Senin, 21 Desember 2015

ARTPHORIA 2013: ART IS NOW EXCITING

ARTPHORIA 2013: ART IS NOW EXCITING


Anda perlu datang ke event yang akan berlangsung selama 44 hari ini. Artphoria 2013 merupakan pameran sekaligus pesta merayakan dan menghargai seni, kreativitas, interaksi, dan inspirasi. Acaranya akan digelar di Ciputra Artpreneur Center, Ciputra World 1 Jakarta, Lantai 11,  pada 14 Desember 2013 hingga 26 Januari 2014. Setidaknya dalam acara ini akan terlibat juga 29 komunitas kreatif mengisi stand diantaranya adalah: Komunitas Lubang Jarum Indonesia, Komunitas Peri, Komunitas Atap Alis Indonesia, Barudak Urban Light Bandung, Pena Hitam Arts, Kelas Pagi, Masyarakat Komik Indonesia, Invalid Urban, Komunitas Cosplay, dan lainnya.

Secara khusus, Artphoria 2013 akan menampilkan mahakarya dari Kurt Wenner, yaitu seniman kelas dunia asal Amerika yang memopulerkan 3D pavement art atau anamorphic street painting. Kurt Wenner akan ditemani 5 seniman Indonesia yang turut memamerkan karyanya seperti Hendra Harsono, Rotua Magdalena, Diela Maharani, Zaky Arifin, dan Nady Azhry. Pengunjung akan diajak untuk melihat karya ilusi optikal modern yang memanfaatkan manipulasi daya pandang manusia. Anda akan melihat rangkaian lukisan pada objek datar yang memadukan warna, perspektif, dan teknik pencahayaan khusus.

Lukisan 3 dimensi kreasi karya Kurt Wenner ini bukan hanya bersifat visual dipandang mata namun juga berupaya mengajak pengunjung agar melebur dan intim berinteraksi. Pengunjung bahkan dianjurkan membawa kamera dan diperbolehkan berfoto bersama karya-karya seni tersebut. Akan ada pula kompetisi foto “Fun with Artphoria” berhadiah smartphone dimana juri penilainya dari selebritas.

Anamorphic 2013 selain menampilkan karya ilusi optikal modern, juga diramaikan pagelaran hiburan dan workshop. Setiap akhir pekan akan ada penampil dan musisi, di antaranya Jakarta Broadway Team, Bojafoo Percussion, Taman Suropati Chamber, The Rombenkz, Mime Couztic, hingga Jakarta Beatbox Clan. Selain itu, ada pula beragam workshopmenarik, yang menjadikan “Artphoria 2013” sebagai festival seni yang menghibur dan edukatif.




Sabtu, 19 Desember 2015

GEBYAR DIRGANTARA YOGYAKARTA 2015


Dalam rangka memperingati 70 tahun Hari Jadi Sekolah Penerbang TNI AU. Sekolah Penerbang TNI AU bekerja sama dengan Dinas Pariwisata DIY akan menyelenggarakan Gebyar Dirgantara Yogyakarta pada 19-20 Desember 2015, bertempat di Area Pangkalan TNI AU Adi Sutjipto, Yogyakarta. Kegiatan ini akan diikuti oleh penerbang dari seluruh provinsi di Indonesia.

Gebyar Dirgantara Yogyakarta 2015 diselenggarakan guna lebih memperkenalkan potensi penerbangan kepada masyarakat, serta sebagai daya tarik wisata DIY sebagai kota pariwisata terkemuka di Indonesia dan di tingkat internasional.

Saksikan berbagai agenda kegiatan seperti Jupiter Aerobatic Team, fly pass pesawat latih TNI AU, fly pass Pesawat FASI, terjun payung, static show pesawat tempur, helikopter dan pesawat latih TNI-AU FASI, Drumband Akademi Angkatan Udara, Jupiter Runway For Run (4000 peserta), otomotif gathering, bazaar otomotif dan sebagainya. Jupiter Fun Run sendiri akan dilaksanakan pada Minggu, 20 Desember di area runway Lanud Adisucipto. Selain itu, diselenggarakan lomba Disc Jokie (DJ) pada saat Jupiter beraksi.

Sebanyak 57 pesawat milik TNI AU dan 3.000 personel TNI AU siap beraksi dalam acara yang baru pertama kali digelar ini. Di antaranya pesawat tempur T50, F16 dan pesawat Sukhoi. Masyarakat umum juga bisa mengikuti joyflight menggunakan pesawat CN 295 bagi masyarakat umum. Pesawat ini akan terbang melintasi area militer Yogyakarta.

Sekolah Penerbang TNI AU adalah satuan pendidikan di bawah Komando Pendidikan Angkatan Udara yang berada di Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Sesuai catatan sejarah, sekolah ini didirikan pada 15 November 1945 dan merupakan pendidikan militer tertua. Seiring perjalanan sejarah tersebut Sekolah Penerbang TNI AU telah banyak melahirkan para penerbang militer pengawal dirgantara.

Rabu, 16 Desember 2015

TOUR DE TIMOR INDONESIA 2015: MENGUAK KEINDAHAN DARI ATAMBUA KE KUPANG


Sebuah event olahraga dibungkus pariwisata hadir di NTT dengan tajuk Tour de Timor Indonesia. Acara ini akan berlangsung pada 16-19 Desember 2015 berupa wisata minat khusus bersepeda (touring dan racing) dengan mengambil start di Atambua ke Kefamenanu, Soe, dan berakhir di Kupang.

Deputi Biang Pengembangan Pemasaran pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengutarakan bahwa acara ini merupakan yang pertama dan pembuka demi event berikutnya di tahun 2016 dengan perluasan area dari Dili ke Kupang, lalu melanjutkan ke Larantuka dan berakhir di Labuan Bajo.

Tour de Timor (TdT) 2015 diharapkan menjadi event yang mampu mempromosikan berbagai tujuan wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur serta menggerakan pembangunan. Event serupa sejenis telah sukses digelar seperti Tour de Singkarak, Tour de Ijen, Tour de Bintan, Tour de Siak, Bintan Triathlon, hingga Jakarta Marathon.

Sementara itu, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengutarakan bahwa NTT ke depan akan menjadi ‘etalase mini market kepariwisataan Indonesia’  dengan menetapkan branding kepariwisataan baru bagi NTT, yaitu “New Tourism Territory”.

Tour de Timor Indonesia 2015 menjaid event hasil kerja sama antara Pemerintah Daerah Provinsi NTT, Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia, dan DHXPLORE (EO) dengan menduplikasi kesuksesan event serupa di Tour de Singkarak dan Tour de Ijen.

Mendukung Tour de Timor Indonesia 2015 dihadirkan pula paket balap sepeda bersama Dwi Holiday dan DHXplore. Peserta harus berusia 17-55 tahun dan sehat. Paket ini seharga Rp3.950.000,- (dua orang) dan Rp4.850.000,- (sendiri). Paket ini meliputi akomodasi selama 5 malam dengan makan 3 kali sehari, transportasi di Kupang, kit dan sertifikat, wisata Kota Kupang, dan asuransi.

Peserta juga berkesempatan mengikuti lomba kategori Timor Criterium dengan total hadiah Rp80 juta.



Informasi dan keterangan terkait pendaftaran.



Sekretariat Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur

Jl. Frans Seda No. 72, Kupang, Indonesia

Telp. 0380 826384

Email: dhxplore@gmail.com

081316555769

CP: 082147089888 (Marloan) dan 081337229049

Minggu, 13 Desember 2015

PERINGATAN HARI NUSANTARA DI LAMPULO ACEH


Hari Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957). Secara geopolitik dan geoekonomi peringatan tersebut memiliki arti yang sangat penting karena merupakan proklamasi kesatuan aset kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga menjadi simbol kesatuan wilayah dan kedaulatan laut Nusantara.

Rencananya acara akan berlangsung pada 13 Desember 2015 di Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh. Rangkaian kegiatan pengisi acaranya meliputi beberapa seminar seperti Peringatan Hari Kelautan Dunia (World Ocean Day) Seminar dengan tema "Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” dan Seminar Nasional mengenai Hukum Laut di 3 Perguruan Tinggi.

Akan ada juga seminar dan pameran dari 9 perguruan tinggi, meliputi: Universitas Papua (Manokwari) untuk wilayah Papua, Universitas Nusa Cendana (Kupang) untuk wilayah Nusa Tenggara, Universitas Hasanuddin (Makassar) untuk wilayah Sulawesi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Surabaya) untuk wilayah Jawa, Universitas Tanjung Pura (Pontianak) untuk wilayah Kalimantan serta Universitas Maritim Raja Ali Haji (Tanjung Pinang), Universitas Andalas (Padang), Universitas Sumatera Utara (Medan) dan Universitas Syiah Kuala (Banda Aceh).

Selain itu, ada pula atraksi seni budaya, parade, aneka lomba olahraga bahari, serta lomba masak (serba ikan). Hari Nusantara juga akan diisi dengan pameran Fishery Marine Expo, Nusantara Expo, dan Openship. Berbagai kegiatan sosial juga digelar seperti bakti sosial (donor darah, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pengobatan gratis, bedah rumah, bersih pantai dan laut, penanaman pohon, pembangunan desa nelayan, dan penambahan listrik.

Tahun ini, Peringatan Hari Nusantara mengangkat tema “Kekayaan Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Guna Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa”. Peringatan Hari Nusantara diharapkan dapat menjadi pendukung dalam program mewujudkan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia”. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan gerakan pembangunan infrastruktur energi di seluruh pesisir Indonesia.

Pembangunan infrastruktur tersebut akan diprioritaskan kepada pengembangan model pembangunan di tujuh lokasi yang terbagi dalam tiga cluster industri maritim, yaitu: Wilayah Barat (Aceh Jaya, Kuala Tanjung Barat dan Pulau Enggano), Wilayah Tengah (Lombok Tengah NTB dan Kupang NTT) serta Wilayah Timur (Minahasa Selatan dan Morotai). Terpilihnya Lampulo sebagai lokasi puncak acara juga diharapkan mampu menambah fasilitas infrastruktur di kompleks Pelabuhan Perikanan Lampulo.

PERINGATAN HARI NUSANTARA DI LAMPULO ACEH

PERINGATAN HARI NUSANTARA DI LAMPULO ACEH




Hari Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957). Secara geopolitik dan geoekonomi peringatan tersebut memiliki arti yang sangat penting karena merupakan proklamasi kesatuan aset kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga menjadi simbol kesatuan wilayah dan kedaulatan laut Nusantara.

Rencananya acara akan berlangsung pada 13 Desember 2015 di Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh. Rangkaian kegiatan pengisi acaranya meliputi beberapa seminar seperti Peringatan Hari Kelautan Dunia (World Ocean Day) Seminar dengan tema "Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” dan Seminar Nasional mengenai Hukum Laut di 3 Perguruan Tinggi.

Akan ada juga seminar dan pameran dari 9 perguruan tinggi, meliputi: Universitas Papua (Manokwari) untuk wilayah Papua, Universitas Nusa Cendana (Kupang) untuk wilayah Nusa Tenggara, Universitas Hasanuddin (Makassar) untuk wilayah Sulawesi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Surabaya) untuk wilayah Jawa, Universitas Tanjung Pura (Pontianak) untuk wilayah Kalimantan serta Universitas Maritim Raja Ali Haji (Tanjung Pinang), Universitas Andalas (Padang), Universitas Sumatera Utara (Medan) dan Universitas Syiah Kuala (Banda Aceh).

Selain itu, ada pula atraksi seni budaya, parade, aneka lomba olahraga bahari, serta lomba masak (serba ikan). Hari Nusantara juga akan diisi dengan pameran Fishery Marine Expo, Nusantara Expo, dan Openship. Berbagai kegiatan sosial juga digelar seperti bakti sosial (donor darah, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pengobatan gratis, bedah rumah, bersih pantai dan laut, penanaman pohon, pembangunan desa nelayan, dan penambahan listrik.

Tahun ini, Peringatan Hari Nusantara mengangkat tema “Kekayaan Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Guna Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa”. Peringatan Hari Nusantara diharapkan dapat menjadi pendukung dalam program mewujudkan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia”. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan gerakan pembangunan infrastruktur energi di seluruh pesisir Indonesia.

Pembangunan infrastruktur tersebut akan diprioritaskan kepada pengembangan model pembangunan di tujuh lokasi yang terbagi dalam tiga cluster industri maritim, yaitu: Wilayah Barat (Aceh Jaya, Kuala Tanjung Barat dan Pulau Enggano), Wilayah Tengah (Lombok Tengah NTB dan Kupang NTT) serta Wilayah Timur (Minahasa Selatan dan Morotai). Terpilihnya Lampulo sebagai lokasi puncak acara juga diharapkan mampu menambah fasilitas infrastruktur di kompleks Pelabuhan Perikanan Lampulo.

Sabtu, 12 Desember 2015

SABANG MARINE FESTIVAL 2015

SABANG MARINE FESTIVAL 2015




Akhir tahun ini liburan Anda perlu memasukan Sabang di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam daftarnya. Itu karena selain Aceh menjadi lokasi puncak perayaan Hari Nusantara, juga di Pulau Weh menggelar Sabang Marine Festival 2015. Kegiatan tersebut akan berlangsung pada 12-15 Desember 2015 dengan menghadirkan para pelayar mancanegara. Beragam rangkaian acara akan hadir seperti cerita anak bangsa dan pagelaran seni budaya. Anda juga bisa menyaksikan lomba mancing, karnaval budaya, perlombaan masyarakat, pagelaran budaya, serta pertunjukan barongsai.

Kegiatan Sabang Marine Festival digelar untuk memperkenalkan potensi kelautan dan keindahan Sabang pada dunia internasional. Akan diperkenalkan pula dermaga "Marina Lhok Weng" kepada komunitas pelayar dunia yang menampung sekitar 100 yacht. Dengan marina tersebut ditargetkan ke depan, Sabang dapat menjadi lokasi tujuan utama para pelayar atau wisata yacht sehingga menambah angka kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Sabang Marine Festival juga diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan kawasan perbatasan Negara RI, membuka peluang investasi di sektor pariwisata, serta meningkatkan peningkatan devisa negara dan membuka lapangan kerja pada masyarakat pencari kerja sektor pariwisata.

Sabang Marine Festival digagas oleh Badan Pengembangan Kawasan Sabang (BPKS) didukung Pemerintah Kota Sabang, Pemerintah Provinsi Aceh, serta Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Event ini juga disokong beberapa institusi vertikal yang ada di Sabang seperti Imigrasi, Bea Cukai, Angkatan Laut, Karantina, Polres Sabang dan lainnya.

Sabang merupakan kota di Pulau Weh yang kemudian lebih popular daripada nama pulau induknya sendiri. Sabang menjadi kota pelabuhan dan pintu gerbang Indonesia di ujung barat dan paling utara di Indonesia. Pelabuhannya diminati wisatawan mancanegara, hal ini terlihat banyak kapal pesiar (cruise) internasional yang singgah di Pelabuhan Sabang untuk melihat keindahan taman laut di seputar Pulau Weh.

Sabang merupakan telah lama menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang menawarkan surga bagi para penyelam. Di sini Anda dapat menikmati alam bawah lautnya untuk bertemu ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami. Selain bahari, di Sabang ada pula gunung serta hutan yang masih alami dan terjaga menunggu dikunjungi. Di Sabang dapat pula ditelusuri benteng-benteng peninggalan kolonial yang menghadap ke laut lepas. Bahkan, karena banyaknya benteng di Sabang membuatnya dikenal dengan sebutan “Kota Seribu Benteng”.

Kota Sabang di Pulau Weh dapat dijangkau dengan kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lhue di Kota Banda Aceh sekira 14 mil laut. Tersedia dua armada kapal cepat dengan waktu tempuh 45 menit dan feri biasa dengan waktu tempuh 90 menit. Untuk terbang ke Banda Aceh dapat menggunakan Garuda Indonesia dari Jakarta maupun Medan yang terbang pulang pergi dua kali sehari. Untuk akomodasi di Sabang ada beragam dapat dipilih seperti di Sumur Tiga, Sabang Hill, Pantai Gapang, atau nikmati rumah-rumah penginapan yang ada di sisi tebing tepat di atas bibir Pantai Iboih.

INTERNATIONAL MUSI TRIBOATTON IV 2015


Ajang kompetisi multi cabang olahraga air Musi Triboatton akan kembali digelar. Acara yang memasuki tahun ke-4 ini akan dihelat pada 12-19 Desember 2015 dengan melibatkan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu: Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten Empat Lawang.

Acara ini digelar untuk menggugah daerah di Sumsel agar menjaga kelestarian Sungai Musi. Selain itu, juga menjadi peluang untuk memperkenalkan tujuan wisata di Sumsel sekaligus wisata minat khusus ke dunia internasional, serta membangkitkan semangat pengembangan olahraga air.

Musi Triboatton mengkombinasikan olahraga air, yaitu: arung jeram, kayak, dan perahu naga dengan suguhkan tantangan bagi peserta. Sebanyak 10 tim dari luar negeri dan 5 tim dalam negeri telah menyatakan kesediaannya untuk ambil bagian pada ajang internasional tersebut.

Musi Triboatton juga mengajak peserta dari dalam dan luar negeri untuk mengarungi sungai sepanjang 500 km (flat water dan white water) dan melihat keindahan bentang alam Sumatera Selatan. Start akan dimulai di Kota Pagaralam kemudian menuju Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin dan finis di Benteng Kuto Besak Kota Palembang.

Sungai Musi masih menyandang predikat sungai terpanjang di Pulau Sumatera, yaitu sekira 750 kilometer. Jarak tersebut hampir sama antara jarak Kota Bandung di Jawa Barat hingga ke Kota Malang di Jawa Timur. Sungai Musi berhilir di Palembang bagian utara dan berhulu di Palembang bagian selatan. Sungai ini telah membagi Palembang menjadi dua kawasan, yaitu seberang ilir di bagian utara dan seberang ulu di bagian selatan.

Mata air Sungai Musi bersumber dari Kepahiang di Provinsi Bengkulu dan merupakan muara dari sembilan anak sungai besar, yaitu: Sungai Komering, Sungai Rawas, Sungai Batanghari, Sungai Leko, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Lematang, Sungai Semangus, dan Sungai Ogan.

Nama musi sendiri diberikan seorang kapitan laut dari negeri Cina. Kata muci awalnya berasal sebutan nama bagi dewi ayam betina yang memberi keberuntungan pada manusia. Hal tersebut dikaitkan dengan sejarahnya bahwa kawasan sekitar Sungai Musi begitu subur dan kaya hasil tani dan kebun, juga barang tambang. Dengan nama bermakna keberuntungan tersebut Sungai Musi pun dengan cepat tersiar dan melekatinya hingga saat ini.

Dari masa ke masa, Sungai Musi merupakan landasan berkembangnya peradaban pinggir sungai yang berorientasi pada air. Masyarakat di sekitarnya bukan saja bermatapencaharian di pinggir sungai melainkan juga telah memilih untuk tinggal di sepanjang bibir sungainya. Kini Sungai Musi menjadi pusat peradaban, perdagangan, dan transportasi sehingga memberi dampak ekonomi serta mendukung Kota Palembang sebagai pusat wisata air dengan julukan berjuluk "Venice of the East".

Sungai Musi ibarat pantai memanjang dan tempat riuh ramai kegiatan ekonomi masyarakat dan tempat rekreasi di tepiannya. Masyarakat dan wisatawan biasanya menikmati suasana sungai dengan duduk santai di café atau restoran. Lebih menyenangkan lagi, di tepian sungai ini tersedia perahu jelajah untuk mengarungi Musi.

Tur Sungai Musi adalah hal yang wajib dilakukan wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Palembang. Saat tur di Sungai Musi maka Anda akan menemukan beberapa tempat wisata menarik seperti Pulau Kemarau dan tempat ibadah klenteng. Masyarakat setempat mengandalkan sungai ini untuk transportasi sehingga Anda akan melihat banyak perahu motor membawa penumpang untuk menyebrang.

Anda yang ingin menjelajahi Sungai Musi maka dapat menggunakan perahu motor yang disewa di bawah jembatan Ampera, tepat di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau di depan Benteng Kuto Besak. Beberapa jenis perahu motor yang seringnya dikenali sebagai taxi air dapat mengantarkan Anda berkeliling. Jenisnya ada yang berupa speed boat, ketek, atau berupa kapal kecil dengan harganya sewanya berkisar antara Rp20.000,- hingga Rp150.000,-.

SABANG MARINE FESTIVAL 2015


Akhir tahun ini liburan Anda perlu memasukan Sabang di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam daftarnya. Itu karena selain Aceh menjadi lokasi puncak perayaan Hari Nusantara, juga di Pulau Weh menggelar Sabang Marine Festival 2015. Kegiatan tersebut akan berlangsung pada 12-15 Desember 2015 dengan menghadirkan para pelayar mancanegara. Beragam rangkaian acara akan hadir seperti cerita anak bangsa dan pagelaran seni budaya. Anda juga bisa menyaksikan lomba mancing, karnaval budaya, perlombaan masyarakat, pagelaran budaya, serta pertunjukan barongsai.

Kegiatan Sabang Marine Festival digelar untuk memperkenalkan potensi kelautan dan keindahan Sabang pada dunia internasional. Akan diperkenalkan pula dermaga "Marina Lhok Weng" kepada komunitas pelayar dunia yang menampung sekitar 100 yacht. Dengan marina tersebut ditargetkan ke depan, Sabang dapat menjadi lokasi tujuan utama para pelayar atau wisata yacht sehingga menambah angka kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Sabang Marine Festival juga diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan kawasan perbatasan Negara RI, membuka peluang investasi di sektor pariwisata, serta meningkatkan peningkatan devisa negara dan membuka lapangan kerja pada masyarakat pencari kerja sektor pariwisata.

Sabang Marine Festival digagas oleh Badan Pengembangan Kawasan Sabang (BPKS) didukung Pemerintah Kota Sabang, Pemerintah Provinsi Aceh, serta Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Event ini juga disokong beberapa institusi vertikal yang ada di Sabang seperti Imigrasi, Bea Cukai, Angkatan Laut, Karantina, Polres Sabang dan lainnya.

Sabang merupakan kota di Pulau Weh yang kemudian lebih popular daripada nama pulau induknya sendiri. Sabang menjadi kota pelabuhan dan pintu gerbang Indonesia di ujung barat dan paling utara di Indonesia. Pelabuhannya diminati wisatawan mancanegara, hal ini terlihat banyak kapal pesiar (cruise) internasional yang singgah di Pelabuhan Sabang untuk melihat keindahan taman laut di seputar Pulau Weh.

Sabang merupakan telah lama menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang menawarkan surga bagi para penyelam. Di sini Anda dapat menikmati alam bawah lautnya untuk bertemu ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami. Selain bahari, di Sabang ada pula gunung serta hutan yang masih alami dan terjaga menunggu dikunjungi. Di Sabang dapat pula ditelusuri benteng-benteng peninggalan kolonial yang menghadap ke laut lepas. Bahkan, karena banyaknya benteng di Sabang membuatnya dikenal dengan sebutan “Kota Seribu Benteng”.

Kota Sabang di Pulau Weh dapat dijangkau dengan kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lhue di Kota Banda Aceh sekira 14 mil laut. Tersedia dua armada kapal cepat dengan waktu tempuh 45 menit dan feri biasa dengan waktu tempuh 90 menit. Untuk terbang ke Banda Aceh dapat menggunakan Garuda Indonesia dari Jakarta maupun Medan yang terbang pulang pergi dua kali sehari. Untuk akomodasi di Sabang ada beragam dapat dipilih seperti di Sumur Tiga, Sabang Hill, Pantai Gapang, atau nikmati rumah-rumah penginapan yang ada di sisi tebing tepat di atas bibir Pantai Iboih.

SABANG MARINE FESTIVAL 2015

SABANG MARINE FESTIVAL 2015



Akhir tahun ini liburan Anda perlu memasukan Sabang di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam daftarnya. Itu karena selain Aceh menjadi lokasi puncak perayaan Hari Nusantara, juga di Pulau Weh menggelar Sabang Marine Festival 2015. Kegiatan tersebut akan berlangsung pada 12-15 Desember 2015 dengan menghadirkan para pelayar mancanegara. Beragam rangkaian acara akan hadir seperti cerita anak bangsa dan pagelaran seni budaya. Anda juga bisa menyaksikan lomba mancing, karnaval budaya, perlombaan masyarakat, pagelaran budaya, serta pertunjukan barongsai.

Kegiatan Sabang Marine Festival digelar untuk memperkenalkan potensi kelautan dan keindahan Sabang pada dunia internasional. Akan diperkenalkan pula dermaga "Marina Lhok Weng" kepada komunitas pelayar dunia yang menampung sekitar 100 yacht. Dengan marina tersebut ditargetkan ke depan, Sabang dapat menjadi lokasi tujuan utama para pelayar atau wisata yacht sehingga menambah angka kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Sabang Marine Festival juga diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan kawasan perbatasan Negara RI, membuka peluang investasi di sektor pariwisata, serta meningkatkan peningkatan devisa negara dan membuka lapangan kerja pada masyarakat pencari kerja sektor pariwisata.

Sabang Marine Festival digagas oleh Badan Pengembangan Kawasan Sabang (BPKS) didukung Pemerintah Kota Sabang, Pemerintah Provinsi Aceh, serta Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Event ini juga disokong beberapa institusi vertikal yang ada di Sabang seperti Imigrasi, Bea Cukai, Angkatan Laut, Karantina, Polres Sabang dan lainnya.

Sabang merupakan kota di Pulau Weh yang kemudian lebih popular daripada nama pulau induknya sendiri. Sabang menjadi kota pelabuhan dan pintu gerbang Indonesia di ujung barat dan paling utara di Indonesia. Pelabuhannya diminati wisatawan mancanegara, hal ini terlihat banyak kapal pesiar (cruise) internasional yang singgah di Pelabuhan Sabang untuk melihat keindahan taman laut di seputar Pulau Weh.

Sabang merupakan telah lama menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang menawarkan surga bagi para penyelam. Di sini Anda dapat menikmati alam bawah lautnya untuk bertemu ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami. Selain bahari, di Sabang ada pula gunung serta hutan yang masih alami dan terjaga menunggu dikunjungi. Di Sabang dapat pula ditelusuri benteng-benteng peninggalan kolonial yang menghadap ke laut lepas. Bahkan, karena banyaknya benteng di Sabang membuatnya dikenal dengan sebutan “Kota Seribu Benteng”.

Kota Sabang di Pulau Weh dapat dijangkau dengan kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lhue di Kota Banda Aceh sekira 14 mil laut. Tersedia dua armada kapal cepat dengan waktu tempuh 45 menit dan feri biasa dengan waktu tempuh 90 menit. Untuk terbang ke Banda Aceh dapat menggunakan Garuda Indonesia dari Jakarta maupun Medan yang terbang pulang pergi dua kali sehari. Untuk akomodasi di Sabang ada beragam dapat dipilih seperti di Sumur Tiga, Sabang Hill, Pantai Gapang, atau nikmati rumah-rumah penginapan yang ada di sisi tebing tepat di atas bibir Pantai Iboih.