WAYANG SUMMIT 2012: MERAJUT KERJA SAMA KEBUDAYAAN DUNIA MELALUI WAYANG

November 24, 2012
WAYANG SUMMIT 2012: MERAJUT KERJA SAMA KEBUDAYAAN DUNIA MELALUI WAYANG


Wayang Summit 2012 adalah sebuah ajang kebudayaan yang mengangkat wayang sebagai media untuk menjalin kerjasama budaya sekaligus mempopulerkan dan menumbuhkembangkan kecintaan terhadap wayang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 24-25 November 2012, bertempat di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

Kegiatan yang diagendakan berlangsung selama 2 hari ini terbuka untuk umum dan gratis. Tidak hanya pedalang dari Indonesia yang akan tampil, beberapa dalang dari negara lain yang menggeluti wayang juga akan memeriahkan acara budaya ini, yaitu wayang dari Amerika, Iran, China dan Kenya. Sementara itu,  dari tanah air, akan tampil pagelaran beragam jenis wayang dari berbagai daerah.

Dalam acara menarik ini akan ada pagelaran wayang golek ajen, wayang kulit dalang bocah, wayang kulit palembang, wayang suket, wayang golek menak jogja, wayang orang bharata, dan wayang kulit purwa solo.Akan tampil pula Dalang Ki Manteb Soedharsono yang akan memainkan lakon Bima Bangkit, dan lainnya.

Sebanyak 5 panggung akan didirikan untuk mengakomodasi  pagelaran Wayang Nusantara dan wayang dunia di lapangan Silang Monas Selatan (IKADA).Mengusung tema “Merajut Kerja Sama Kebudayaan Dunia Melalui Wayang”. Wayang Summit 2012 diharapkan dapat menjadi sarana membangun kerjasama budaya melalui wayang, gamelan dan keris sekaligus sebagai sarana memperkuat identitas dan kerjasama visi antarnegara.

Wayang Summit 2012 juga mencakup beberapa agenda acara lainya, seperti workshop wayang, pameran wayang, dan lomba mewarnai karakter wayang untuk anak-anak yang juga terbuka untuk umum dan gratis. Agenda workshop wayang akan menghadirkan para tokoh, seniman dan pakar wayang dari Kanada, Kroasia, Perancis, India, Iran, China, dan Indonesia.

Wayang telah ditetapkan sebagai sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur oleh UNESCO (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 7 November 2003. Hal ini dikarenakan cerita dalam tokoh pewayangan memiliki keunikan gaya tutur dan sarat nilai-nilai keindahan dan pesan moral bagi masyarakat.

Link Terkait

Monas
Jakarta

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.