DIENG CULTURE FESTIVAL III : MENYAKSIKAN RUWAT RAMBUT ANAK GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG
Festival Budaya Dieng III atau lebih dikenali sebagai Dieng Culture Festival (DFC) akan kembali digelar pada 30 Juni hingga 1 Juli 2012. Festival budaya tradisional ini akan dilaksanakan di kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut Anda akan disuguhi beragam prosesi budaya yang menarik, yaitu: Karnaval Seni dan Budaya, Pembukaan ”Dieng Culture Festival 2012”, Pergelaran Seni Tari Tradisonal, Pelepasan Prosesi Napak Tilas Ruwat Rambut Gembel (gimbal), Pagelaran Wayang Kulit, Kembang Api, Kirab Cukur Rambut anak Gembel (gimbal), Prosesi Cukur Rambut anak Gembel (gimbal), dan Pagelaran Seni Budaya khas Dieng (festival).
Selain rangkaian prosesi upacara adat dan festival, kegiatan ini juga akan dimeriahkan lomba lari bagi pelajar sejauh 10 km yang bertajuk "Dieng 10 K". Acara yang baru pertama digelar dalam DFC ini akan diisi kegiatan unik yaitu sebelum lomba lari dimulai, para peserta dan penonton akan diajak untuk minum purwaceng, yaitu minuman khas Dieng berupa kopi yang dipercaya memiliki khasiat penambah stamina.
Prosesi Cukur Rambut Gembel adalah prosesi paling menarik sekaligus acara utama dalam rangkaian acara DFC. Prosesi ruwat akan dimulai dengan acara kirab (arak-arakan) keliling kampung oleh anak-anak berambut gimbal menggunakan kereta kuda (dokar) sebagai kendaraannya. Iring-iringan anak gembel akan dikawal barisan pemangku adat di depan dan para kelompok penari di belakangnya. Rute dimulai dari rumah pemangku adat dan berakhir di kompleks Darmasala.
Anak gembel juga akan dimandikan mengikuti rangkaian prosesi khusus. Setelah itu, barulah rambut gembel (yang menurut mitos adalah kutukan) akan dipotong. Prosesi dilanjutkan dengan membuang atau melarung rambut ke sungai atau ke telaga yang letaknya tidaklah jauh dari Kompleks Candi Arjuna.
Hal menarik dari prosesi ini adalah sebelumnya anak-anak berambut gimbal sudah menentukan permintaan yang harus dipenuhi kedua orang tuanya dan kerabatnya sebagai syarat utama sebelum acara ruwat dilaksanakan. Apabila sang anak gembel belum menentukan keinginannya atau jika seandainya keinginannya tidak dapat dipenuhi maka ruwat rambut gimbal tidak dapat dilaksanakan. Bahkan, saat ini ada keturunan gimbal yang seumur hidupnya berambut gimbal karena dipercaya tidak terpenuhi permintaannya tersebut. Permintaan keturunan gimbal dapat bermacam-macam, mulai dari barang-barang sederhana seperti binatang peliharaan seperti ayam atau kambing, bahkan ada yang menginginkan sepeda atau motor. Ada juga yang meminta benda-benda dengan ciri atau persyaratan khusus. Hal ini memang kadang menyulitkan orang tua dan kerabatnya karena permintaan tersebut tidak bisa ditawar atau ditukar.
DFC terlaksana hasil kerja sama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara dan Kelompok Sadar Wisata "Dieng Pandawa" di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batu. Penyelenggaraan DCF III ini sebagai upaya mendongkrak kunjungan wisatawan ke Dataran Tinggi Dieng dan menyongsong Tahun Kunjungan Wisata Jawa Tengah Tahun 2013. Selain itu, acara ini juga untuk mengangkat tradisi seni budaya masyarakat Dataran Tinggi Dieng sekaligus mempromosikan hasil kerajinan khas setempat.
Untuk menuju ke dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah maka Anda dapat mengendarai mobil atau kendaraan umum yang berjarak sekira 3 jam perjalanan dari Yogyakarta atau 25 km dari Wonosobo. Apabila Anda memanfaatkan moda transportasi umum maka Anda dapat menggunakan bus dari Yogyakarta ke Magelang lalu ke Wonosobo. Dari Wonosobo gunakanlah minibus menuju Desa Dieng. Kawasan Dieng dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari Desa Dieng. Tersedia parkir kendaraan di sana apabila Anda mengendarai mobil.
Informasi lebih lanjut silakan kunjungi laman berikut.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara
Jl. Selomanik No. 35
Telp: 0286-592753; 594913
Email: dinbudpar@banjarnegarakab.go.id
Website:http://budparbanjarnegara.com/2012/05/10/dieng-culture-festival-iii-festival-budaya-dieng-iii/
photo courtesy : forum.nationalgeographic.co.id
Tidak ada komentar: