Jumat, 19 Juni 2015

FESTIVAL DANAU SENTANI (FDS) 2015


Sebagai salah satu lansekap alam terindah di Papua, Danau Sentani kembali mengundang wisatawan untuk hadir dalam kemeriahan acara Festival Danau Sentani (FDS) 2015. Agenda pariwisata yang telah digelar sejak 2007 ini akan berlangsung pada 19-23 Juni 2015. Pusat kemeriahan festival akan berlangsung di Dermaga Sentani, Kawasan Wisata Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Meskipun festival ini rutin diadakan tiap tahun namun wisatawan dipastikan tidak akan bosan karena selalu ada yang berbeda dalam perhelatannya. Diharapkan festival ini akan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Papua. Tahun ini FDS mengangkat tema  “Budayaku Sejahteraku” (My Culture My Prosperous) merupakan  ekspresi dari kecintaan terhadap sesama manusia melalui penguatan karakter budaya yang diimplementasikan dalam norma kehidupan yang damai.

Festival Danau Sentani (FDS) 2015 akan menghadirkan pertunjungan seni tari dan musik tradisional, pameran kuliner tradisional, dan kerajinan rakyat meliputi pameran benda-benda budaya, kerajinan batu cycloops, aksesoris, literatur budaya dan hasil-hasil pembangunan. Ada juga promosi wisata dan tour wisata di Danau Sentani, overland tour dan diplomatic tour.  Selain itu, akan ada pemecahan Rekor MURI untuk Tebar Benih Nila 1 Juta Ekor, Kerja Bakti Massal 10.000 orang, Pembersihan Danau Sentani  (Save Sentani Lake), juga Bursa Batu Cycloop (Save Cycloop Mountain).

Atraksi yang paling menarik adalah iring-iringan tarian di atas perahu (isolo) dari perwakilan 24 kampung di Danau Sentani yang mengambil titik awal bergerak di Pulau Asei Besar yang dipercaya sebagai pulau tertua di Danau Sentani.

Di hari pertama festival, Anda dapat menyaksikan berbagai kemeriahan mulai dari pagelaran budaya, pameran, dan berbagai lomba seperti FunBike, Fotografi, Lomba cipta Cenderamata, Lomba Cipta Burung Cenderawasih Imitasi, Yospan, Folksong, dan Suling Tambur. Akan ada pula perlombaan renang dan panahan yang melibatkan masyarakat  langsung.

Anda juga dapat melihat ratusan pemuda menari di atas perahu berhiaskan daun kelapa. Mengenakan baju adat, mereka akan menari sembari membawa hasil panen dan binatang buruan. Setelah dua kali mengelilingi danau, mereka akan turun dari perahu sembari terus menari dan bersorak sorai dan menari di panggung utama di dermaga yang ada di Pantai Kalkhote. Ini merupakan acara puncak di hari pembuka dan ciri khas Festival Danau Sentani.

Di hari kedua, akan ada rangkaian pelantikan Ondoafi, yaitu upacara pembayaran kepala adat yang merupakan perhelatan langka di Indonesia. Berikutnya, selama acara festival akan diikuti pula promosi daya tarik wisata Papua bersama promosi PON 2020 dimana Papua akan menjadi tuan rumahnya. Penyelenggaraan FDS 2015 dimaksudkan untuk mempromosikan potensi seni budaya dan obyek wisata, pelestarian seni budaya dan ekosistem Kabupaten Jayapura serta untuk  menggerakan ekonomi daerah serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten  Jayapura.

Danau Sentani adalah danau terbesar di Provinsi Papua, dengan luas sekitar 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75 m dpl. Danau ini terletak di Kabupaten Jayapura, dikelilingi 21 pulau kecil yang indah dan menyokong  24 desa yang bertengger di sekitarnya dengan orang-orang yang ramah dan kreatif mencipta kerajinan tangan terbaik di Tanah Papua.

Danau Sentani juga memilki ikatan sejarah dengan Perang Dunia II dimana dahulu merupakan tempat pelatihan untuk pendaratan pesawat amfibi. Landasan ini dibangun oleh Tentara Pendudukan Jepang yang kemudian diambil alih oleh Angkatan Darat AS tahun 1944 dibawah pimpinan Jenderal McArthur.

Kamis, 11 Juni 2015

FESTIVAL SRIWIJAYA: MENGENANG KEJAYAAN KERAJAAN SRIWIJAYA


Agenda pariwisata Sumatera Selatan tahun ini kembali menghadirkan Festival Sriwijaya yang akan digelar pada 11-14 Juni 2015. Acara tersebut akan berlangsung di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Palembang. Situs Karang Anyar Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya dipilih sebagai lokasi festival dengan harapan demi melestarikan situs dan memperkenalkan kembali sejarah dan keberadaan Kerajaan Sriwijaya kepada masyarakat.

Selama beberapa hari, festival ini menghadirkan berbagai kesenian dan pesta kuliner dari 16 perwakilan kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Akan turut tampil pula kesenian dari kabupaten dan kota dari luar Sumsel. 


Jadwal festival meliputi rangkaian acara berikut ini.

Tarian Kolosal 'Berjaya" 
Kamis, 11 Juni 2015, pukul 20.00 WIB
Panggung Utama Festival Sriwijaya, Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Video Mapping
Kamis, 11 Juni 2015, pukul 19.10 - 19.25 WIB
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Gelar Budaya 17 Kab/Kota dan Peserta dari luar Sumsel
Kamis-Minggu, 11-14 Juni 2015, pukul 19.00 - 21.30 WIB
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Hiburan Rakyat
Jumat-Sabtu, 12-13 Juni 2015, pukul10.00 - 15.00 WIB
Panggung Utama Festival Sriwijaya, Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Musik Etnis
Jumat, 12 Juni 2015, pukul 09.00 WIB - selesai
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Penampilan Dul Muluk se-Sumsel
Jumat - Sabtu, 12-13 Juni 2015, pukul 09.00 - selesai
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Festival Kuda Lumping
Kamis, 11 Juni 2015, pukul 09.00 WIB - selesai
Halaman MuseumSMB II, Palembang

Lomba Lukis dan Perupa
Jumat - Minggu, 12-14 Juni 2015, pukul 09.00 WIB - selesai
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Pagelaran Hasil Workshop Manajemen Sanggar Seni
Sabtu, 13 Juni 2015, pukul 09.00 WIB - selesai
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang

Pagelaran Workshop Wayang Kulit Palembang
Sabtu, 13 Juni 2015, pukul 09.00 WIB - selesai
Taman WIsata dan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Palembang


Festival ini diharapkan dapat melestarikan kebudayaan yang ada di daerah dan memperkenalkan kembali masyarakat Nusantara dengan jati dirinya sebagai manusia bahari. Kegiatan ini secara khusus sebagai upaya mengenang dan mempelajari sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Pembukaan festival sriwijaya berlangsung di kanal kuno yang terletak di sebelah barat Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. Pembukaan akan ditandai dengan pertunjukan teatrikal yang menggambarkan pelayaran Kerajaan Sriwijaya yang dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Pertunjukan teaterikal juga menjelaskan bagaimana proses kedatangan Dapunta Hyang dan pasukannya ke Palembang yang menjadi cikal bakal Kerajaan Sriwijaya. 

Saat pembukaan festival akan dibacakan prasasti yang ditemukan di Sumatera Selatan dan menjadi tonggak berdirinya Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Selain itu, dipentaskan juga tarian gending sriwijaya, yaitu tarian sakral yang dahulu hanya ditarikan oleh kalangan kerabat kerajaan. 

Pemprov Sumatera Selatan selaku penyelenggara Festival Sriwijaya akan mempromosikan gelaran festival tersebut ke kota-kota besar lainnya. Dalam promosi tersebut, pihaknya menggandeng asosiasi perhotelan dan Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA).

BALI AND BEYOND TRAVEL FAIR (BBTF) 2015


Bali bersiap menyelenggarakan kembali Bali & Beyond Travel Fair (BBTF). Acara tersebut akan berlangsung pada 11-12 Juni 2015 di Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan Beachwalk Kuta bersamaan dengan Festival Kesenian Bali  XXXVII. BBTF merupakan bursa pariwisata terbesar yang digelar di Bali dalam upaya mempromosikan dan menjual paket-paket wisata, serta mendorong penyebaran wisatawan dari Bali ke Indonesia Timur termasuk Lombok, Flores dan Pulau Komodo.

BBTF berusaha menjembatani dan memfasilitasi pelaku serta industri pariwisata internasional, juga memperkenalkan budaya Bali dan kekayaan budaya Nusantara di mata dunia internasional. Perusahaan, agen perjalanan, hotel & resor, operator pelayaran, perencana konvensi dan operator venue akan berkumpul di sini untuk memperkenalkan brand mereka masing-masing.

Selain itu, acara yang terdiri dari sesi B2B dan B2C ini akan memiliki program yang sangat banyak, bahkan disebut-sebut sebagai program B2B travel & tourism yang paling komprehensif di Asia Tenggara. Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) diselenggarakan oleh Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali dan didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata serta pemangku kepentingan pariwisata di Bali.

BBTF tahun lalu diikuti 450 sellers dengan mendatangkan 350 buyers dari mancanegara dengan total transaksi bisnis mencapai Rp 5 triliun. BBTF 2015 akan berbeda karena lebih fokus pada 3 segmen pasar atas yakni leisure, MICE dan wisata minat khusus. Tahun ini, BBTF juga lebih efisien, produktif dan dirancang sesederhana mungkin.



Informasi dan keterangan:

BBTF Secretariat Office
ASITA Bali Chapter

Jl. Raya Puputan No. 41, Renon Denpasar 80235

Telp. +62 361 243205, +62 361 243225, +62 361 7824599

Fax. +62 361 244263

Website. http://www.bbtf.or.id/contact.html

Rabu, 10 Juni 2015

FESTIVAL POTAPAKI: SEMARAK PULANG KAMPUNG DI WAKATOBI


Festival Potapaki bisa jadi satu-satunya pesta rakyat yang dikhususkan untuk menyambut perantau yang pulang ke desanya. Festival ini akan berlangsung pada 10 Juni – 19 Juli 2015, tepatnya di Desa Kulati Desa Kulati, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dalam bahasa setempat potapaki bermakna ‘mari bermusyawarah’, jadi festival ini merupakan ajang bersuka ria, melepas rindu sekaligus musyawarah besar saat perantau kembali ke desanya.

Festival tiga tahunan Potapaki juga menghadirkan berbagai atraksi budaya berupa tarian, nyanyian, permainan daerah maupun lomba dan kegiatan keagamaan akan menyemarakkan Kulati selama sebulan lebih.Jangan lewatkan pengalaman pesta barbeque ala Kulati yang disebut Hematua. Seluruh penduduk akan berkumpul di tepi pantai untuk memasak berbagai hasil laut dan bumi di atas batu yang sudah dibakar.

Puncak acara festival yang jatuh pada Hari Raya Idul Fitri akan menghadirkan dua jenis arak-arakan, yaitu Lemba Kangsodha dan Pajuju. Lemba Kangsodha adalah arak-arakan remaja yang baru saja menginjak usia akil balig. Remaja putera dan puteri ini dipikul dengan tandu berhiaskan bunga setelah melewati masa pingitan selama 8 hari 8 malam yang dikenal dengan ritual Sombo Alalungku. 

Lemba Kangsodha diikuti arak-arakan Pajuju, sebuah budaya asli Kulati yang sudah jarang ditemukan tetapi akan ditampilkan di Festival Potapaki. Pajuju adalah tumpukan kue karasi (kue tradisional khas Wakatobi) yang dibentuk menyerupai kubah bertingkat dan diisi makanan lokal termasuk hasil laut seperti ikan, lobster dan kerang.

Tingkatan kubah Pajuju erat hubungannya dengan ajaran Islam; bertingkat tiga menggambarkan Baitullah (Rumah Tuhan) sekaligus mengingatkan untuk beribadah haji, sedangkan bertingkat lima mengingatkan untuk sholat 5 waktu. Pajuju terbesar bertingkat tujuh, menggambarkan jumlah hari dalam seminggu dan tingkatan langit di alam semesta. Pajuju setinggi 4,5 meter dengan lingkar tengah 3 meter ini akan dipikul oleh 100 orang. Pajuju biasanya ditutup dengan Manga Lebu-Lebu atau makan bersama penuh keakraban antara seluruh penduduk desa dan pengunjung.

Festival Potapaki akan ditutup dengan pelepasan 1000 anak penyu di Pantai Hu’untete pada tanggal 19 Juli 2015. Hal ini sejalan dengan upaya masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar, baik darat maupun laut.

Potapaki merupakan tradisi Desa Kulati sejak zaman dahulu tetapi baru beberapa tahun terakhir dikemas sebagai festival. Tahun ini merupakan keempat kalinya festival diadakan dengan dana swadaya masyarakat, guna melestarikan sekaligus memperkenalkan budaya setempat kepada masyarakat luas – baik domestik maupun manca negara.

Desa Kulati sendiri merupakan sebuah desa di Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.  Kulati menjadi rumah bagi beragam kebudayaan yang masih terjaga serta panorama terbaik di Pulau Tomia. Indahnya pantai dengan hamparan pasir putih, air laut sejernih kristal, dan barisan tebing gagah pemecah ombak adalah segelintir dari banyak pesona yang ditawarkan desa ini.  Belum lagi pesona bawah lautnya yang sulit ditandingi dengan menghadirkan beraneka biota laut dan sensasi menjelajahi bangkai kapal perang Jepang (Japanese shipwreck).



Jadwal dan informasi Festival Potapaki silakan menghubungi pihak berikut.

H. Muhammad Djunaidi (Ketua Panitia Festival Potapaki)

0852 4157 1447

Selasa, 09 Juni 2015

NEW CITIES SUMMIT JAKARTA 2015: SEIZING THE URBAN MOMENT-CITIES AT THE HEART OF GROWTH AND DEVELOPMENT


Juni 2015, untuk pertama kalinya di Asia, DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi The New Cities Summit. Acara tersebut akan berlangsung pada 9-11 Juni 2015 di Ciputra Artpreuneur, Ciputra World 1 Jakarta, Jl Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan. New Cities Summit merupakan pertemuan kepala daerah dari berbagai kota di dunia yang keempat kalinya dimana sebelumnya digelar di Paris (Prancis), Sao Paulo (Brazil), dan Dallas (Amerika Serikat). Tahun ini, konferensi tersebut akan mengambil tema “Seizing the Urban Moment: Cities at the Heart of Growth and Development”.

The New Cities Summit merupakan konferensi global terkemuka yang mendiskusikan masa depan kota-kota di dunia. Selain perwakilan dari kota-kota negara maju juga akan hadir setidaknya 800 prominent persons seperti walikota, CEO, pengusaha, akademisi, seniman, dan inovator. Mereka akan berkumpul untuk mendiskusikan pengembangan kota. Selain itu, penyelenggaraan New Cities Summit 2015 juga akan mengumpulkan inovasi perkotaan terbaik di dunia lewat seri "WhatWorks short-talk Series" dan “Jakarta Urban Challenge”.

Hal utama pembahasan The New Cities Summit adalah permasalahan kota di berbagai belahan Bumi yang masih sama seperti masalah transportasi, kesehatan, pendidikan, sampah, pemukiman, dan lainnya. Sebagaimana informasi bahwa migrasi urban terjadi begitu intensif dan masif. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), populasi penduduk perkotaan di dunia melonjak pesat sejak 1950, dari sebelumnya 746 juta jiwa menjadi 3,9 miliar jiwa pada 2014.

Dipilihnya Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan tersebut karena dianggap sebagai kota di Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling dinamis dan cepat. Dengan menjadi tuan rumah The New Cities Summit nantinya DKI Jakarta dapat belajar dan barter penerapan teknologi, kebijakan, dan program yang diterapkan kota di negara lain dalam mengatasi permasalah ibu kota. Selain itu, kesempatan ini juga sebagai ajang promosi pariwisata Jakarta.

CEO New Cities Foundation John Rossant menjelaskan bahwa pihaknya memilih kawasan Asia untuk pelaksanaan kegiatan New Cities Summit 2015 karena banyak perkembangan yang positif terjadi. Salah satunya karena memiliki pertumbuhan paling cepat dibandingkan negara lainnya.

"Kami merasa bahwa inilah waktu yang tepat untuk Indonesia dan Jakarta yang merupakan salah satu kota paling dinamis di dunia dan memiliki pertumbuhan paling cepat di Asia sehingga pantas jadi tuan rumah“.

Pihaknya, lanjut Rossant, juga telah menerima informasi dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bahwa ibu kota memiliki sejumlah permasalahan dan melihat bahwa permasalahan itu adalah kesempatan dimana Jakarta berhasrat memakai teknologi baru untuk lompat ke depan.

The New Cities Summit nantinya juga akan menghadirkan topik panel diskusi menarik yaitu "Animating Our Public Space" yang diselenggarakan bersama Global Cultural District Network. Bahasannya adalah terkait ruang publik dapat menjadi panggung bagi pertunjukan umum, festival jalanan, tata cahaya yang baik, dan karya seni publik dalam skala besar. Pembicaranya arsitek Ole Scheeren, artis dan pendiri Fearless Collective, Shilo Shiy Suleman, dan Marcus Westbury selaku pendiri Renew Newcastle Asutralia.



Informasi  terkait New Cities Summit 2015 dapat Anda lihat di laman www.newcitiessummit2015.org

Sabtu, 06 Juni 2015

FESTIVAL JAKARTA GREAT SALE 2015


Selama lebih dari satu bulan penuh mulai 6 Juni-12 Juni, Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2015 akan memeriahkan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-488. FJGS 2015 akan melibatkan tidak kurang dari 78 mal, beberapa pusat perbelanjaan dan ribuan toko di seluruh ibukota.

Acara yang mengusung tema "Jakarta Smart City, Smart Shopping" ini memungkinkan pengunjungnya mendapatkan diskon hingga 70% dan midnight sale yang menarik. Dengan adanya FJGS 2015, shopaholics dari dalam dan luar negeri diundang untuk menyerbu diskon di kota metropolitan ini.

FJGS 2015 kembali diselenggarakan oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov), setelah tahun lalu mendapat respon yang sangat besar dari shopaholic di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.

Ketua Komite FJGS 2015 sekaligus Ketua APPBI DPD DKI Jakarta, Ellen Hidayat, mengatakan bahwa di masa depan FJGS diproyeksikan menjadi ikon Jakarta Smart City dan Indonesia. Acara tahunan ini juga diharapkan dapat meningkatkan citra Jakarta sebagai tujuan belanja kelas dunia, serta membuktikan kepada orang Indonesia bahwa berbelanja di negeri sendiri jauh lebih baik daripada berbelanja di luar negeri.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal Ahok, menyatakan dukungannya atas FJGS ini. Ahok optimis bahwa Jakarta dapat dikenal sebagai tujuan belanja internasional yang menawarkan produk-produk berkualitas tinggi.

"Kami benar-benar mendukung festival ini, dan akan memberikan usaha yang terbaik untuk menarik pengunjung. Saya yakin bahwa wisatawan akan berbondong-bondong ke Ibukota asalkan produk yang dijual memiliki kualitas tinggi," tambah Ahok.

Pembukaan FJGS 2015 akan berlangsung di Baywalk Mall Pluit, Jakarta Utara, dimeriahkan dengan fashion show dan pesta kembang api. Seperti tahun-tahun sebelumnya, FJGS juga menampilkan program belanja khusus dan penawaran hadiah menarik melalui kartu FJGS Shopper selama festival. FJGS tahun ini menetapkan target transaksi sebesar Rp14,3 triliun, meningkat dari tahun lalu di angka Rp13 triliun.

PESTA ADAT ERAU DAN INTERNATIONAL FOLK & ART FESTIVAL (EIFAF) 2015


Pesta Adat Erau 2015 kembali digelar bersamaan dengan International Folk & Art Festival (EIFAF) pada 6-14 Juni di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini akan  diikuti oleh 30 paguyuban/sanggar seni di Kukar beserta 17 negara, yaitu: Bulgaria, Hongaria, Estonia, Latvia, Slovenia, Jerman, Polandia, Italia, Rusia, Mesir, Afrika Selatan, Malaysia, Filipina, Turki, Korea Selatan, Venezuela dan Amerika Serikat.

Pada 6 Juni, acara diawali dengan kirab budaya yang diikuti oleh delegasi mancanegara ataupun perwakilan sanggar seni dengan menempuh jarak kurang lebih 2 km di jalan utama Kota Tenggarong. Pembukaan Erau sendiri berlangsung pada 7 Juni pukul 09.00 WITA di Keraton Kutai, sedangkan pembukaan EIFAF 2015 dilaksanakan pada 10.00 WITA di Stadion Rondong Demang.

Selama berlangsungnya EIFAF 2015, warga maupun wisatawan dapat menikmati berbagai atraksi seni budaya baik lokal, Nusantara maupun mancanegara. Kesenian lokal seperti Kutai dan Dayak akan dikolaborasikan dengan kesenian mancanegara.

Penutupan Erau berlangsung pada 14 Juni 2015 di halaman keraton dengan acara puncak adat berupa Mengulur Naga dan Belimbur (siram-siraman air).

Pesta Adat Erau sendiri dalam bahasa kutai adalah “eroh” yang berarti ramai, riuh, ribut, atau suasana yang penuh sukacita. Kegiatan masyarakat Tenggarong ini mengandung banyak makna, baik yang bersifat sakral, ritual maupun hiburan. Erau terus dilestarikan sebagai upaya memelihara tradisi leluhur dengan melibatkan seluruh kesultanan, kerajaan dan masyarakat umum.

Pada pelaksanaannya, terdapat 3 macam Erau adat dalam lingkup Kesultanan Kutai, yaitu: Erau Tepong Tawar, dilaksanakan oleh kerabat keraton pada waktu tertentu berdasarkan keinginan pada suatu pekerjaan. Pada pelaksanaan ini, raja bergerak bebas tidak memiliki batasan; Erau Pelas Tahun, dilaksanakan oleh kerabat keraton yang berhubungan dengan aktivitas rakyat, ditujukan untuk membersihkan segala hal yang menganggu kehidupan di permukaan bumi dalam suatu wilayah pekerjaan; Erau Beredar di Kutai, dilaksanakan oleh kerabat keraton, ditandai dengan prosesi “Mendirikan Ayu” dan diakhiri dengan prosesi “Merebahkan Ayu”.

Erau memiliki tahap praprosesi dan prosesinya. Praprosesi memiliki beberapa ritual pendahuluan sebagai upaya untuk membuka komunikasi kepada alam gaib yang diyakini ada dan dapat saling memberikan manfaat dalam kehidupan nyata. Ada pula tahapan-tahapan membersihkan diri dari unsur-unsur jahat yang dilakukan oleh Sultan.

Kota Tenggarong sendiri merupakan kota yang dijuluki sebagai "Kota Raja" mengingat wilayah ini dahulu merupakan ibukota kesultanan Kutai Kartanegara dan berdiamnya makam para raja. Kota Tenggarong dapat ditempuh sekira 40 menit dari Kota Samarinda, sementara dari Balikpapan membutuhkan waktu 2 jam. Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten terkaya di Indonesia karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama batubara. Selain itu, wilayah ini juga menyimpan potensi wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam dan wisata ilmu pengetahuan.

Apabila Anda ingin tahu tentang peradaban Kutai, singgahlah di Desa Brubus, desa yang dahulu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Kutai. Di desa ini Anda dapat melihat berbagai peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia seperti batu kepala babi, kubu-kubu kuno dan lesong batu. Lengkapi perjalanan dengan mengunjungi Museum Mulawarman yang terletak di Jalan Diponegoro.

Pulau Kumala Tenggarong berada di tengah-tengah sungai Mahakam, luasnya sekitar 81,7 hektare. Di pulau ini terdapat Taman Rekreasi Pulau Kumala (TRPK) dengan penataan yang apik dan sanggup membuat Anda terkagum-kagum. Di sini tersedia lebih dari sepuluh wahana permainan yang bisa Anda jajal, termasuk sebuah resor dengan harga yang layak. Untuk menuju Pulau Kumala pun Anda bisa menggunakan kapal motor yang hanya memerlukan waktu dua menit dari dermaga kota Tenggarong. Pilihan lain Anda dapat menggunakan kereta gantung atau Skyline dengan harga tiket Rp60.000,00. Harga tersebut sepadan dengan pemandangan indah Sungai Mahakam dan Kota Tenggarong.

Informasi sejenis dapat dilihat di laman kutaikartanegara.com

Jumat, 05 Juni 2015

FESTIVAL DAWAI NUSANTARA 2015: ARTENTION OF SOUNDNESIA


Penggiat seni Kota Malang, Jawa Timur, mengajak seluruh seniman di Indonesia untuk terlibat dalam Festival Dawai Nusantara (FDN) pada 5-7 Juni 2015 di Taman Krida Budaya Malang. FDN merupakan wadah untuk pengembangan dan pelestarian musik Nusantara, khususnya media instrumen dawai yang terdapat di Indonesia. Acara ini baru pertama kali diselenggarakan.

Dengan tema "Artention of Soundnesia", FDN 2015 akan dimeriahkan dengan empat elemen acara, yaitu pertunjukan, workshop instrument, sarasehan dan pameran. Pertunjukan yang ditampilkan antara lain; musik tradisional yang memperkenalkan kepada publik tentang tradisi dan kekayaan material musik Indonesia; musik kreasi baru yang mengembangkan pelestarian musik Nusantara; pesta dawai dimana sekelompok/penampil bermain bersama-sama membawakan komposisi baru.

"Ada seni dan instrumen yang bentuknya dawai di Nusantara, cuma saat ini kesannya merupakan afiliasi di daerah tertentu. Festival ini menunjukkan bahwa alat musik dawai bisa direkonteksualisasi dengan kekinian", kata Koko Harsoe selaku Kurator Dawai Nusantara.

Banyak seniman dawai dari berbagai wilayah di Nusantara yang akan bergabung seperti dari Bandung, Cimahi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan, dan Sumatra. Para penyaji acara dalam agenda FDN 2015 juga merupakan penampil pilihan panitia yang diseleksi melalui undangan terbuka. Semangat yang dibawa dalam acara ini akan mengakomodir para pegiat dawai untuk menjalin komunikasi dan kedekatan. Info selengkapnya dapat ditemukan di sini.

Alat musik dawai atau senar akan menghasilkan suara jika dawainya digetarkan. Salah satu instrumen dawai tradisional yang populer hingga mancanegara adalah sasando, asalnya dari NTT. Alunan yang indah juga datang dari alat musik kecapi, berupa kotak resonasi yang memiliki dawai di bagian atasnya. Ada pula rebab, alat musik senar yang menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam.

Dari wilayah Jawa, seperangkat gamelan biasanya dilengkapi dengan celempung dan siter, yakni alat musik yang memiliki 11 dan 13 senar yang direntangkan di antara kotak resonator. Alat musik dawai lainnya masih cukup banyak, seperti salude dari Sangihe Sulawesi Utara, keso dan papandi dari Makassar.

Informasi sejenis dapat ditemukan di laman halomalang.com

Kamis, 04 Juni 2015

ACEH CULINARY FESTIVAL 2015


Provinsi Aceh terus menggeliat memajukan pariwisatanya dengan menggelar serangkaian kalender pariwisata selama 2015 ini. Nah, salah satu kegiatan yang patut untuk disambangi adalah hadirnya Aceh Culinary Festival 2015. Acara ini akan berlangsung selama tiga hari pada 4-6 Juni 2015 dengan mengambil tempat di Taman Ratu Safiatuddin, Kota Banda Aceh.

Festival kuliner tersebut akan menyajikan makanan khas dari seluruh daerah di Provinsi Aceh. Setidaknya makanan khas dari 23 kabupaten/kota di Aceh akan menjadi bagian dari perayaan dalam festival tersebut. Selain itu, gelaran Aceh Gelar Festival Kuliner 2015 juga akan disandingkan dengan dengan Jambore PKK Provinsi Aceh. Setidaknya 400 peserta dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh akan berpartisipasi dalam acara ini.

Sebanyak 30 anjungan pameran disediakan dan bagi peminat bisa mendaftarkan diri ke panitia untuk diseleksi. Peminat dapat segera mendaftarkan diri dengan mengirimkan profil produk kuliner dan usaha melalui email (festivalkulineraceh@gmail.com) atau menghubungi panitia Aceh Culinary Festival 2015 (08126952261 atau 081370709161). Pendaftaran peserta dibuka mulai 12 - 22 Mei 2015.

Peserta yang menawarkan menu khas tradisional Aceh menjadi prioritas utama. Panitia pelaksana membuka kesempatan kepada pengusaha rumah makan dan kafe maupun restoran, penggiat industri makanan rumah tangga, komunitas kuliner berpartisipasi menjadi peserta festival tahunan tersebut.

Untuk memeriahkan acara akan ada sejumlah rangkaian kegiatan seperti lomba dan demonstrasi memasak, parade makanan khas Aceh, pertunjukan musik, serta kenduri khas Aceh

Aceh Culinary Festival 2015 akan terus digelar setiap tahunnya untuk mempromosikan dan melestarikan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata kuliner yang popular di Indonesia. Aceh memiliki kekayaan kuliner khas dengan cita rasa yang berbeda sehingga perlu dilestarikan.

Rabu, 03 Juni 2015

KONSER PENTATONIX DI JAKARTA: "ON MY WAY HOME TOUR”


Grup akapela asal Amerika Serikat sekaligus pemenang Grammy Award yaitu Pentatonix, akan berjumpa dengan penggemar mereka di Indonesia untuk pertama kalinya pada 3 Juni 2015 di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta. Konser tersebut merupakan bagian dari "On My Way Home Tour" di Asia Tenggara yang juga akan berlangsung di Kuala Lumpur, Manila dan Singapura.

Pentatonix, yang terdiri dari Scott Hoying, Mitch Grassi, Kirstie Maldonado, Avi Kaplan, dan Kevin Olusola, memenangkan kompetisi bernyanyi The Sing-Off tahun 2011. Pentatonix yang juga sering disebut sebagai PTX, terkenal dengan harmonisasi vokalnya yang luar biasa dan aransemen ulang uniknya pada lagu-lagu populer. Terkadang, semua itu dikemas dalam bentuk medley, mereka pun kerap membawakan karya sendiri. Penampilan akapela mereka diwarnai sentuhan beat box dan vokal bass yang rendah, serta iringan dari perkusi vokal.

Karir mereka semakin menanjak setelah video musik mereka menjadi populer di Youtube. Awal tahun ini, Secara kumulatif, YouTube mereka telah dikunjungi 880 juta orang dan memiliki 7,8 juta pelanggan. Pentatonix menerima penghargaan Grammy untuk aransemen terbaik dalam medley Daft Punk.

Kedatangan Pentatonix tentunya mendapat sambutan yang hangat dari penggemarnya di Jakarta. Pihak promotor menambah jumlah tiket dari 2.000 menjadi 3.000, 1.000 tiket ditambahkan pada kelas festival. Menurut Anas Syahrul selaku CEO Rajawali Indonesia, promotor konser, sebagian besar tiket sudah terjual habis sehingga pihaknya memutuskan penambahan tiket.

"Kelas festival satu-satunya kelas yang masih memiliki cukup ruang untuk menampung penonton lebih banyak," jelas Anas Syahrul.

Tiket dibagi menjadi tiga kelas: Festival (Rp400 ribu), Gold (Rp750 ribu) dan Platinum (Rp1,5 juta). Untuk informasi selengkapnya bisa dilihar di www.rajawaliindonesia.com dan www.loketics.com.

Senin, 01 Juni 2015

FESTIVAL SABANG FAIR 2015


Pesta seni dan budaya tahunan, Festival Sabang Fair 2015 akan diselenggarakan pada 1-7 Juni di wilayah paling barat Indonesia yaitu Kota Sabang, Provinsi Aceh. Acara ini juga digelar untuk memperingati HUT ke-50 Kota Sabang yang jatuh pada 14 Juni. Acara ini digelar untuk mempromosikan Kota Sabang dan Provinsi Aceh dan diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan membuka investasi.

Festival Sabang Fair 2015 akan menampilkan berbagai kompetisi  dan pertunjukkan seni yang meliputi tari kontemporer, paduan tari tradisional dan kontemporer, musikalisasi puisi, serta cagok atau pertunjukkan lawak khas Aceh. Festival juga dimeriahkan dengan pameran produk kreatif, parade budaya, panggung seni dan upacara ulang tahun ke-50 Kota Sabang.

Festival Sabang Fair 2015 menampilkan pameran seni dan parade budaya sebagai cerminan kekayaan Kota Sabang dan Provinsi Aceh. Selain melibatkan 23 kota dan kabupaten dari seluruh Provinsi Aceh, Festival Sabang Fair 2015 juga diikuti delegasi dari negara-negara tetangga, seperti delegasi dari Penang dan Langkawi (Malaysia), serta delegasi dari Phuket (Thailand).

Sabang adalah kota yang terletak di Pulau Weh dan merupakan pintu gerbang di kawasan ujung barat Indonesia. Wisatawan dapat menikmati alam bawah lautnya dengan menyelam untuk menemukan ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami yang bukan ditanam atau budidaya. Perairan di Sabang merupakan tempat bertemunya Samudera Hindia dan Selat Malaka. Saat ini pun Sabang memperlengkapi atraksi wisatanya dengan penyelengaraan Sabang International Regatta.

Pesona Sabang menawarkan keelokan garis pantai yang indah, air laut biru dan bersih serta pepohonan nan hijau. Akan tetapi, bukan wisata bahari saja dapat ditemukan di Sabang. Ada gunung, danau, pantai, laut, serta hutannya yang masih alami dan terjaga menunggu dikunjungi. Belum lagi interaksi Anda dengan masyarakat setempat akan memberikan pengalaman yang berkesan.



Informasi selengkapnya dapat Anda lihat di laman

http://sabangfairfestival.com/