan seorang kapitan laut dari negeri Cina. Kata muci awalnya berasal sebutan nama bagi dewi ayam betina yang memberi keberuntungan pada manusia. Hal tersebut dikaitkan dengan sejarahnya bahwa kawasan sekitar Sungai Musi begitu subur dan kaya hasil tani dan kebun, juga barang tambang. Dengan nama bermakna keberuntungan tersebut Sungai Musi pun dengan cepat tersiar dan melekatinya hingga saat ini.
Dari masa ke masa, Sungai Musi merupakan landasan berkembangnya peradaban pinggir sungai yang berorientasi pada air. Masyarakat di sekitarnya bukan saja bermatapencaharian di pinggir sungai melainkan juga telah memilih untuk tinggal di sepanjang bibir sungainya. Kini Sungai Musi menjadi pusat peradaban, perdagangan, dan transportasi sehingga memberi dampak ekonomi serta mendukung Kota Palembang sebagai pusat wisata air dengan julukan berjuluk "Venice of the East".
Sungai Musi ibarat pantai memanjang dan tempat riuh ramai kegiatan ekonomi masyarakat dan tempat rekreasi di tepiannya. Masyarakat dan wisatawan biasanya menikmati suasana sungai dengan duduk santai di café atau restoran. Lebih menyenangkan lagi, di tepian sungai ini tersedia perahu jelajah untuk mengarungi Musi.
Tur Sungai Musi adalah hal yang wajib dilakukan wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Palembang. Saat tur di Sungai Musi maka Anda akan menemukan beberapa tempat wisata menarik seperti Pulau Kemarau dan tempat ibadah klenteng. Masyarakat setempat mengandalkan sungai ini untuk transportasi sehingga Anda akan melihat banyak perahu motor membawa penumpang untuk menyebrang.
Anda yang ingin menjelajahi Sungai Musi maka dapat menggunakan perahu motor yang disewa di bawah jembatan Ampera, tepat di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau di depan Benteng Kuto Besak. Beberapa jenis perahu motor yang seringnya dikenali sebagai taxi air dapat mengantarkan Anda berkeliling. Jenisnya ada yang berupa speed boat, ketek, atau berupa kapal kecil dengan harganya sewanya berkisar antara Rp20.000,- hingga Rp150.000,-.
Tidak ada komentar: