CANDI BUMI AYU

CANDI BUMI AYU

Menyambangi Sumatera Selatan tidaklah lengkap rasanya apabila belum berkunjung ke Candi Bumi Ayu. Selesai berkunjung ke beberapa tempat-tempat menawan di Palembang seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Wisata Benteng Kuto Besak, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin maka lanjutkan petualangan Anda dengan berwisata ke situs candi purbakala warisan Hindu (Siwaisme) yang mengesankan ini.

Candi Bumi Ayu terletak di pesisir Sungai Lematang, di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Lokasinya berjarak sekitar 85 km dari Kota Muara Enim sekitar 85 km ditempuh dengan kendaraan darat.

Sampai saat ini sudah diketemukan 11 buah candi yang tersebar sekitar perkebunan karet yang dikelilingi oleh anak Sungai Musi. Empat diantara candi yang ada telah dipugar yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3, dan Candi 8, sementara sisanya masih dalam proses pemugaran. Sejarah Candi Bumi Ayu yang diketahui saat ini adalah ditemukan oleh EP. Tombrink pada tahun 1864, di pesisir Sungai Lematang, Muara Enim. Masyarakat sekitar meyakini, lokasi Candi Bumi Ayu adalah bekas istana sebuah kerajaan Gedebong Undang.

Karena nilai sejarahnya yang penting, Pemerintah Kabupaten Muara Enim memulai upaya pelestarian sejak tahun 1990 dan terus berlangsung hingga sekarang. Pelestarian kompleks candi ini didukung dengan pembangunan jalan, pembebasan tanah, dan pembangunan Gedung Museum Lapangan.

Karena masih dalam proses pengkajian dan pemugaran sehingga sampai saat ini belum banyak informasi yang dapat diketahui. Informasi tertulis dari Candi tersebut juga masih dalam proses oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Propinsi Sumatera Selatan. Akan tetapi, misteri yang masih belum terkuak tersebut justru akan membawa Anda menerawang kilauan sejarah Nusantara yang membanggakan.

Percandian Bumi Ayu yang berada di lahan seluas 75,56 hektar dan merupakan merupakan situs peninggalan Hindu. Pada sekitar abad ke-16 karena terdesaknya kekuatan politik Islam maka candi-candi di Bumi Ayu ditinggalkan.

Penduduk Bumi Ayu tidak mengenal kata “candi’” sebelum kegiatan penelitian dan pemeliharaan situs tersebut. Kata “candi’” diambil dari bahasa Jawa untuk menggantikan kata “kuil’” dari agama Hindu atau Buddha.

Menurut catatan sejarah,tahun 1864 seorang arkeologi Belanda E. P Tombrink menemukan kembali situs ini dalam kondisi terkubur tanah dan rusak. Menurut catatan arkeolog A. J. Knaap tahun 1902, menyatakan bahwa candi di Bumi Ayu adalah bekas istana sebuah kerajaan yang disebut Gedebong Undang dimana wilayahnya sampai di Modong dan Babat.

Diperkirakan para ahli bahwa candi-candi ini merupakan tiruan Candi Prambanan di Jawa Tengah. Candi Bumi Ayu diperkirakan dibangun pada 819 Saka atau 897 Masehidan merupakan candi Hindu terbesar di luar Pulau Jawa.

KULINER

Di Muara enim Anda bisa menikmati rendang kering dengan sayuran dan pindang patin. Salah satu restoran yang sering di kunjungi oleh wisatwan dan masyarakat setempat adalah restoran Rendang Datuk di Jalan Pasar Kota, Muara Enim.

AKOMODASI

Jika Anda berkunjung ke situs ini dan memutuskan untuk bermalam makadapat menginap di beberapa hotel yang kami referensikan di bawah ini.
Hotel Serasan Sekundang

Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II

Telp: 62-734-422439

Fax.423240

Hotel Rene

Jl. Jend Sudirman No.1 07 Muara enim

Telp: 0734 - 421086.

Hotel Ambarsari

Jl. Duta No. 77, Tanjung Enim

Telp: 0734-51248

Hotel Ardian

Jl. Lingga Raya Km. 1, Tanjung Enim

Telp: 0734-5245

Hotel Indah Raflesia

Jl. Lingga Raya 30, Tanjung Enim

Telp: 0734-51079

Hotel Permana

Jl. Talang Ubi No. 03, Pendopo

Telp: 0734-21096

Hotel Rafflesia

Jl. Saringan Utama No. 464

Telp: 0734-51038

Hotel Rino

Jl. Jend. Sudirman No. 280

Telp: 0734-21280

KEGIATAN

Dengan berkunjung ke situs bersejarah ini maka merupakan kesempatan yang berharga karena Anda bisa menyaksikan peninggalan sejarah agama Hindu di Pulau Sumatera. Percandian Bumi Ayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan.

Lengkapi pengetahuan Anda sehingga kunjungan menjadi lebih bermakna terutama melihat langsung beragam arca seperti Siwa Mahaguru, Nandi, Agastya dan Narawahana. Di sini Anda dapat juga melihat peti peripih dan hiasan candi yang kental dengan simbol agama Hindu.

Di candi 1 Anda akan menemukan 5 buah arca yaitu Agastya, Gajasimha, Siwa Mahadewa, Nandi, serta dua buah arca tanpa atribut kedewaan. Arca seperti Siwa Mahadewa, Nandi dan Agastya, simbol Hindu menunjukan hiasan yang dinamakan buah keber.

Tangga naik ke candi ini terletak di sisi timur dan di kedua sisinya terdapat hiasan berupa kereta yang ditarik oleh seekor singa. Di depan tangganya terdapat sisa-sisa bangunan yang disebut sebagai regol (paviliun). Simbol Hindu juga terlihat pada komponen bangunan atapnya yang dinamai ratna.

Di Candi 3 Anda terdapat sejumlah fragmen seperti kepala arca yang berwajah raksasa (ugra), arca perempuan sedang memegang ular, serta arca perempuan yang mengenakan kalung dari untaian tengkorak serta arca-arca binatang.

TRANSPORTASI
Lokasi Candi Muara Enim terletak di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Untuk menuju lokasi candi Anda bisa menggunakan mobil pribadi atau sewaan. Jaraknya dari Kabupaten Muara Enim sekitar 85 Km.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.