FASHION CARNAVAL DARI BUTIK PORT NUMBAY DI JAYAPURA
Pengusaha Batik Port Numbay, Jimmy Hendrick Afaar melalui batik Papua karyanya akan menggelar Fashion Carnaval pada 21 April 2012 di Taman Imbi, Kota Jayapura, Papua. Fashion Carnaval tersebut akan menampilkan motif kebudayaan dari 250 suku yang ada di Papua. Acara tersebut rencananya akan didukung 60 model asal Papua yang tenar pada 1980-an hingga model masa kini. Akan ada pula putri Papua, Putri Port Numbay, penyanyi, dan penghibur lainnya.
Fashion Carnaval dari Butik Port Numbay di Jayapura merupakan persembahan dari Butik Port Numbay untuk Papua khususnya warga Kota Jayapura agar lebih mengenal corak dan motif batik Papua yang dibuat oleh Butik Batik Port Numbay. Fashion Carnaval dari Butik Port Numbay diharapkan dapat memberi dampak agar kaum muda di Papua selalu berusaha dan berkarya dalam bidang apa saja terutama mempertahankan adat-istiadat yang positif.
Butik Batik Port Numbay mempertahankan motif dan corak berbagai daerah di Papua yang memiliki nilai budaya tinggi. Motif itu berasal dari beragam budaya masyarakat Papua, baik di pegunungan maupun pesisir hingga kota. Motif-motif batik itu terinspirasi peninggalan arkeologi yang ada di daerah Papua, seperti burung cendrawasih, motif kamoro, motif sentani, serta ada pula motif yang divariasikan dengan sentuhan garis emas (batik prada). Bahkan, ada pula motif ikan, tempat sirih serta alat musik tifa
Melalui motif batik karyanya, Jimmy Hendrick Afaar ingin mengingatkan kembali masyarakat dan warga Papua untuk kembali berdialog, bermusyawarah untuk menyelesaikan segala persoalan yang kini berkembang di Papua.
Batik Port Numbay Mengenalkan Budaya Papua
Batik Port Numbay Papua tidak hanya dikenal di Indonesia, khususnya Papua tetapi sudah merambah hingga Italia dan beberapa negara lainnya. Nama Port Numbay diambil dari nama lain dari Kota Jayapura. Melalui Batik Port Numbay, Jimmy berharap dapat menginformasikan keindahan alam, pariwisata, dan budaya Papua.
Jimmy Hendrick Afaar sendiri adalah putra Papua yang memulai usahanya sejak 21 April 2007. Jimmy telah berkonsentarsi di dunia fashion sejak tahun 1980 hingga 2006. Ia telah bergabung dengan kelompok desainer seperti Poppy Dharsono dan Jimmy pun sempat belajar batik di Pekalongan.
Butik batik Port Numbay menyediakan beragam produk khas Papua berupa kemeja, kebaya, gaun pengantin, hingga berbagai keperluan akseoris rumah tangga, seperti bad cover, hingga cover tutup air mineral. Batiknya kini mulai diproduksi di Jayapura dan telah dipatenkan UNESCO.
Untuk menjaga mutunya, Jimmy mendatangkan langsung pelatih dari Jawa, khususnya Yogyakarta. Ia membagi pekerjaan antara perempuan dan laki-laki. Karyawan laki-laki membuat batik cap sedangkan karyawan perempuan membuat batik tulis. Kini, ia sudah memiliki 15 orang karyawan dan dapat memproduksi 2.000 potong batik cap serta 16 potong batik tulis berbahan sutra dan katun.
Batik Port Numbay yang sudah berkembang selama 4 tahun itu memilih batik dengan bahan katun daripada sutra. Hal itu dikarenakan cuaca di Papua yang panas sehingga lebih banyak memproduksi batik berbahan katun. Batik berbahan sutra tetap diproduksi tetapi dalam jumlah sedikit dan konsumen khusus.
Tidak ada komentar: