Rabu, 29 November 2017

FESTIVAL BUDAYA MELANESIA: MERAYAKAN KERAGAMAN BUDAYA DUNIA MELANESIA

FESTIVAL BUDAYA MELANESIA: MERAYAKAN KERAGAMAN BUDAYA DUNIA MELANESIA






Untuk pertama kalinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah acara “Festival Budaya Melanesia” yang dijadwalkan berlangsung pada 26 – 30 Oktober 2015 di Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ini merupakan festival budaya yang meriah dengan mengambil tema: ‘Merayakan Keragaman Budaya Dunia Melanesia’.

Festival ini akan diikuti tujuh negara, yaitu: Timor Leste, Vanuatu, Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, Fiji, Papua Nugini, dan Indonesia. Secara garis besar acara festival ini berupa konferensi budaya yang membahas karakteristik budaya dan bahasa Melanesia, sejarah migrasi Melanesia, dan kontribusi budaya Melanesia dalam perkembangan ekonomi, serta pemutaran film dari peserta.

Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menghadirkan kebudayaan dan perwakilan dari Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian, sejumlah kabupaten termasuk Malaka, Belu, Alor, Lembata, Sikka, Ende, Ngada, dan Nagekeo akan diikutsertakan dalam festival ini.

Festival Budaya Melanesia adalah tindak lanjut penerimaan Indonesia sebagai anggota Melanesia Spearhead Group (MSG). Festival ini bertujuan sebagai bentuk promosi dengan saling mengapresiasikan budaya satu sama lain, serta adat dan tradisi; memperkuat rasa persaudaraan, solidaritas dan harmoni di kalangan masyarakat, serta memperkaya program serupa yang diselenggarakan oleh MSG.

Setiap empat tahun, MSG mengadakan ‘Festival Seni dan Budaya Melanesia’. Tahun lalu, diadakan 5 festival di Papua Nugini yang bertemakan "Merayakan Keragaman Budaya". Acara yang berlangsung selama dua minggu ini digagas sejak tahun 1998 oleh MSG dalam rangka melestarikan serta mempromosikan budaya tradisional dan kontemporer Melanesia. Melanesia memiliki hubungan yang dekat dengan roh leluhur, tanah, dan lingkungan mereka yang ditekankan sangat kuat melalui kostum berwarna warni serta lagu dan tarian yang energik.

Melanesia merupakan sub-wilayah di kawasan Oceania yang membentang dari barat Samudera Pasifik ke Laut Arafura, dan ke arah timur Fiji. Wilayah ini terdiri sebagian besar pulau-pulau yang  berada di utara dan timur laut benua Australia. Nama Melanesia pertama kali digunakan oleh Jules Dumont d’Urville pada tahun 1832 yang menunjukkan sebuah pengelompokan etnis dan letak geografis pulau-pulau yang berbeda dari Polinesia dan Mikronesia. Dengan kata lain, Melanesia orang yang menghuni pasifik selatan yang bermigrasi sejak ribuan tahun lalu. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah menunjuk Nusa Tenggara Timur sebagai pusat studi Melanesia di Indonesia.

Rabu, 08 November 2017

FESTIVAL TABOT 2014 DI BENGKULU

FESTIVAL TABOT 2014 DI BENGKULU



Setiap tahunnya, pada 1 sampai 10 Muharram (Kalender Islam) masyarakat Bengkulu bersukacita melaksanakan Festival Tabot. Tahun ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu kembali menggelar festival tersebut dengan berbasis kearifan lokal. Acaranya akan berlangsung pada 24 Oktober-3 November 2014.

Perayaan Tabot telah dilakukan masyarakat Bengkulu (keluarga keturunan Tabot) sejak abad ke-14 untuk memperingati gugurnya Imam Hussain, cucu Nabi Muhammad Saw, yang meninggal di Karbala, Irak. Masyarakat Bengkulu percaya apabila perayaan ini tidak diselenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh karenanya, Festival Tabot akan dipenuhi dengan serangkaian kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.

Pembukaan dilakukan di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu, pada 24 Oktober. Disusul prosesi ritual yang dilakukan beberapa tahap, yaitu: upacara pengambilan tanah, duduk penja, menjara, meradai, bersanding dan tabot terbuang pada 25 Oktober. Selain itu, festival juga akan dikemas dengan pagelaran seni, permainan rakyat tradisional dan pameran

Acara puncak dilaksanakan pada 2 dan 3 November yang merupakan hari kesembilan dan kesepuluh, dimana tabot ritual dari 17 kelompok akan bersanding untuk diarak bersama tabot pembangunan dalam karnaval ritual kolosal. Arak-arakan tabot dilepas oleh Gubernur Bengkulu menuju komplek pemakaman umum Karabela, tempat dimana Imam Senggolo selaku pelopor upacara tabot dimakamkan.

Tabot sendiri dalam kitab suci Islam diartikan sebagai sebuah peti yang berisi kitab Taurat. Bani Israil di masa itu percaya bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan bila tabot ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka. Sebaliknya mereka akan mendapatkan malapetaka bila benda itu hilang.

Wujud tabot mirip tandu persegi empat dengan ornamen masjid. Untuk membuatnya dibutuhkan bahan dan alat seperti bambu, rotan, kertas karton, kertas mar-mar, kertas grip, tali, pisau ukir, alat-alat gambar, lampu senter, lampu hias, bunga plastik dan masih banyak lagi. Jika dilihat dari banyak perlengkapan yang harus digunakan, biaya pembuatan tabot bisa mencapai Rp5-40 juta.

Dalam prosesi ritual juga terdapat kenduri atau sesajen, biasanya menggunakan beras ketan, pisang emas, jahe, dadeh, gula aren, gula pasir, kelapa, ayam, daging, bumbu masak, kemenyan dan lain-lain. Untuk mengiringi Festival Tabot, masyarakat Bengkulu pun tetap melestarikan alat musik tradisional seperti dol dan tessa. Dol merupakan beduk yang terbuat dari kayu dan dilapisi kulit lembu, sedangkan tessa mirip dengan rebana, terbuat dari besi, tembaga atau alumunium.

Selasa, 07 November 2017

BROMO MARATHON 2014

BROMO MARATHON 2014


Menyusul kesuksesan penyelenggaraanya tahun lalu, Bromo Marathon 2014 kembali dihelat untuk kedua kalinya. Acara ini akan berlangsung pada 7 september 2014. Peserta akan diajak melintasi desa-desa di sekitaran Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru dan sepanjang kaldera Tengger dengan pemandangan spektakuler dan mendunia.
Kompetisi ini akan terbagi dalam tiga kategori, yaitu: Full Marathon berjarak 42.195 kilometer, Half Marathon berjarak 21.095 kilometer, dan 10 K atau lari 10 kilometer. Waktu penyelenggaraan sedikit berbeda, Full Marathon berlangsung pukul 07.00, Half Marathon pada 07.30, dan lari 10 K pada 08.00.

Garis awal dan akhir ditempatkan di Desa Wonokitri, yakni tempat di mana Suku Tengger tinggal. Desa tersebut merupakan jantung kebudayaan masyarakat Tengger yang merupakan keturunan Hindu Majapahit dan mereka masih mempertahankan agama, tradisi leluhur, dan kebudayaan aslinya.

Peserta akan diajak lari melewati Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan sepanjang kaldera Tengger. Rute akan melalui lansekap spektakuler dengan variasi ketinggian mulai dari 1.400-2.400 meter. Sebagian jalan sudah dilapisi aspal dan sebagian lagi masih berupa tanah atau pasir.

Berkembangnya tren lari saat ini membuat olahraga marathon semakin inovatif. Kini lari tidak hanya dilakukan di taman maupun lingkungan rumah, kompetisi lari di gunung pun mampu memikat banyak peminatnya. Tahun lalu pada 2013, saat acara ini pertama kalidigelar, Bromo Marathon sukses memboyong  900 pelari dan 5.000 penonton dari 30 negara. Hingga saat ini, tercatat 1.058 peserta akan berpatisipasi pada Bromo Marathon 2014.

Bromo Marathon diselenggarakan untuk mempromosikan keindahan Gunung Bromo dan sekitarnya sehingga mampu berperan meningkatkan sektorpeekonomian masyarakatnya.Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan infrastruktur dan perbaikan lingkungan masyarakatnya dimana dalam kegiatannya ada penggalanagan dana untuk pengembangan fasilitas sekolah setempat.